Kekerasan simbolik di media massa / Roekhan - Repositori Universitas Negeri Malang

Kekerasan simbolik di media massa / Roekhan

Roekhan (2010) Kekerasan simbolik di media massa / Roekhan. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Roekhan. 2009. Kekerasan Simbolik di Media Massa. Disertasi Program Studi Pendidikan Bahasa Indoensia Program Studi Pascasarjana Universitas Negeri Malang Pembimbing (I) Prof. Dr. H. Imam Syafi ie (II) Prof. Dr. H. Dawud M.Pd. (III) Dr. Djoko Saryono M.Pd. Kata kunci kekerasan simbolik media massa bentuk strategi dampak Media massa merupakan kekuatan keempat dalam negara demokrasi. Media massa merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan kebenaran. Akan tetapi dalam praktiknya media massa sering dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk kepentingan di luar media seperti kekuatan ekonomi politik dan lain-lain. Akibatnya kepentingan media (menyampaikan informasi yang objektif dan benar) kepada khalayak sering terabaikan. Informasi yang disampaikan oleh media massa sering bersifat bias. Pada kondisi inilah media massa sering terseret untuk melakukan kekerasan simbolik. Dalam penelitian ini dikaji kekerasan simbolik di media massa. Aspek kekerasan simbolik yang dikaji meliputi (a) bentuk kekerasan simbolik (b) strategi kekerasan simbolik dan (c) dampak kekerasan simbolik terhadap pembaca. Dalam penelitian ini digunakan rancangan analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Fairclough. Data penelitian ini berupa teks berita di koran dan teks penerimaan pembaca atas pemberitaan kasus semburan lumpur di koran. Teks berita dikumpulkan dari Jawa Pos Kompas Suara Pembaharuan dan Republika. Data penerimaan pembaca dikumpulkan dari koran dan di blok (dunia maya) yang ditulis oleh pembaca ideal (terdidik). Teks berita dianalisis dengan analisis wacana kritis analisis framing dan hermeneutika kritis. Tanggapan pembaca dianalisis dengan analisis resepsi. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan maujud (entity) kekerasan simbolik dalam teks berita yang berupa (a) makna kabur yang meliputi (i) makna bias (politik sosial budaya stereotipe dan penilaian bipolar) (ii) makna terlalu umum dan terlalu khusus dan (iii) makna implisit (makna implikatur konotatif kiasan dan hiperbolis) (b) logika bias yang meliputi (i) generalisasi berlebihan (ii) bukti yang lemah dan (iii) premis yang lemah/salah dan (c) nilai bias. Makna kabur logika bias dan nilai bias merupakan wujud informasi bias yang dipaksakan oleh media massa kepada pembaca. Strategi kekerasan simbolik yang ditemukan penelitian ini meliputi (a) penghalusan informasi yang meliputi (i) pelabelan positif (untuk menggugah rasa simpati dan kesan positif) dan pelabelan negatif (untuk menggugah rasa benci dan kesan negatif) dan (ii) pengonotasian (meninggikan merendahkan menguatkan dan melemahkan) dan pengiasan (pemetaforaan dan pengiasan tidak langsung) (b) pelogisan informasi yang meliput (i) penyebabakibatan (ii) penganalogian (iii) pemertentangan dan (iv) pemertegasan dan (c) pemositif-an informasi yang meliputi (i) peluhuran informasi (perujukan pada nilai komitmen perujukan pada nilai tanggung jawab perujukan pada nilai perjuangan dan pengorbanan serta perujukan pada nilai kejujuran keadilan dan kepatuhan) (ii) pemformalan informasi (perujukan pada nilai hukum dan nilai keilmuan) dan (iii) pemartabatan informasi (perujukan pada pakar ilmu dan teknologi perujukan pada pejabat negara dan perujukan pada tokoh masyarakat). Penghalusan pelogisan dan pemositifan informasi merupakan upaya penyembunyian informasi bias dalam teks berita. Dampak kekerasan simbolik terhadap pembaca tampak pada penerimaan pembaca atas informasi yang disampaikan oleh media massa. Penerimaan pembaca tersebut meliputi (a) penerimaan yang dilandasi pandangan dan sikap berprasangka yang meliputi (i) pandangan stereotipe (ii) rasa tidak percaya (iii) pandangan ilmiah yang bias dan (iv) pandangan hukum yang bias dan (b) penerimaan yang dilandasi pandangan dan sikap netral yang meliputi sikap netral yang bersumber dari (i) pandangan ilmiah yang benar (ii) pandangan budaya yang benar dan (iii) pandangan hukum dan agama yang benar. Penerimaan pembaca terhadap informasi dalam teks berita tidak dipengaruhi secara nyata oleh informasi bias yang disajikan oleh media massa tetapi tampak lebih dipengaruhi oleh pandangan dan sikap pembaca sendiri. Dengan demikian kekerasan simbolik tidak berdampak nyata pada pembaca ideal pada penerimaan mereka dalam waktu pendek. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan (a) wartawan dan pengelola media massa menjaga agar informasi yang disampaikan kepada khalayak tetap objektif benar menyeluruh dan berimbang (b) pembaca media koran perlu selalu mengasah daya kritisnya dan bersikap kritis dalam membaca teks berita (c) Dewan Pers diharapkan melaksanakan Undang-Undang Pers secara lebih tegas dan sungguh-sungguh (d) guru dan penulis bahan ajar hendaknya selalu berpikir dan bersikap kritis agar dapat menghindarkan pembelajaran yang dilakukan dan bahan ajar yang ditulis dari kekerasan simbolik serta memasukkan wacana kritis sebagai bahan perkuliahan di perguruan tinggi (e) peneliti berikutnya dapat meneliti kekerasan simbolik di media massa elektronik buku ajar praktik pembelajaran buku bacaan dengan menggunakan ancangan teori yang sama atau berbeda.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 17 Feb 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64229

Actions (login required)

View Item View Item