Zulkifli, H. (2009) Nilai budaya Banjar dalam cerita si Palui / H. Zulkifli. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Abstrak Setiap masyarakat memiliki budaya tertentu. Budaya tersebut merupakan bagian dari kehidupan masyarakat pendukungnya. Setiap masyarakat yang mendiami suatu daerah memiliki budaya tertentu termasuk adanya karya sastra yang hidup dan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Salah satu khazanah budaya daerah yang ada di Indonesia dalam hal ini di Kalimantan Selatan adalah karya sastra dalam bentuk cerita si Palui yang sampai saat ini masih hidup dan berkembang. Cerita si Palui yang dahulunya berstatus anonim kini sejak tiga puluh tahun lebih telah ditulis dan dipublikasikan pada harian Banjarmasin Post. Cerita si Palui disajikan dengan bahasa Banjar. Sebagai karya sastra cerita si Palui mengandung nilai budaya. Nilai budaya merupakan acuan atau sesuatu yang dianggap bernilai di dalam kehidupan masyarakat. Fokus penelitian ini meliputi nilai budaya Banjar yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan nilai budaya Banjar yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesama manusia nilai budaya Banjar yang berkaitan hubungan manusia dengan diri sendiri atau berkaitan dengan kegiatan manusia sebagai bentuk pengembangan dirinya dan nilai budaya Banjar yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menjelaskan nilai budaya Banjar yang terdapat di dalam cerita si Palui yang dipublikasikan melalui harian Banjarmasin Post. Dari segi teoretis hasil penelitian ini berguna untuk dijadikan bahan kajian budaya terutama untuk studi sastra dan dapat dijadikan sebagai masukan untuk menemukan dan mengkaji nilai budaya dalam karya sastra serta untuk mengembangkan sastra daerah Banjar. Dari segi praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk pembelajaran muatan lokal pada lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah di Kalimantan Selatan dan untuk memahami sebagian perilaku masyarakat Banjar. (sebagai pendekatan segenap pihak dalam rangka pembangunan masyarakat). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dengan alasan bahwa yang menjadi fokus penelitian adalah berupa nilai budaya. Peneliti bertindak sebagai instrumen kunci. Jenis penelitian ini disebut jenis penelitian hermeneutika. Data dalam penelitian ini adalah nilai budaya Banjar yang terdapat pada cerita si Palui. Sumber data penelitian adalah cerita si Palui yang dipublikasikan pada harian Banjarmasin Post dari 1 Februari 2006 sampai 31 Januari 2007. Hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa nilai budaya Banjar yang terdapat dalam cerita si Palui yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan meliputi nilai tobat syukur ikhlas qonaah sabar ingat pada Tuhan dan tawakkal. Ketujuh nilai tersebut secara langsung terkait dengan penerapan ajaran Islam. Hal ini juga berhubungan dengan salah satu identitas orang Banjar sebagai pemeluk Islam. Nilai budaya Banjar yang terdapat dalam cerita si Palui yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesama manusia meliputi nilai musyawarah persaudaraan gotong-royong tolong-menolong penyesuaian diri dan menghargai adat. Nilai budaya Banjar yang terdapat dalam cerita si Palui yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi nilai kerja keras teliti waspada disiplin koreksi diri hemat jaga diri mengikuti perkembangan zaman percaya pada diri sendiri tanggungjawab dan menerima kenyataan. Nilai budaya Banjar yang terdapat dalam cerita si Palui yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam meliputi nilai pelestarian alam penghematan air pelestarian hutan dan pemeliharaan lingkungan. Kesimpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa cerita si Palui yang dipublikasikan pada harian Banjarmasin Post mengandung nilai budaya Banjar yang cukup beragam tokoh Palui mencerminkan bagaimana dinamika dan perkembangan kehidupan orang Banjar. Kehidupan keseharian orang Banjar sangat terikat dengan nilai-nilai Islam. Sistem kekerabatan yang dikenal dengan istilah bubuhan dalam masyarakat Banjar juga memberikan corak tersendiri dalam pergaulannya sehari-hari. Orang Banjar dalam cerita si Palui juga menunjukkan adanya perasaan persaudaraan yang sifatnya lebih luas dan berusaha memelihara keberadaan dan kemandiriannya. Nilai budaya Banjar yang ditemukan dalam cerita si Palui juga memberikan perhatian yang besar terhadap hubungan manusia dengan alam. Karena itu salah satu yang terungkap melalui cerita si Palui adalah adanya keprihatinan terhadap keadaan lingkungan di Kalimantan Selatan. Sehubungan dengan hasil penelitian nilai budaya Banjar yang terdapat dalam cerita si Palui ini peneliti menyampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada para peneliti selanjutnya para dosen sastra dan guru muatan lokal Bahasa dan Sastra Banjar para pemegang kebijakan di lingkup provinsi Kalimantan Selatan dan Balai Bahasa Banjarmasin. Para peneliti selanjutnya diharapkan memanfaatkan hasil penelitian ini untuk melakukan penelitian tentang nilai budaya Banjar dalam sastra daerah Banjar selain cerita si Palui. Para dosen sastra dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan dalam pembelajaran sastra (khususnya sastra daerah) di perguruan tinggi. Para guru juga dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk bahan muatan lokal pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah Banjar. Para guru bekerja sama dengan para penulis cerita si Palui perlu menyusun kumpulan cerita si Palui yang dianggap layak untuk dijadikan bahan pembelajaran muatan lokal. Para pemegang kebijakan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam rangka membina mengembangkan dan melestarikan kebudayaan daerah Banjar. Kebijakan yang dimaksud bisa berupa penyusunan buku cerita si Palui untuk dijadikan salah satu bahan injformasi kebudayaan Banjar untuk kalangan masyarakat Banjar sendiri dan masyarakat lain termasuk para wisatawan. Buku cerita tersebut sebaiknya disajikan dalam bahasa daerah Banjar bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Balai Bahasa Banjarmasin bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan dinas yang menangani pariwisata dan kebudayaan perlu melaksanakan lomba penulisan cerita si Palui sekaligus lomba bercerita si Palui. Kegiatan ini bisa diikuti oleh kalangan pelajar mahasiswa dan masyarakat umum. Dengan kegiatan ini diharapkan sekaligus sebagai bagian upaya pemertahanan bahasa daerah Banjar.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 28 May 2009 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2009 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/64226 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |