Penggunaan tindak tutur siswa dalam percakapan di kelas / Arifin - Repositori Universitas Negeri Malang

Penggunaan tindak tutur siswa dalam percakapan di kelas / Arifin

Arifin (2009) Penggunaan tindak tutur siswa dalam percakapan di kelas / Arifin. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penggunaan tuturan siswa dalam percakapan siswa terhadap guru dan terhadap siswa di kelas dapat dikatakan sebagai penggunaan tindak tutur siswa dalam percakapan di kelas. Karena adanya pengaruh konteks penggunaannya termasuk norma sosial budaya penuturnya penggunaan tindak tutur siswa dalam percakapan di kelas dapat bervariasi yang ada pada suatu tempat berbeda dengan yang ada di tempat lain yang ada pada suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain yang ada pada suatu negara berbeda dengan yang ada di negara lain. Berdasarkan hal tersebut kajian terhadap penggunaan tindak tutur siswa dalam percakapan di kelas di SMA Lab IKIP Singaraja menarik dan perlu dilakukan. Penelitian ini berupaya menjawab masalah sebagai berikut. Bagaimanakah penggunaan tindak tutur siswa dalam percakapan di kelas di SMA Lab IKIP Singaraja Masalah tersebut mencakup hal sebagai berikut. Bagaimanakah penggunaan bentuk fungsi dan strategi penyampaian direktif dan asertif siswa dalam percakapan di kelas di SMA Lab IKIP Singaraja Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang tergolong studi kasus tunggal yang menggunakan ancangan sosiolinguistik dan pragmatik. Data penelitian terdiri atas dua jenis yaitu (1) data tuturan dan (2) data catatan lapangan. Data tuturan mengandung bentuk fungsi dan strategi penyampaian direktif dan asertif. Data catatan lapangan meliputi catatan lapangan deskriptif dan catatan lapangan reflektif. Data pertama diperoleh melalui teknik perekaman menggunakan tape recorder dan data kedua diperoleh melalui observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif. Prosedur analisis data menggunakan model tersebut melalui empat tahap yaitu (1) pengumpulan data (2) pereduksian data (3) penyajian data dan (4) penyimpulan temuan dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh temuan penelitian sebagai berikut. Penggunaan bentuk direktif dan asertif siswa dalam percakapan di kelas berupa tuturan bermodus deklaratif interogatif dan imperatif. Dalam percakapan siswa-guru dan percakapan siswa-siswa tuturan tersebut digunakan untuk menyampaikan berbagai kategori fungsi direktif dan asertif sesuai kebutuhan komunikasi mereka. Bentuk direktif dan asertif yang digunakan untuk menyampaikan berbagai fungsi tindak tutur tersebut menggunakan BI dengan varian linguistik bervariasi yang memperlihatkan adanya kewajaran dan kesantunan berbeda-beda. Penggunaan bentuk direktif dan asertif siswa yang demikian itu mencerminkan penggunaan BI berdasarkan norma sosial budaya dalam percakapan di kelas yang dilatari norma sosial budaya penggunaan BL-Singaraja. Hal itu berarti bahwa siswa SMA sebagai suatu masyarakat tutur dalam percakapan kelas mempunyai bentuk direktif dan asertif yang diwujudkan dengan piranti linguistik bervariasi untuk membedakan hubungan sosial mereka. Penggunaan fungsi direktif dan asertif siswa dalam percakapan di kelas cukup bervariasi. Dalam percakapan siswa-guru penggunaan fungsi direktif siswa berupa pertanyaan dan permintaan. Dalam percakapan siswa-siswa penggunaan fungsi direktif berupa permintaan pertanyaan perintah dan pengizinan. Penggunaan fungsi asertif siswa baik dalam percakapan siswa-guru maupun dalam percakapan siswa-siswa berupa penyampaian laporan penyampaian pendapat penerimaan dan penolakan. Berbagai kategori fungsi direktif dan asertif tersebut masing-masing diwujudkan dengan tuturan imperatif deklaratif atau imperatif yang diformulasikan menggunakan BI dengan varian linguistik yang bervariasi yang memperlihatkan adanya kewajaran dan kesantunan berbeda-beda. Penggunaan fungsi direktif dan asertif siswa yang demikian itu mencerminkan penggunaan BI berdasarkan norma sosial budaya dalam percakapan di kelas yang dilatari norma hubungan sosial budaya penggunaan BL-Singaraja. Hal itu berarti bahwa siswa SMA sebagai suatu masyarakat tutur dalam percakapan di kelas mempunyai fungsi direktif dan asertif bervariasi dan mempunyai piranti linguistik dengan variasi tersendiri untuk menyatakan masing-masing fungsi tindak tutur tersebut. Penggunaan strategi penyampaian direktif dan asertif siswa berupa strategi langsung dan tidak langsung. Strategi langsung digunakan untuk menyampaikan berbagai kategori fungsi direktif dan asertif yang terkait langsung dengan topik pembelajaran. Strategi tidak langsung digunakan untuk menyampaikan berbagai kategori fungsi direktif dan asertif yang terkait dan tidak terkait langsung dengan topik pembelajaran. Strategi penyampaian fungsi direktif dan asertif tersebut diwujudkan dengan tuturan dalam berbagai bermodus yang menggunakan BI dengan varian linguistik bervariasi yang memperlihatkan adanya kewajaran dan kesantunan berbeda-beda. Penggunaan fungsi direktif dan asertif siswa yang demikian itu mencerminkan penggunaan BI berdasarkan norma sosial budaya dalam percakapan di kelas yang dilatari norma sosial budaya penggunaan BL-Singaraja. Hal itu berarti pula bahwa siswa SMA sebagai suatu masyarakat tutur dalam percakapan di kelas mempunyai strategi penyampaian direktif dan asertif yang diwujudkan dengan piranti linguistik untuk menyatakan fungsi-fungsi direktif dan asertif mereka dengan gaya kontekstual berbeda-beda. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan simpulan sebagai berikut. (a) Siswa SMA sebagai suatu masyarakat tutur dalam percakapan di kelas mempunyai bentuk direktif dan asertif yang diwujudkan dengan piranti linguistik bervariasi untuk membedakan hubungan sosial mereka. (b) Siswa SMA sebagai suatu masyarakat tutur dalam percakapan di kelas mempunyai fungsi direktif dan asertif bervariasi dan mempunyai piranti linguistik dengan variasi tersendiri untuk mengekspresikan masing-masing fungsi tindak tutur tersebut. (c) Siswa SMA sebagai suatu masyarakat tutur dalam percakapan di kelas mempunyai strategi penyampaian direktif dan asertif yang diwujudkan dengan piranti linguistik untuk mengekspresikan fungsi-fungsi direktif dan asertif mereka dengan gaya kontekstual berbeda-beda. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut disarankan hal-hal sebagai berikut. Bagi guru hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk merancang aktivitas belajar mengajar yang dapat menumbuhkan dan memelihara motivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Bagi kepala sekolah temuan penelitian ini dapat memberi masukan untuk merencanakan dan menciptakan suasana pendidikan dan pengajaran yang kondusif di sekolah yang dipimpinnya. Bagi peneliti berikutnya dalam rangka replikasi jangkauan penelitian ini dapat diperluas.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 29 Jul 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64223

Actions (login required)

View Item View Item