Perilaku pembuatan keputusan pendidikan berbasis kearifan budaya Sasak (studi multi kasus pada DPRD NTB, Dinas Dikpora NTB dan SMK Pertanian Pembangunan Negeri Mataram) / Lalu Basuki Rahman - Repositori Universitas Negeri Malang

Perilaku pembuatan keputusan pendidikan berbasis kearifan budaya Sasak (studi multi kasus pada DPRD NTB, Dinas Dikpora NTB dan SMK Pertanian Pembangunan Negeri Mataram) / Lalu Basuki Rahman

Rahman, Lalu Basuki (2015) Perilaku pembuatan keputusan pendidikan berbasis kearifan budaya Sasak (studi multi kasus pada DPRD NTB, Dinas Dikpora NTB dan SMK Pertanian Pembangunan Negeri Mataram) / Lalu Basuki Rahman. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Lalu Basuki Rahman. 2014. Perilaku Pembuatan Keputusan Pendidikan Berbasis Kearifan Budaya Sasak (Studi Multi Kasus pada DPRD NTB DINAS DIKPORA NTB dan SMK Pertanian Pembangunan Negeri Mataram). Disertasi. Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Hj. Nurul Ulfatin M.Pd (II) Prof. Dr. Hendyat Soetopo M.Pd (III) Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal M.Pd. Kata kunci perilaku pembuatan keputusan kearifan Budaya Sasak legislatif eksekutif Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) yang dilaporkan oleh UNDP per 14 Maret 2013 naik tiga peringkat. Pada tahun 2012 menduduki peringkat 124 (dari 178 negara) menjadi urutan ke-121 dari (185 negara) pada tahun 2013. Kondisi IPM masyarakat NTB menunjukkan peringkat 33 dari 34 Provinsi dengan kualitas pembangunan manusia yang rendah baik dilihat dari sektor pendidikan kesehatan maupun ekonomi yang mempengaruhi rangking IPM. Dari sisi alokasi anggaran pemerintah provinsi untuk pendidikan per siswa per tahun berdasarkan temuan Indonesia Governance Index (IGI) sebagai kelanjutan dari Partership Governance Index (PGI) NTB menempati urutan terakhir dari 33 provinsi di Indonesia yaitu hanya Rp.4.511. Pemerintah terus menerus menyempurnakan strategi pembangunan pendidikan mulai dari mengimplimentasikan otonomi daerah yang merupakan bentuk kebijakan pemerintah yang sangat strategis dan meningkatkan anggaran APBN maupun APBD yaitu minimal 20 persen anggaran untuk pendidikan. Hal ini berkaitan dengan perilaku pembuatan keputusan. Dengan demikian peneliti akan menggali dan mengamati serta memaparkan bagaimana perilaku legilatif dan eksekutif dalam pembuatan keputusan khususnya di bidang pendidikan dari sudut pandang kearifan Budaya Sasak. Pembuatan keputusan merupakan fungsi strategis dalam manajemen organisasi dan kepemimpinan. Fokus utama penelitian ini berupa bagaimanakah perilaku pembuatan keputusan pendidikan berbasis kearifan Budaya Sasak pada DPRD NTB DINAS DIKPORA NTB dan SMK PP N Mataram Fokus penelitian ini dijabarkan menjadi beberapa sub fokus (1) Nilai-nilai kearifan Budaya Sasak yang melandasi perilaku pembuatan keputusan pendidikan (2) peran stakeholders sebagai sumber penguat proses pembuatan keputusan pendidikan berbasis kearifan Budaya Sasak (3) teknik dan proses pembuatan keputusan pendidikan berbasis kearifan Budaya Sasak dan (4) substansi kebijakan pendidikan berbasis kearifan Budaya Sasak pada legilatif dan eksekutif di NTB sebagai penjabaran kebijakan pendidikan nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang termasuk jenis fenomenologi dengan rancangan studi multi kasus. Sebagai instrumen kunci peneliti hadir dan berinteraksi langsung di lokasi penelitian dengan pengumpulan data melalui studi dokumentasi wawancara mendalam dan pengamatan. Lokasi penelitian yaitu pada DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (kasus 1) DINAS DIKPORA NTB (kasus 2) dan SMK SPP N Mataram (kasus 3). Analisis data dilakukan dua tahap yaitu analisis data kasus individu dan analisis data lintas kasus dengan teknik siklus komparatif konstan. Pelaksanaan pengecekan keabsahan data didasarkan pada empat kriteria yaitu derajat kepercayaan keteralihan kebergantugan dan kepastian. Penelitian ini melalui tahap-tahap yang terdiri atas tahap persiapan tahap pelaksanaan dan tahap pasca penelitian. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) nilai-nilai kearifan Budaya Sasak yang melandasi perilaku pembuatan keputusan pendidikan terdiri dari nilai onyak tao tindih semaik reme adung jamak hinabudi waraboga kapingtabaksana maliq merang patut patuh dan patju semua nilai dapat diterapkan dalam seluruh proses pembuatan keputusan mulai dari perencanaan penetapan dan pelaksanaan keputusan dan sebagai sumber motivasi metode produk dan tujuan pembuatan keputusan (2) stakeholders mempunyai peranan masing-masing sebagai organisasi pendidikan sosial dan dakwah mewujudkan masyarakat Sasak yang madani kuat maju mandiri produktif dan religius sebagai lokus Budaya Sasak dengan meningkatkan harkat martabat dan marwah dengan pengetahuan ilmu teknologi dan seni berbasis Budaya Sasak dan berperan dalam penelitian survey advokasi serta ada yang berperan khusus membela dan mendukung sesama perempuan serta peran stakeholders terlihat pada seluruh proses manajemen pendidikan yang terdiri dari proses perencanaan dan pengorganisasian sampai implementasi keputusan dan pengevaluasian (3) Ada tiga teknik pembuatan keputusan pendidikan berbasis budaya Sasak yaitu teknik pelagak lekong belah teknik sangkep dan teknik gundem dan proses pembuatan keputusan pendidikan berbasis budaya Sasak berbentuk siklus terdiri atas langkah-langkah a) berembun saling tembung saling tari b) rapah c) minger ra i d) genduh rase krame e) gawe karye periri paer dan f) besentulak dan perebak jangkih dan (4) substansi kebijakan pendidikan yang telah menjadi keputusan pendidikan pada lembaga politis dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan sekolah sebagai lembaga operasional pendidikan serta substansi kebijakan pendidikan sebagai keputusan pendidikan pada legislatif dan eksekutif NTB sesuai dengan penerapan kearifan Budaya Sasak dan sesuai pula sebagai penjabaran kebijakan pendidikan nasional. Berdasarkan hasil penelitian diberikan saran kepada (1) bagi pengambil kebijakan diharapkan mengangkat dan menerapkan nilai-nilai kearifan budaya lokal dalam pembuatan keputusan sebagai dasar pembentukan budaya Nasional Indonesia (2) bagi pimpinan lembaga yang diteliti mempertahankan perilaku pembuatan keputusan berbasis kearifan budaya lokal dan mempertimbangkan hasil penelitian untuk mengembangkan perilaku pembuatan keputusan (3) bagi pemimpin lembaga di tempat lain hendaknya dapat menelaah hasil penelitian ini sebagai pertimbangan untuk mengembangkan kebijakan pendidikan berbasis budaya di lembaga maising-masing (4) bagi pengembang teori manajemen pendidikan terus mengembangkan khazanah ilmu manajemen pendidikan khususnya yang menyangkut perilaku organisasi terutama pada nilai-nilai yang melandasi pembuatan keputusan teknik dan proses serta keterlibatan stakeholders dalam pembuatan keputusan dan (5) bagi peneliti lain menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi yang masih bisa dikembangkan untuk penelitian selanjutnya dengan pendekatan subyek lokasi dan fokus yang berbeda.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S3 Manajemen Pendidikan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 04 May 2015 04:29
Last Modified: 09 Sep 2015 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/63943

Actions (login required)

View Item View Item