Perubahan organisasional institusi pendidikan tinggi tenaga kesehatan (studi multisitus pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya) / Nang Randu Utama - Repositori Universitas Negeri Malang

Perubahan organisasional institusi pendidikan tinggi tenaga kesehatan (studi multisitus pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya) / Nang Randu Utama

Utama, Nang Randu (2013) Perubahan organisasional institusi pendidikan tinggi tenaga kesehatan (studi multisitus pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya) / Nang Randu Utama. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Utama Nang Randu. 2013. Perubahan Organisasional Institusi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan (Studi Multisitus pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya). Disertasi Program Studi Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Willem Mantja M.Pd. (II) Prof. Dr. Hendyat Soetopo M.Pd. (III) Prof. Dr. Ibrahim Bafadal M.Pd. Kata kunci perubahan perubahan organisasional politeknik kesehatan Suatu organisasi akan selalu terkait dengan perubahan. Perubahan yang terjadi di dalam organisasi merupakan suatu proses adaptasi lingkungan sehingga organisasi tersebut dapat bertahan bahkan semakin mampu meningkatkan dan mengembangkan potensi yang ada di dalam organisasi itu sendiri. Hal ini berarti bahwa perubahan organisasional merupakan salah satu pokok penting dari proses kehidupan organisasi. Perubahan organisasional tidak hanya terjadi pada tingkat organisasi namun juga melibatkan aspek individu sebagai anggota dalam organisasi terutama ketika perubahan bersifat masif terjadi secara menyeluruh. Penelitian ini bermaksud mengungkap lebih mendalam mengenai perubahan organisasional yang terjadi pada institusi pendidikan tinggi tenaga kesehatan dengan sub fokus penelitian yaitu (a) proses perubahan organisasional (b) perubahan struktur (c) perubahan manajemen (d) perubahan kebijakan ketenagaan (e) perubahan budaya (f) makna perubahan organisasional. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan rancangan studi multi situs. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam observasi dan studi dokumentasi. Pengecekan kredibilitas data dilakukan dengan teknik triangulasi pengecekan anggota perpanjangan waktu pengamatan transferabilitas dan konfirmabilitas melalui teknik audit trail. Data yang terkumpul melalui ketiga teknik tersebut diorganisir ditafsir dan dianalisis secara berulang baik melalui analisis dalam situs (individual site analysis) maupun analisis lintas situs (cross-site analysis) untuk menyusun konsep dan abstraksi temuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama proses perubahan organisasional merupakan kebijakan pemerintah pusat yang diawali dengan rencana penggabungan beberapa akademi kesehatan menjadi politeknik kesehatan untuk tujuan efisiensi kelembagaan dan mengantisipasi berbagai tuntutan perkembangan di bidang pendidikan melalui kegiatan sosialisasi secara intensif untuk membangun pemahaman individu terhadap perubahan yang terjadi. Kedua perubahan struktur organisasi yaitu perubahan hirarki dan posisi dalam organisasi dimana hanya ada satu posisi direktur politeknik pembantu direktur ketua jurusan ketua program studi serta kepala bagian dan unit penunjang. Perubahan struktur organisasi menyebabkan terjadinya sistem birokrasi menjadi panjang dan berjenjang sehingga komunikasi menjadi terbatas dan koordinasi menjadi tidak optimal terutama bagi kampus daerah. Untuk mengatasi masalah ini dengan (a) Membangun komunikasi secara intensif melalui pemanfaatan kemajuan teknologi media informasi dan melalui berbagai kegiatan rutin organisasi (b) Meningkatkan koordinasi secara komprehensif berdasarkan aturan birokrasi yang berlaku sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi (c) Komunikasi dan koordinasi yang dibangun antar individu maupun satuan unit kerja harus dilandasi dasar saling terbuka dan saling menghargai. Ketiga perubahan dalam manajemen yaitu pengelolaan organisasi dilakukan secara terpusat dan terpadu dimana pengembangan organisasi menjadi lebih baik dan terarah dalam mencapai keberhasilan organisasi yang sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan di masa depan. Keempat perubahan kebijakan ketenagaan yaitu adanya kebijakan dalam penyediaan pengembangan dan pendayagunaan sumber daya manusia dalam satu lingkup kesatuan organisasi. Perubahan kebijakan ketenagaan ini menyebabkan terjadinya kekurangan tenaga pada unit tertentu sehingga sebagian tenaga yang ada memiliki tugas dan tanggung jawab rangkap. Untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan tenaga dan spesifikasi tugas yang diperlukan maka dilakukan penempatan pegawai lintas unit kerja atau sharing ketenagaan dan kepada pegawai yang memiliki tugas rangkap diberikan pemahaman bahwa semua tugas dan tanggungjawab harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya dengan cara membagi waktu secara bijaksana. Kelima perubahan budaya yaitu tercipta kebiasaan dan identitas baru organisasi namun tetap memperhatikan ciri khas yang ada. Perubahan organisasional selalu terbentur dengan adanya pola pikir lama yang masih dimiliki individu sehingga memicu perbedaan konsep dan pemahaman terhadap pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi. Solusinya diatasi dengan upaya menyamakan persepsi melalui berbagai kegiatan bersama yang dilakukan atas dasar saling percaya transparan dan komitmen serta saling menghargai sebagai sebuah teamwork yang solid. Keenam perubahan organisasional dimaknai sebagai perubahan yang membawa manfaat yaitu (a) penataan institusi pendidikan menjadi semakin jelas dan terarah baik dalam hal pengembangan jenjang karier dosen maupun dalam pengembangan organisasi serta demi eksistensi organisasi di masa depan (b) terwujudnya efisiensi dalam manajemen organisasi (3) terwujudnya sumber daya organisasi yang besar. Namun perubahan juga membawa kerugian baik bagi individu maupun organisasi yaitu (a) hilangnya jabatan dan posisi tertentu dalam organisasi (b) peluang untuk menjabat menjadi semakin kecil (c) kreativitas menjadi terbatas (d) berkurangnya otonomi dan kewenangan akademi setelah menjadi jurusan maupun program studi. Saran-saran dalam penelitian ini disampaikan kepada (1) Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Kesehatan (Badan PPSDM Kesehatan) agar dapat menjelaskan arah maksud dan tujuan dari perubahan organisasional sehingga semua pihak dapat lebih memahami dan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi selanjutnya dan kemudian menyelenggarakan pertemuan-pertemuan baik dalam skala nasional regional maupun lokal untuk membangun kerjasama yang lebih baik (2) Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan (Kapusdiknakes) agar dapat melakukan hubungan komunikasi dan koordinasi secara intensif dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam upaya peningkatan kualitas lembaga pendidikan dan kualitas lulusan yang dihasilkan (3) Pengelola organisasi dalam hal ini Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes RI sebagai pemimpin organisasi dan sekaligus sebagai pengelola tertinggi organisasi agar dapat lebih memperhatikan seluruh staf demi membangun persatuan dan kesatuan segenap individu dalam organisasi dan selalu memberdayakan sumber daya manusia sehingga mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) terhadap organisasi Politeknik Kesehatan (4) Peneliti lain juga dapat mengembangkan kajian pada perubahan organisasional misalnya mengenai sistem manajemen terpadu efektivitas organisasi manajemen perubahan atau manajemen konflik.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S3 Manajemen Pendidikan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 31 Dec 2013 04:29
Last Modified: 09 Sep 2013 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/63925

Actions (login required)

View Item View Item