Manajemen konflik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif (studi multikasus tiga sekolah inklusif di Kota Surabaya) / Siti Jaiyaroh - Repositori Universitas Negeri Malang

Manajemen konflik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif (studi multikasus tiga sekolah inklusif di Kota Surabaya) / Siti Jaiyaroh

Jaiyaroh, Siti (2013) Manajemen konflik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif (studi multikasus tiga sekolah inklusif di Kota Surabaya) / Siti Jaiyaroh. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Katakunci manajemen konflik pendidikan inklusif stakeholders sekolah inklusif. Pendidikan Inklusif diselenggarakan dalam rangka mewujudkan pendidik- an yang humanis demokratis non diskriminatif dan untuk semua sebagaimana Declaration Of Human Right (1948) Declaration Of Education For All (1990) Salamanca Statement (1994) UUD Republik Indonesia 1945 Undang-Undang Nomor 20 / 2003 tentang Sisdiknas dan Permendiknas Nomor 70 / 2009 tentang Pendidikan Inklusif. Sebagai paradigma baru penyelenggaraan pendidikan Inklusif yang berbeda dari sistem pendidikan yang ada selama ini banyak menimbulkan konflik. Hal ini dipicu oleh ketidaksiapan sumber daya yang ada. Diperlukan manajemen konflik agar konflik yang terjadi berfungsi konstruktif sehingga penyelenggaraan pendidikan inklusif menjadi efektif. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mendalam tentang mana- jemen konflik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif terutama tentang (1) Jenis konflik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif (2) sumber konflik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif dan (3) strategi penyelesaian konflik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan rancangan studi multikasus. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam observasi partisipan dan dokumentasi. Analisis data dilakukan pada kasus individu dan lintas kasus. Untuk memperoleh keabsahan dan kredibilitas data dilakukan proses triangulasi sumber data dan metode diskusi teman sejawat dan kecukupan referensi. Penyusunan rancangan studi multikasus dilakukan melalui pengumpulan data yang relevan dan analisis yang teliti mengikuti alur reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan penting pertama untuk mengelola konflik agar konstruktif sehingga penyelenggaraan pendidikan inklusif menjadi efektif diperlukan manajemen konflik yang diawali dengan melakukan (1) identifikasi jenis dan sumber konflik (2) merencanakan strategi penyelesaian konflik dan (3) memecah kan masalah dengan melakukan intervensi. Temuan penelitian tentang jenis konflik dalam penyelenggaraan pendi- dikan inklusif terdapat (1) konflik internal pada guru reguler siswa dan orang tua siswa ABK maupun reguler dan (2) konflik eksternal antara pihak sekolah dengan dinas pendidikan pengawas guru SLB dan masyarakat sekitar. Temuan tentang sumber konflik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif meliputi (1) ketidak siapan stakeholders sekolah inklusif (2) kurangnya sumber informasi dan (3) kurangnya dukungan dari pemerintah. Sedangkan temuan tentang strategi penyelesaian konflik adalah (1) sosialisasi berkelanjutan (2) menumbuhkan kesadaran (3) meningkatkan kompetensi guru (4) mengusahakan dukungan pemerintah (5) meningkatkan partisipasi masyarakat dan (6) memaksimalkan forum evaluasi program inklusif. Kesimpulan penelitian ini (1) tidak adanya kesiapan stakeholders sekolah inklusif berpotensi terjadi konflik internal dan eksternal (2) kurangnya sumber informasi berupa sosialisasi dan petunjuk teknis serta kurangnya dukungan dari dinas menyebabkan terjadinya penolakan dan ketidakpahaman stakeholders sekolah inklusif terhadap ABK sehingga penyelenggaraan pendidikan inklusif belum efektif (3) Agar pendidikan inklusif berjalan efektif perlu strategi sosialisasi berkelanjutan upaya menumbuhkan kesadaran meningkatkan kompetensi guru mengusahakan dukungan pemerintah meningkatkan partisipasi masyarakat dan memaksimalkan forum evaluasi program inklusif. Kepada pihak terkait disarankan sebagai berikut (1) Kepada kepala sekolah inklusif perlu melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman dan menumbuhkan kesadaran stakeholders sekolah inklusif agar ada kesiapan untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif (2) kepada guru sekolah inklusif perlu meningkatkan kompetensi dengan mempelajari buku petunjuk mengikuti diklat sharing dalam forum inklusif atau browsing internet sehingga memiliki kesiapan untuk membelajarkan ABK (3) kepada Guru SLB sekitar tidak perlu khawatir kehabisan siswa karena SLB akan menjadi pusat sumber bagi sekolah inklusif di sekitarnya (4) kepada pemerintah melalui dinas pendidikan agar lebih siap memberikan dukungan dengan melakukan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan inklusif menyediakan guru pembimbing khusus memberikan pembekalan kepada stakeholders sekolah inklusif memberikan buku-buku petunjuk menyiapkan pusat sumber/ resource centre serta menunjuk perguruan tinggi sebagai mitra sekolah inklusif (5) untuk Perguruan Tinggi lembaga pendidikan tinggi kependidikan (LPTK) semua jurusan hendaknya ada tambahan mata kuliah pendidikan inklusif agar lulusannya langsung memperoleh ilmu tentang teknis implementasi pendidikan inklusif guna mendukung komitmen nasional (6) kepada Kemendikbud hendaknya melakukan sosialisasi/ publikasi pendidikan inklusif kepada masyarakat luas memperkuat komitmen nasional dengan membudayakan pendidikan inklusif melakukan perubahan Sistem Pendidikan Nasional yang mendukung pendidikan inklusif menyebarkan petunjuk teknis meningkatkan mutu pelatihan teknis memberikan bantuan sarana prasarana khusus termasuk resource center di setiap kab/kota mendukung pendanaan dan membuat kebijakan terkait kebutuhan guru pembimbing khusus dan (7) kepada peneliti lanjut hasil penelitian ini hendaknya dijadikan pijakan untuk memperdalam pengkajian tentang manajemen konflik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif sesuai perkembangan terkini setelah ada Komitmen Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia untuk mendukung pendidikan inklusif dan setelah ada Gerakan Nasional Pembudayaan Pendidikan Inklusif yang diprakarsai oleh Direktorat PPK/LK Dikdas sehingga diperoleh teori-teori baru yang membawa manfaat lebih luas bagi kemajuan penyelenggaraan pendidikan inklusif.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S3 Manajemen Pendidikan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 01 Apr 2013 04:29
Last Modified: 09 Sep 2013 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/63910

Actions (login required)

View Item View Item