Komunikasi informal dalam meningkatkan kualitas lulusan (studi multi kasus pada Sekolah Dasar Tawangalun Lor 01, Sekolah Dasar Tawangalun Lor 03, dan Sekolah Dasar Kepatihan 06 di Kabupaten Tawangalun) / Sri Handayani - Repositori Universitas Negeri Malang

Komunikasi informal dalam meningkatkan kualitas lulusan (studi multi kasus pada Sekolah Dasar Tawangalun Lor 01, Sekolah Dasar Tawangalun Lor 03, dan Sekolah Dasar Kepatihan 06 di Kabupaten Tawangalun) / Sri Handayani

Handayani, Sri (2012) Komunikasi informal dalam meningkatkan kualitas lulusan (studi multi kasus pada Sekolah Dasar Tawangalun Lor 01, Sekolah Dasar Tawangalun Lor 03, dan Sekolah Dasar Kepatihan 06 di Kabupaten Tawangalun) / Sri Handayani. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Disertasi. Progran Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Prof. H. Ahmad Sonhadji K. H. MA. Ph. D. (II) Prof Willem Mantja M. Pd (III) Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal M. Pd. Kata kunci komunikasi informal kualitas lulusan sekolah dasar. Komunikasi dalam dunia pendidikan menjadi kunci yang cukup determinan dalam mencapai tujuan. Seorang guru dosen betapa pun pandai dan luas pengetahuannya bila tidak mampu mengkomunikasikan pikiran pengetahuan dan wawasannya tidak akan efektif menyampaikan transformasi pengetahuan kepada siswanya. Kegagalan komunikasi pendidikan lebih banyak di sebabkan salah satu komponen komunikasi baik komunikator maupun komunikan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kurangnya optimalisasi proses komunikasi yang sedang berlangsung berakibat tujuan pendidikan dan tujuan instruksional yang ditetapkan tidak tercapai atau gagal. Berdasarkan studi pendahuluan dapat disimpulkan bahwa ketiga kasus memiliki karakter yang berbeda. Pada kasus pertama status Sekolah Standar Nasional terakreditasi A. Jumlah siswa 1314. Proses komunikasi informal pada sekolah tersebut dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan pola komunikasi sebagian besar termasuk komunikasi interaksional. Pada kasus kedua status sekolah Rintisan Standar Internasional (RSD-BI) terakreditasi A jumlah siswa 441. Sekolah dilengkapi oleh tehnologi informasi (TI) pembelajaran memanfaatkan multimedia. Proses komunikasi informal sebagian besar dilakukan secara tidak langsung. Pola komunikasi sebagian besar termasuk pola komunikasi interaksional. Pada kasus ketiga Sekolah Standar Nasional jumlah siswanya 568 terakreditasi A. Proses komunikasi informal dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pola komunikasi termasuk pola komunikasi interaksional. Fokus utama penelitian ini adalah peran komunikasi informal dalam meningkatkan kualitas lulusan. Fokus tersebut secara rinci adalah (1) proses dan komponen-komponen komunikasi informal (2) model atau pola-pola komunikasi informal (3) peran komunikasi informal dalam meningkatkan kualitas lulusan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi multi kasus. Untuk memperoleh data peneliti merupakan instrumen kunci datang langsung di lapangan untuk mendapatkan data melalui (1) wawancara mendalam (2) observasi dan (3) dokumentasi. Lokasi penelitian adalah (1) SDN Tawangalun Lor 01 kasus 1 (2) SDN Tawangalun Lor 03 ( RSD-BI) kasus 2 dan SDN kepatihan 06 kasus 3. Analisis data dilakukan melalui dua tahap yaitu (1) analisis data kasus individu (2) analisis data lintas kasus dengan tehnik siklus komparatif konstan. Pengecekan keabsahan data dengan credibility dependability dan confirmability. Tahapan penelitian ini adalah perencanaan memasuki lapangan pengumpulan data analisis data menarik diri dan penulisan laporan. Kesimpulan penelitian pertama proses dan komponen-komponen komunikasi informal pada tiga sekolah dasar malalui tiga tahapan yaitu (1) penginterpretasian motif komunikasi (2) penyandian dan (3) pengiriman pesan. Adapun komponen-komponen komunikasi terdiri dari (1) konteks (2) komunikator (3) pesan (4) sistem pengantar (5) komunikan dan (6) umpan balik( feedback). Dua proses komunikasi yang berlangsung di SDN Tawangalun Lor 01 banyak memanfaatkan komunikasi secara langsung. Pada SDN Tawangalun Lor 03 kasus 2 proses komunikasi informal sebagian besar dilakukan secara tidak langsung. Pada SDN Kepatihyan 06 kasus 3 proses komunikasi dilakukan secara langsung dan tidak langsung dengan media telepon. Tiga komunikasi antar warga sekolah antara warga sekolah dengan pihak terkait dapat diklasifikasikan menjadi empat pola/model yaitu (1) model komunikasi linier komunikasi searah komunikator menyampaikan pesan /informasi kepada komunikan dan komunikan tidak memberikan feedback (umpan balik) (2) model komunikasi interaksional yaitu komunikasi dua arah antara komunikator yang menyampaikan pesan dan komunikan penerima pesan memberikan umpan balik (3) model komunikasi sirkuler yaitu komunikasi dua arah dengan intensitas tinggi komunikator dan komunikan mempunyai fungsi yang sama baik sebagai komunikator maupun komunikan komunikasi seperti lingkaran. (4) model komunikasi transaksional dalam berkomunikasi ada proses kooperatif contohnya terjadi pada komunikasi antara kepala sekolah dengan komite sekolah pada kasus 1. Empat oleh karena warga sekolah dan antara warga sekolah dengan pihak terkait dalam proses komunikasi secara langsung maupun tidak langsung memanfaatkan komponen-komponen komunikasi secara optimal dan hanya menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan proses pendidikan dan pembelajaran maka mutu lulusan dapat ditingkatkan. Berdasarkan hasil penelitian disampaikan saran kepada pertama pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten KepalaUPTD Pengawas Sekolah hendaknya memberdayakan komunikasi informal dengan proses yang sesuai dan memanfaatkan komponen-komponen komunikasi secara benar untuk menyampaikan informasi penting agar kualitas lulusan dapat ditingkatkan. Kedua kepala sekolah sebaiknya menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan dalam menerapkan komunikasi informal untuk meningkatkan kualitas pendidikan maupun kualitas lulusan. Ketiga guru sebagai ujung tombak untuk mencetak lulusan yang berkualitas sebaiknya memiliki komitmen tinggi dengan cara berkomunikasi secara optimal baik dalam pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas. Keempat orangtua siswa hendaknya berperan aktif untuk memotivasi putra- putrinya memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan sekolah dan menjalin hubungan harmonis dengan pihak sekolah dalam rangka keberhasilan dan kesuksesan putra-putrinya. Kelima bagi peneliti lain sebaiknya menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan referensi yang bisa dikembangkan melalui penelitian lebih lanjut dengan pendekatan subyek lokasi tema yang lain.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S3 Manajemen Pendidikan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 02 Apr 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/63871

Actions (login required)

View Item View Item