Prakondisi implementasi kebjakan peningkatan kompetensi guru (Studi multi kasus pada SMP Negeri 6, SMP Santa Maria, dan MTs Negeri Mulawarman di kota Banjarmasin) / Acep Supriadi - Repositori Universitas Negeri Malang

Prakondisi implementasi kebjakan peningkatan kompetensi guru (Studi multi kasus pada SMP Negeri 6, SMP Santa Maria, dan MTs Negeri Mulawarman di kota Banjarmasin) / Acep Supriadi

Supriadi, Acep (2010) Prakondisi implementasi kebjakan peningkatan kompetensi guru (Studi multi kasus pada SMP Negeri 6, SMP Santa Maria, dan MTs Negeri Mulawarman di kota Banjarmasin) / Acep Supriadi. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Supriadi Acep. 2009. Prakondisi Implementasi Kebijakan Peningkatan Kompetensi Guru (Studi Multi Kasus pada SMP Negeri 6 SMP Santa Maria dan MTs Negeri Mulawarman di Kota Banjarmasin). Disertasi Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Willem Mantja M.Pd (II) Prof. H. Ahmad Sonhadji K. H. MA. Ph.D (III) Prof. Dr. H. Hendyat Soetopo M.Pd. Kata kunci prakondisi implementasi kebijakan kompetensi guru SMP Negeri 6 SMP Santa Maria MTs Negeri Mulawarman Banjarmasin Prakondisi implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru di sekolah sangat penting karena guru merupakan ujung tombak terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Orang yang paling bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan meningkatkan kompetensi guru adalah kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab penuh terhadap kemampuan guru dan berhak memberikan dukungan dan perlindungan kepada mereka. Kemampuan setiap kepala sekolah dalam melaksanakan kebijakan berbeda. Perbedaan itu terletak pada kemampuan mereka dalam melaksanakan prakondisi terhadap kebijakan. Prakondisi meliputi faktor komunikasi sumber daya disposisi sikap pelaksana dan struktur birokrasi. Dalam praktek hasil kondisi itu berbeda setiap sekolah bergantung kepada kasus masing-masing. Penelitian ini bermaksud mengungkap lebih mendalam tentang prakondisi pelaksanaan kebijakan peningkatan kompetensi guru oleh kepala sekolah pada tiga sekolah di kota Banjarmasin yang memiliki karakteristik berbeda. Fokus penelitian ini tertuju pada dua fokus yaitu (1) Prakondisi yang mendukung implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru yang dirinci berikut ini (a) komunikasi mendukung pelaksanaan kebijakan peningkatan kompetensi guru di sekolah (b) sumber daya mendukung implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru di sekolah (c) disposisi sikap pelaksana mendukung implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru di sekolah (d) struktur birokrasi mendukung implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru di sekolah. (2) Prakondisi kebijakan peningkatan kompetensi guru yang dilaksanakan di sekolah yang dirinci berikut ini (a) komunikasi implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru yang dilaksanakan di sekolah (b) sumber daya implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru yang dilaksanakan di sekolah (c) disposisi sikap pelaksana implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru yang dilaksanakan di sekolah dan (d) struktur birokrasi implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru yang dilaksanakan di sekolah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan rancangan studi multi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (indepth interviewing) observasi berperanserta dan studi dokumentasi. Pengecekan kredibilitas data dilakukan dengan teknik triangulasi pengecekan anggota dan diskusi teman sejawat. Sedangkan pengecekan auditabilitas data penelitian oleh para pembimbing sebagai independent auditor untuk mengauditnya. Data yang terkumpul melalui ketiga teknik tersebut diorganisir ditafsir dan dianalisis secara berulang-ulang baik melalui analisis dalam kasus (individual cases analysis) maupun analisis lintas kasus (cross-cases analysis) guna menyusun konsep dan abstraksi temuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan Pertama kualitas komunikasi pada tiga sekolah di kota Banjarmasin dilihat dari sumber yang menyampaikan pesan yang disampaikan media yang digunakan dan penerima pesan yang dilaksanakan di sekolah cukup mendukung pelaksanaan kebijakan sekolah. Komunikasi yang disampaikan sudah arif bijaksana menarik cermat tepat sasaran terbuka bahkan sudah bernuansa agamis tetapi disayangkan dalam komunikasi yang dilaksanakan belum sepenuhnya memperhatikan aspek situasi kondisi dengan gaya komunikasi yang berbeda sehingga terkesan arogan. Kedua kualitas sumber daya yang tersedia cukup mendukung pelaksanaan kebijakan sekolah terutama bila dilihat dari ketersediaan fisik peralatan baik secara kuantitas maupun kualitas dan dana pembiayaan secara kuantitas baik namun kualitas masih kurang dan sedikit parah dilihat dari dimensi sumber daya manusia yang tersedia baik secara kuantitas maupun kualitas masih kurang. Ketiga kualitas disposisi sikap pelaksana cukup mendukung kepala sekolah mengetahui apa yang harus dilaksanakan dan memiliki motivasi yang tinggi namun dalam melaksanakan tidak memiliki kemampuan yang sama. Keempat kualitas struktur birokrasi cukup mendukung dapat dilihat dari efisiensi birokrasi yang diterapkan sudah sederhana tidak berbelit-belit penggunaan acuan/SOP belum mengarah pada visi misi sekolah koordinasi kurang dan pemanfaatan sumber daya sudah optimal namun dari pelaksanaan belum mengenai sasaran. Kelima komunikasi yang dilaksanakan dengan berbagai pendekatan formal dan nonformal baik yang dilakukan melalui rapat internal rapat guru surat edaran pemberitahuan dengan pengeras suara antar kelas atau pada saat upacara dan papan pengumuman sampai diskusi kecil antar guru. Keenam sumber daya yang dilaksanakan dengan mengadakan pelatihan lokakarya seminar MGMP penelitian diskusi dan penataan ruang guru. Ketujuh disposisi sikap pelaksana yang dilaksanakan sekalipun belum sepenuhnya terbuka namun sudah memudahkan memberikan solusi dan mampu mendorong keinginan untuk berbuat lebih baik. Kedelapan struktur birokrasi yang dilaksanakan mengarah pada efisiensi dan sudah sederhana mempunyai pembagian tugas dan pemisahan tanggung jawab antara kepala sekolah wakasek dan guru namun disayangkan koordinasi diantara mereka kurang baik dan banyak yang melupakan standar acuan visi misi yang semestinya diacu dengan baik. Saran-saran dari penelitian ini antara lain disampaikan kepada (1) Kantor Dinas Pendidikan Nasional dan Departemen Agama diharapkan menjadwal secara periodik kunjungan ke sekolah-sekolah agar mengetahui persis permasalahan di sekolah secara objektif dan tidak hanya menerima laporan tertulis saja (2) Sekolah melalui kepala sekolah diharapkan tetap menjalin hubungan baik dengan guru mengadakan kunjungan kelas secara rutin dan terprogram misal dalam seminggu dua kali untuk memberikan saran-saran perbaikan selalu memberikan motivasi kepada mereka serta kepala sekolah dalam hal pengembangan proses pembelajaran harus dapat memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada guru (3) Peneliti dan peneliti lain diharapkan selalu mengembangkan lebih jauh lagi kajian tentang implementasi kebijakan peningkatan kompetensi guru karena hal ini sangat urgen dan (4) Program studi manajemen pendidikan diharapkan menjadi bahan replikasi keilmuan dalam bidang kajian yang sejenis ke arah memperkaya khasanah ilmu manajemen pendidikan.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S3 Manajemen Pendidikan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 12 Mar 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/63828

Actions (login required)

View Item View Item