Implementasi pengembangan kurikulum dan pembelajaran sekolah dasar Islam terpadu (SDIT): studi multi-situs pada tiga sekolah di Provinsi Benua Etam / Mukhamad Ilyasin - Repositori Universitas Negeri Malang

Implementasi pengembangan kurikulum dan pembelajaran sekolah dasar Islam terpadu (SDIT): studi multi-situs pada tiga sekolah di Provinsi Benua Etam / Mukhamad Ilyasin

Ilyasin, Mukhamad (2009) Implementasi pengembangan kurikulum dan pembelajaran sekolah dasar Islam terpadu (SDIT): studi multi-situs pada tiga sekolah di Provinsi Benua Etam / Mukhamad Ilyasin. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Salah satu model pengelolaan sekolah dasar di Indonesia selain yang sudah dikelola secara konvensional pada umumnya adalah sekolah dasar Islam terpadu (SDIT). Sebagai salah satu bentuk sekolah dasar yang baru sekolah dasar Islam terpadu (SDIT) merupakan sekolah dasar Islam yang memadukan antara kurikulum sekolah dasar dengan kurikulum agama dan unggulan sekolah. SDIT merupakan lembaga pendidikan dasar alternatif yang mampu bersaing dan berkontribusi terhadap upaya akselerasi peningkatan kualitas sumber daya manusia pada umumnya. Kemunculan sekolah dasar Islam terpadu (SDIT) di Indonesia pada tahun 2000-an disponsori oleh jaringan sekolah Islam terpadu (JSIT) sebuah lembaga yang berfungsi memberikan dan menghimpun berbagai sekolah Islam terpadu yang memiliki tiga misi utama yakni sekolah islami efektif dan bermutu. Secara umum keberadaan SDIT dibanding dengan SD umum terletak pada pengem-bangan kurikulum dan pembelajarnya yang lebih ditekankan pada kurikulum dan pembelajaran terpadu. Ada tiga fokus yang perlu dijawab dalam penelitian ini yakni (1) imple-mentasi pengembangan kurikulum SDIT yang berbasis agama (2) implementasi pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum serta (3) optimalisasi potensi yang dimiliki dalam pengembangan kurikulum dan pem-belajaran di SDIT. Penelitian ini dilakukan di tiga SDIT yaitu SDIT Borneo1 kota minyak SDIT Borneo 2 kota Gasbumi dan SDIT Borneo 3 kota Batubara di Provinsi Benua Etam dengan menggunakan pendekatan Kualitatif. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan studi multi-situs. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data meliputi (1) teknik pengamatan partisipatif dan berperan serta (2) teknik wawancara mendalam (3) teknik dokumentasi. Sedangkan informannya dipilih dengan menggunakan teknik purposif yang dipadukan dengan teknik snowball sampling. Data yang terkumpul melalui berbagai teknik tersebut diperiksa dan dilakukan reduksi data penyajian data dan verifikasi data. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan credibility (keterpercayaan) transferability (keteralihan) dependability (kebergantungan) dan confirmability (kepastian). Begitu data secara keseluruhan selesai diperiksa data yang terkumpul dianalisis dengan analisis dalam situs maupun analisis antar situs. Melalui penelitian ini diperoleh temuan-temuan. Pertama Model kuri-kulum yang digunakan pada sekolah dasar Islam terpadu (SDIT) adalah kurikulum terpadu (integrated curriculum) yang dilakukan dengan cara mensinergikan antara kurikulum Pendidikan Nasional (Diknas) kurikulum Agama (Al-Islam) dan muatan lokal (Mulok) menggunakan sistem fullday school. Kurikulum terpadu dilandasi oleh nilai-nilai ajaran Islam sebagai spirit dan motivasi sehingga pembelajaran lebih humanis holistik otentik dan bermak-na sesuai dengan karakteristik pembelajaran terpadu. Proses dan tahapan implementasi pengembangan kurikulum dimulai dari unit terkecil dan unsur paling bawah yakni guru bidang studi. Implementasi melibatkan pimpinan sekolah guru orangtua yayasan dan pakar. Faktor determinan yang mempe-ngaruhi implementasi adalah faktor idiologis agama (nilai/spirit bahwa bekerja adalah ibadah dan pendidikan adalah sarananya) faktor psikologis (meningkatkan citra lembaga pendidikan Islam) dan faktor sosiologis ( kultur dan tuntutan hidup masyarakat modern kedepan). Proses implemantasi diakhiri dengan kegiatan evaluasi. Kedua Implementasi pembelajaran terpadu pada SDIT secara teknis dapat dibedakan menjadi dua yakni secara akademis dan non akademis. Secara akademis esensi implementasi pembelajaran terpadu adalah proses internalisasi nilai-nilai ajaran Islam ke dalam mata pelajaran umum. Secara non-akademis implementasi pembelajaran terpadu dilakukan dengan pemberian kegiatan pendukung yang bernuansa agama dan sosial. Implementasi pembelajaran terpadu dilandasi spirit dan nilai-nilai kebersamaan saling menghormati saling memberi dan menerima dijiwai oleh rasa tanggungjawab bersama dalam mendidik anak sebagai amanah dan ibadah kepada Allah Swt. Ketiga Optimalisasi potensi yang dimiliki prioritaskan dan dilakukan pada beberapa unsur dengan cara sebagai berikut (1) kepercayaan dan dukungan orang tua meningkat dioptimalkan dengan jalinan kerjasama yang baik dengan cara meningkatkan kualitas partisipasi baik sebagai pemberi pertimbangan (advisory) sebagai pendukung kegiatan (supporting) dan mediator (2) kultur masyarakat dan kepercayaan publik yang mendukung dijadikan sebagai dasar serta acuan penentuan kebutuhan dalam menentukan model dan karakteristik sekolah ke depan (3) kehidupan keagamaan pengelola yang kuat dijadikan sebagai spirit dan motivasi dalam beribadah dan ungkapan syukur kepada Allah Swt dengan cara melakukan pembinaan yang lebih intensif (kuantitatif maupun kualitatif) (4) budaya organisasi yang kuat hal ini merupakan kekuatan internal yang baik dalam melakukan pengembangan sebuah organisasi khususnya organisasi sekolah dilakukan dengan instusionalisasi secara lebih luas tidak hanya dalam lingkungan sekolah namun dalam komunitas yang lebih luas utamanya melalui interaksi dengan orang tua serta pengemabngan jaringan eksternal yang lebih luas dalam bentuk kerjasama dan kemitraan dengan lembaga /badan terkait. Dengan berbagai upaya tersebut ketiga misi pengembangan SDIT yakni misi akademis misi dakwah dan misi sosial/politik lebih bisa dimaksimalkan. Dari berbagai penemuan diatas disarankan untuk lebih mengupayakan penciptaan peluang bagi sekolah dalam mengembangkan jaringan yang lebih luas seyogyanya dibentuk forum komunikasi antar yayasan pendidikan Islam lebih mengembangkan budaya akademik yang islami dan mengarah pada budaya mutu serta penelitian tindak lanjut dengan harapan lebih memberikan legitimasi bahwa pengembangan sekolah dasar Islam (SDI) dengan sistem full-day school tidak bertentangan dan relevan dengan makna pendidikan yang sesungguhnya.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S3 Manajemen Pendidikan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 02 Apr 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/63792

Actions (login required)

View Item View Item