Pengaruh penerapan model pengembangan self-science terhadap kecerdasan emosional siswa sekolah menengah pertama / Musa Sukardi - Repositori Universitas Negeri Malang

Pengaruh penerapan model pengembangan self-science terhadap kecerdasan emosional siswa sekolah menengah pertama / Musa Sukardi

Sukardi, Musa (2009) Pengaruh penerapan model pengembangan self-science terhadap kecerdasan emosional siswa sekolah menengah pertama / Musa Sukardi. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Remaja di Indonesia sebagai generasi sekarang banyak yang mengalami kesulitan secara emosional. Kemerosotan emosi ini berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian disebabkan oleh kurangnya perhatian keluarga sekolah dan masyarakat. Perilaku sosial emosional yang muncul berupa perilaku kesepian dan pemurung perilaku beringas dan kasar perilaku rendahnya sopan santun perilaku cemas dan gugup dan perilaku impulsif yang dilakukan remaja dan anak-anak. Kondisi ini menyiratkan betapa pentingnya aspek emosi dan sosial dikembangkan kepada siswa khususnya siswa sekolah menengah pertama yang berada pada kelompok usia remaja awal. Pada usia sekolah menengah pertama ini para siswa sedang mencari identitas diri yang seringkali menimbulkan problem-problem emosional. Apabila problem emosi ini berlarut-larut tanpa teratasi dengan baik maka dapat berakibat terganggunya aktivitas siswa sebagai pelajar dan anggota masyarakat. Problem emosi siswa-siswa ini diduga karena meraka tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan emosi dan keterampilan mengembangkan emosi. Pembelajaran emosi dapat diberikan melalui berbagai kegiatan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di sekolah pengembangan emosi dapat diberikan melalui program bimbingan dan konseling. Penerapan model pengembangan self-science merupakan salah satu solusi stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan emosional. Penerapan model pengembangan self-science ini dapat dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan di kelas maupun di luar kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pengembangan self-science dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Tujuan tersebut dirinci menjadi tujuan khusus yaitu menguji (1) perbedaan hasil kecerdasan emosional siswa sebelum dan sesudah perlakuan penerapan model pengembangan self-science dan (2) perbedaan hasil kecerdasan emosional pada siswa yang diberi perlakuan model pengembangan self-science dan pada siswa yang diberi pembelajaran atau pengembangan sebagaimana biasanya. Penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimen nonequivalent control group design. Tempat penelitian dilakukan di SMP Negeri 17 Malang. Subyek penelitian dipilih dua kelas. Satu kelas dijadikan kelompok eksperimen dan satu kelas yang lain dijadikan kelompok kontrol. Subyek penelitian berjumlah 40 siswa pada kelas eksperimen dan 40 siswa pada kelas kontrol. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menerapkan model pengembangan self-science dan pembelajaran sebagaimana biasanya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala penilaian kecerdasan emosional. Instrumen skala penilaian kecerdasan emosional terdiri dari 28 butir pernyataan yang sudah diuji dengan sumatted rating dengan bobot 1 sampai 4 uji reliabilitas dan analisis faktor. Teknik analisis data dilakukan dengan statistik Anova/Ancova. Pengujian hipotesis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.0 for windows. Analisis data menghasilkan temuan penelitian sebagai berikut pertama penerapan model pengembangan self-science efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa sekolah menengah pertama. Kedua ada perbedaan kecerdasan emosional pada siswa yang diberi model pengembangan self-science dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran sebagaimana biasanya. Model pengembangan self-science secara signifikan memberi pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran sebagaimana biasanya terhadap kecerdasan emosional siswa sekolah menengah pertama. Nilai rerata kecerdasan emosional siswa sesudah mendapatkan perlakuan model pengembangan self-science lebih tinggi daripada nilai rerata sebelum perlakuan dengan selisih rerata sebesar 10 03. Sedangkan pada siswa yang mendapatkan pembelajaran sebagaimana biasanya terjadi kenaikan hasil kecerdasan emosional sebesar 4 075. Dari hasil pengujian komparasi perbedaan rerata hasil pos-tes kecerdasan emosional siswa menunjukkan bahwa kecerdasan emosional siswa yang mendapat perlakuan model pengembangan self-science lebih tinggi dibanding hasil kecerdasan emosional siswa yang mendapatkan pembelajaran sebagaimana biasanya. Berdasarkan temuan penelitian dapat dikemukakan saran-saran yaitu yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan pra dan atau dalam jabatan konselor disarankan agar lembaga pendidik konselor dapat mengembangkan kompetensi calon konselor atau konselor dengan pengetahuan tentang self-science baik secara terpadu pada matakuliah lainnya ataupun menjadi matakuliah sendiri. Konselor perlu mengembangkan kemampuan akademik dan personalnya dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang model-model pengembangan diri sehingga dapat merancang dan mengimplementasikan program bimbingan dan konseling di sekolah. Untuk meningkatkan dan mengembangan kecerdasan emosional siswa konselor sekolah diharapkan dapat menerapkan pelatihan atau pengembangan self-science ini di semua kelas pada sekolah menengah pertama dalam konteks layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Bimbingan dan Konseling (BK) > S3 Bimbingan dan Konseling
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 07 Oct 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/63486

Actions (login required)

View Item View Item