Kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep melalui pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep pada siswa SMP / Lilis Nuryanti - Repositori Universitas Negeri Malang

Kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep melalui pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep pada siswa SMP / Lilis Nuryanti

Nuryanti, Lilis (2017) Kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep melalui pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep pada siswa SMP / Lilis Nuryanti. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Nuryanti Lilis. 2017. Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Peta Konsep pada Siswa SMP. Tesis. Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Siti Zubaidah M.Pd. (II) Dr. Markus Diantoro M.Si. Kata kunci kemampuan berpikir kritis penguasaan konsep inkuiri terbimbing peta konsep Salah satu kemampuan berpikir yang perlu diajarkan pada siswa untuk menghadapi tantangan masa depan adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir reflektif dan beralasan yang berfokus pada pengambilan keputusan tentang apa yang dipercayai dan akan dilakukan. Kemampuan berpikir kritis perlu dilatihkan pada siswa melalui proses pembelajaran. Selain kemampuan berpikir kritis tujuan pembelajaran adalah penguasaan konsep. Penguasaan konsep merupakan kemampuan untuk menerapkan fakta konsep ilmiah prinsip hukum dan teori yang digunakan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan dan memprediksi pengamatan dari alam memecahkan masalah dengan konsep-konsep yang dipelajari serta melatih untuk berpikir dan bersikap ilmiah. Salah satu pembelajaran inovatif yang dapat mengkover kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep adalah inkuiri terbimbing. Hal ini dikarenakan inkuiri terbimbing memberikan kesempatan siswa untuk menemukan konsep-konsep secara mandiri dan melatih pemikiran kritis. Kesulitan pelaksanaan inkuiri terbimbing dapat diatasi dengan peta konsep. Peta konsep merupakan alat grafikal untuk mengorganisasikan konsep-konsep ke dalam struktur hirarkis dan bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis (kuantitatif dan kualitatif) siswa yang belajar melalui pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep dan melalui inkuiri terbimbing (2) mengetahui perbedaan penguasaan konsep (kuantitatif dan kualitatif) siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep dan melalui inkuiri terbimbing. Penelitian ini merupakan penelitian mixed methods embedded design dimana data kuantitatif sebagai data utama dan data kualitatif sebagai data pendukung. Subyek penelitian adalah siswa SMP kelas VIII yang terdiri dari tujuh kelas pada tahun pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian berjumlah 29 siswa untuk kelas eksperimen dan 32 siswa untuk kelas kontrol. Desain kuantitatif yang digunakan adalah quasi experimental tipe non-equivalent control group design yaitu kelas eksperimen dan kontol tidak ditentukan secara acak. Instrumen kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pretes (pengetahuan awal) dan postes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk uraian. Instrumen penguasaan konsep pada saat pretes (pengetahuan awal) berupa soal pilihan ganda dan postes berupa soal pilihan ganda beralasan. Pengolahan data kuantitatif melalui uji prasyarat analisis parametrik dan uji beda ANCOVA dengan pretes sebagai kovariat. Pengolahan data kualitatif dengan mengkategorikan jawaban tes siswa ke dalam empat kategori yaitu Benar/ correctly (B) Cukup benar/ partially correct (C) Kurang benar/ partially incorrect (K) dan Salah/ incorrect (S). Data wawancara juga digunakan sebagai pendukung data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep dengan inkuiri terbimbing. Kategori jawaban siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep saat postes lebih baik daripada siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing yaitu 40 69 kategori B (correct) 27 82 kategori C (partially correct) 24 6 kategori K (partially incorrect) dan 6 67 kategori S (incorrect) (2) tidak ada perbedaan penguasaan konsep siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep dengan inkuiri terbimbing. Kategori jawaban B (correct) siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing lebih baik daripada siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep kategori jawaban C (partially correct) siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep lebih rendah daripada siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing kategori jawaban K (partially incorrect) siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep lebih tinggi daripada siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing dan kategori jawaban S (incorrect) siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing lebih rendah daripada siswa yang belajar melalui inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep. Berdasarkan temuan dalam penelitian disarankan (1) guru IPA menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep karena telah terbukti pembelajaran tersebut mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan inkuiri terbimbing saja (2) bagi peneliti lain hendaknya mengembalikan peta konsep yang dibuat oleh siswa agar dapat berfungsi sebagai alat evaluasi dan melakukan penelitian lanjutan terkait miskonsepsi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Sekolah Pascasarjana(PS) > S2 Pendidikan Dasar
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 24 Jul 2017 04:29
Last Modified: 09 Sep 2017 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/63186

Actions (login required)

View Item View Item