Soetjipto (2010) Adaptasi sosial ekonomi masyarakat petani keturunan Madura di kawasan gunung buring Malang dalam perspektif fenomenologi / Soetjipto. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata Kunci. Adaptasi sosial-ekonomi masyarakat petani keturunan Madura fenomenologi. Salah satu etnik di indonesia yang dikenal sebagai perantau handal adalah etnik Madura. Hal itu ditandai dengan adanya para migran Madura yang terdapat pada hampir semua propinsi di Indonesia. Karena keberadaannya yang demikian itu sehingga di daerah tujuan migrasi banyak dijumpai sejumlah atribut yang menandai keberadaannya dengan etnik lain seperti atribut bahasa bentuk rumah (tanean lanjang) gaya berbusana dan beraksesori maupun seni pertunjukan tradisional (macopat topeng Madura tandhak sronen sandhur). Selain itu pada daerah perantauan etnik Madura terbukti kabanyakan orang Madura mampu mempertahankan hidup (survive) dengan melakukan adaptasi yang sejalan dengan karakteristik lingkungannya. Tidak jarang orang madura perantauan sukses atau berhasil mengembangkan kehidupan yang lebih baik apabila disbanding dengan ketika berada didaerah asal. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan karakteristik lingkungan fisik alamiah dan sosial-budaya petani keturunan Madura di Kawasan Pedukuhan Baran Gunung Buring Malang (2) mendiskripsikan dan menganalisis adaptasi sosial-ekonomi masyarakat petani keturunan Madura di Kawasan Pedukuhan Baran Gunung Buring Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yang didukung beberapa data kuantitatif. Teknik analisis komparatif dengan cara mengkomparasikan kemasan bentuk cara dan perangkat Bantu dalam beradaptasi untuk masing-masing Dukuh pada Pedukuhan Baran di Gunung Buring Malang dan teknik induksi analitik yang dilaksanakan dengan modifikasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) Lingkungan alam di Baran adalah desa pegunungan yang berlahan kering. Karena sering kekurangan air pada musim kemarau maka di daerah ini secara sosio-budaya dijumpai adanya jaringan sosial menggunakan konsep satretanan (persaudaraan) dengan sentra pemilik jedding. Motif sebabnya adalah karena mereka merupakan satu geneologis yang berdomisili dalam satu tanean lanjang. Motif tujuannya adalah untuk memperkuat eksistensi mereka di daerah tersebut. (2) Adaptasi sosial-ekonomi yang dilakukan orang Madura di daerah ini adalah sebagai berikut karena daerahnya sangat kering terutama pada musim kemarau mereka membangun jedding untuk memenuhi kebutuhan air secara bersama sehingga mereka sangat efisien terhadap penggunaan air ketika musim kemarau. Motif sebabnya adalah gotong royong dalam satu satretanan dapat meringankan beban. Motif tujuannya adalah untuk mempermudah kebutuhan hidup dalam memenuhi kebutuhan air. Sistem kekerabatan pewarisan dan perkawinan masih menggunakan adat Madura kendatipun sebagian disesuaikan dengan adat Jawa. Saving dilakukan dengan cara beternak sapi atau kambing. Secara sosial kapital mereka menggunakan sektor informal sebagai mitra fungsional pada saat tidak melakukan aktivitas bertaman dan berdagang. Pola tanam tumpangsari disesuaikan dengan ketahanan tanaman terhadap cuaca iklim dan keamanan. Di mana tanaman tinggi melingkupi dan menutupi) tanaman yang lebih rendah. Masyarakat Baran merupakan pelaku ekonomi ganda yakni sebagai produsen (ketika ia bertani) dan pedagang (ketika menjual sendiri hasil taninya). Selain itu mereka bergerak di sektor informal yang bersifat fungsional hal ini dilakukan pada saat tidak bertanam dan berdagang. Kehidupan masyarakat petani keturunan Madura sangat efisien terhadap air.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Geografi (GEO) > S2 Pendidikan Geografi |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 05 Aug 2010 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2010 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/62216 |
Actions (login required)
View Item |