Proses within solution posing siswa SMP terhadap materi bangun ruang dan scaffoldingnya / Anita Puspitasari - Repositori Universitas Negeri Malang

Proses within solution posing siswa SMP terhadap materi bangun ruang dan scaffoldingnya / Anita Puspitasari

Puspitasari, Anita (2017) Proses within solution posing siswa SMP terhadap materi bangun ruang dan scaffoldingnya / Anita Puspitasari. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Puspitasari. Anita 2016. Proses Within Solution Posing Siswa SMPTerhadap MateriBangun Ruang dan Scaffolding-nya. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Edy Bambang Irawan M. Pd. (II) Dra. Santi Irawati Ph.D. Keywords Within Solution Posing Bangun Ruang Scaffolding. Setiap kurikulum yang diberlakukan mengisyaratkan pentingnya mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.Kemampuan siswa untuk berfikir kreatif dapat dikembangkan dengan belajar matematika. Salah satu bagian atau cabang dalam matematika yang penting untuk dipelajari oleh siswa adalah geometri. Berdasarkan pengalaman dan pernyataan guru matematika di SMP Islam Hasanuddin menyimpulkan bahwa pemahaman siswa dalam materi bangun ruang rendah bahkan siswa sulit untuk mengajukan masalah karena tidak terbiasa. Siswa harusnya dibiasakan mengajuan masalah karena dengan meningkatkan kemampuan pengajuan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah juga. Selain itu kegiatan pengajuan masalah merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kurikulum yang diterapkan di Indonesiatiga tahun terakhir ini. Guru SMP Islam Hasanuddin harus siap untuk membiasakan siswa mengajukan masalah sekaligus memberikan bantuan supaya siswa dapat mengajukan masalah.Oleh karena itu proses mengajukan masalah siswa sangat penting dianalisis sehingga guru mempunyai dasar untuk melakukanscaffolding kepada siswa SMP Islam Hasanuddin. Pengajuan masalah atau problem posing mempunyai 3 tipe yaitu pree solution posing within solution posing dan post solution posing. Dalam penelitian ini dipilih tipe within solution posing dikarenakan siswa terbiasa melihat informasi dan soal sehingga mempermudah untuk membiasakan siswa mengajukan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses within solution posingsiswa SMP terhadap materibangun ruangsebelum dan sesudah dilakukanscaffolding. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tes tulis dan wawancara. Penelitian ini melibatan 36 siswa kelas IX yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan kemampuannya yaitu 2 siswa yang berkemampuan tinggi 2 siswa yang berkemampuan sedang dan 2 siswa yang berkemampuan rendah. Keenam siswa yang dipilih diberi soal penyelesaian masalah lembar pelacak melakukan wawancara untuk mengetahui proses within solution posing dan menentukan scaffolding yang tepat untuk tiap subyek kemudian melakukan scaffolding yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses within solution posing sebelum dilakukan scaffolding dalam menyelesaikan soal siswa SMP Islam Hasanuddin Dau Malang berawal dari adanya stimulus yaitu soal yang diberikan memahami apa yang diketahui dan yang ditanyakan menentukan langkah penyelesaian menyelesaikan soal dengan langkah yang ditentukan dan menentukan within solution posing. Proses within solution posing sesudah dilakukan scaffolding berawal dari adanya stimulus yaitu soal yang diberikan menentukan dan menuliskan within solution posing menjawab within solution posing yang sudah ditentukan menentukan dan menulis within solution posing lain yang terkait dan menjawab kembali within solution posingyang baru saja ditentukan. Scaffolding yang dilakukan untuk KT KS dan KR berupa scaffolding level 1 (Enviromental provisions) level 2 (explaining reviewing dan restructuring) dan level 3 (Developing conceptual thingking) dilakukan sebelum dan saat memunculkan within solution posing soal cerita yang diberikan. Scaffolding yang dilakukan untuk KT dan KS hampir sama namun berbeda dengan KR. KT dan KS tidak membutuhkan scaffolding untuk within solution posing awal sedangkan KR masih membutuhkan scaffolding. KR juga membutuhkan scaffolding level 1 (Enviromental provisions) level 2 (explaining reviewing dan restructuring) dan level 3 (developing conceptual thinking) untuk memunculkan within solution posing yang jawabannya merupakan jawaban akhir soal yang diberikan sedangkan KT dan KS hanya membutuhkan scaffolding level 2 (explaining dan restructuring).

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) > Departemen Ekonomi Pembangunan (EKP) > S2 Pendidikan Ekonomi
Depositing User: library UM
Date Deposited: 17 Jan 2017 04:29
Last Modified: 09 Sep 2017 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/61341

Actions (login required)

View Item View Item