Ainiyah, Roisatul (2014) Identifikasi variasi genetik kerbau (Bubalus bubalis) lokal Lumajang berbasis mikrosatelit untuk pengembangan panduan kerja kelompok Laboratorium pada matakuliah teknik analisis biologi molekuler / Roisatul Ainiyah. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Ainiyah Roisatul. 2014. Identifikasi Variasi Genetik Kerbau (Bubalus bubalis) Lokal Lumajang Berbasis Mikrosatelit untuk Pengembangan Panduan Kerja Laboratorium pada Matakuliah Teknik Analisis Biologi Molekuler. Tesis. Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. agr. Moh. Amin S.Pd M.Si (II) Dr. Umie Lestari M.Si Kata kunci Variasi Genetik Mikrosatelit Panduan Kerja Laboratorium. 12288 12288 12288 Kerbau (Bubalus bubalis) pada beberapa daerah mengalami penurunan jumlah populasi tetapi pada beberapa daerah lain kerbau mengalami peningkatan jumlah populasi. Sebagai salah satu sumber daya alam Indonesia kerbau harus dijaga agar jumlah populasinya tidak semakin menurun dan dijaga kelestariannya terlebih kelestarian plasma nutfahnya. Salah satu daerah di Indonesia yang potensial untuk perkembangan kerbau adalah Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Tetapi adanya seleksi negatif dan inbreeading dikhawatirkan dapat mempengaruhi kualitas kerbau dan plasma nutfah kerbau yang ada. Oleh karena itu perlu adanya upaya pelestarian kerbau yang dapat dilakukan dengan identifikasi variasi genetik untuk mengetahui keragaman variasi genetik pada kerbau lokal lumajang salah satu penanda genetik yang dapat digunakan adalah mikrosatelit. 12288 12288 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan variasi fenotip dan genetik kerbau lokal Lumajang berbasis mikrosatelit dan hasil penelitian ini dikembangkan untuk menyusun panduan kerja laboratorium pada matakuliah Teknik Analisis Biologi Molekuler (TABM.) Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Penelitian Tahap I dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan morfologi untuk mengambil data berupa pengamatan dan pengukuran fenotip kerbau (meliputi bentuk tubuh panjang kepala panjang leher warna kulit tubuh warna mata panjang ekor bentuk tanduk lingkar badan arah tanduk tinggi badan dan panjang tubuh total) serta pengambilan sampel darah kerbau dan pendekatan molekuler yang dilakukan di laboratorium yang dilaksanakan untuk analisis DNA meliputi kegiatan isolasi DNA elektroforesis agarosa PCR dan elektroforesis poliakrilamid menggunakan dua macam primer yaitu INRA-23 dan INRA-32. Penelitian tahap 2 adalah mengembangkan bahan ajar berupa panduan kerja laboratorium pada matakuliah TABM berdasarkan pada hasil penelitian tahap 1. 12288 12288 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi fenotip pada kerbau lokal Lumajang antara populasi 1 (kerbau dari dusun Sumberwuluh) dengan populasi 2 (kebau dari dusun Kemamang). Dari pengamatan fenotip perbedaan kerbau populasi 1 dan populasi 2 terdapat pada warna tubuh dan ukuran tubuh. Warna tubuh kerbau populasi 1 didominasi oleh warna keabu-abuan lebih tepatnya coklat keabu-abuan. Warna tubuh kerbau populasi 2 didominasi oleh abu-abu gelap. Untuk ukuran kerbau populasi 1 memiliki ukuran tubuh lebih kecil dibandingkan dengan kerbau populasi 2. Hasil analisis DNA menunjukkan adanya variasi genotip (genetik) pada kerbau populasi 1 dan kerbau populasi 2. Dilihat dari frekuensi alel keragaman genetik populasi 2 lebih tinggi (4 alel) dibanding populasi 1 (3 alel) pada lokus INRA-23 sedangkan pada lokus INRA-32 kergaman genetik populasi 1 lebih tinggi (3 alel) dari pada populasi 2 (2 alel). dilihat dari tingkat heterozigositas kerbau populasi 2 lebih heterozigot (62 5%) dibandingkan dengan kerbau populasi 1 (50%). Tingkat polimorfisme lokus INRA-23 (0 53%) lebih tinggi dibandingkan dengan INRA-32 (0 47%). Dari sini dapat dikatakan bahwa lokus INRA-23 lebih informatif dibanding lokus INRA-32. 12288 12288 Hasil penelitian dikembangkan ke penelitian tahap II yaitu pengembangan panduan kerja laboratorium pada matakuliah TABM di Universitas Negeri Malang. Hal ini sebagai salah satu bentuk penyebarluasan teknik dan hasil penelitian tahap 1 dalam bidang pendidikan. Hasil validasi ahli media sebesar 97 6% ahli materi 87% dan uji coba sebesar 83 3% menunjukkan bahwa panduan kerja laboratorium yang dikembangkan ini memenuhi kriteria sangat baik. 12288 12288 12288 Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah 1) terdapat perbedaan ciri fenotip pada populasi 1 dan populasi 2 kerbau lokal Lumajang yaitu pada aspek pengamatan bentuk tubuh warna tubuh dan ukuran tubuh 2) terdapat perbedaan variasi genetik pada kedua populasi kerbau dilihat dari frekuensi alel heterozigositas dan Polymorphism Information Content (PIC) dan 3) hasil penelitian identifikasi variasi genetik berbasis mikrosatelit telah dikembangkan menjadi bahan ajar dalam bentuk panduan kerja laboratorium pada matakuliah Teknik Analisis Biologi Molekuler. Saran yang diperoleh dari penelitian ini meliputi Panduan kerja laboratorium dapat di kembangkan pada semua materi perkuliaha memberikan SOP pada setiap alat di laboratorium penyusunan kebiajakan-kebijakan oleh lembaga terkait berdasarkan pada hasil penelitian ini yang berkaitan dengan pemeliharaan kerbau uji coba produk hasil pengembangan dapat dilakukan pada skala yang lebih dan dalam penyebarluasan hasil pengembangan dapat dilakukan pngambilan data.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S2 Pendidikan Biologi |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 18 Jul 2014 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2014 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/60471 |
Actions (login required)
View Item |