Daya anti bakteri ekstrak daun sirih (Piper betle) dan daun sirih merah (Piper erocantum) terhadap pertumbuhan bakteri stphylococcus aureus secara in vitro sebagai materi praktikum mikrobiologi / Robertus Bellarminus Edy Haryadi - Repositori Universitas Negeri Malang

Daya anti bakteri ekstrak daun sirih (Piper betle) dan daun sirih merah (Piper erocantum) terhadap pertumbuhan bakteri stphylococcus aureus secara in vitro sebagai materi praktikum mikrobiologi / Robertus Bellarminus Edy Haryadi

Haryadi, Robertus Bellarminus Edy (2010) Daya anti bakteri ekstrak daun sirih (Piper betle) dan daun sirih merah (Piper erocantum) terhadap pertumbuhan bakteri stphylococcus aureus secara in vitro sebagai materi praktikum mikrobiologi / Robertus Bellarminus Edy Haryadi. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tesis jurusan Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti M.Pd. (II) Dr. Dra. Endang Kartini Ariati Murwani Apt. M.S. Kata Kunci Ekstrak daun sirih dan daun sirih merah daya antibakteri S. aureus petunjuk praktikum. Daun sirih (Piper betle) dan daun sirih merah (Piper crocatum) secara empirik banyak digunakan sebagai bahan obat untuk mengobati berbagai penyakit seperti batuk astma radang hidung dan radang tenggorokan. Daun sirih dan daun sirih merah mengandung senyawa-senyawa antibakteri antara lain tanin flavonoid polifenol dan saponin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun sirih dan ekstrak daun sirih merah terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro (2) mengetahui pengaruh perbedaan macam bahan ekstrak daun sirih dan ekstrak daun sirih merah terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro (3) mengetahui pengaruh interaksi antara konsentrasi dan macam ekstrak daun sirih dengan ekstrak daun sirih merah terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro dan (4) mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih dan ekstrak daun sirih merah yang paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro. (5) mengetahui bagaimana hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar Mikrobiologi dalam bentuk Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Ekstrak daun sirih dan daun sirih merah dibuat dengan melakukan maserasi daun segar yang telah dihaluskan menggunakan pelarut alkohol 96% selanjutnya rendaman disaring lalu filtrat dikeringkan. Ekstrak kering kemudian dibuat larutan dalam 12 macam konsentrasi yaitu 1% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% dan 20% menggunakan pelarut solutio petit. Jenis penelitian ini ialah penelitian eksperimen yang dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan di Lab. Mikrobioloigi FMIPA jurusan Biologi Universitas Negeri Malang pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei tahun 2010. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan metode difusi agar (Kartikasari Soelistiono dan Prihatiningsih 2008). Lubang sumuran pada medium Nutrient Agar (NA) dalam cawan petri dibuat dengan memakai bor gabus steril berukuran diameter 0 6 cm yang masing-masing telah diinokulasi dengan bakteri uji. Ekstrak daun sirih dan daun sirih merah yang telah diencerkan dengan larutan solutio petit dalam berbagai konsentrasi tersebut diteteskan ke dalam lubang sumuran sebanyak 0 05 ml. Daya antibakteri ditentukan berdasarkan hasil pengukuran zona hambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada medium NA. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) ada pengaruh perbedaan konsentrasi yang signifikan ekstrak kedua daun sirih tersebut terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro. (2) ada pengaruh perberbedaan macam daun sirih yang signifikan antara daun sirih dan daun sirih merah terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro. (3) ada perbedaan pengaruh interaksi yang signifikan antara konsentrasi dengan macam ekstrak daun sirih dan ekstrak daun sirih merah terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro. (4) Konsentrasi ekstrak daun sirih (P. betle) yang paling efektif dapat mempengaruhi penghambatan pertumbuhan bakteri S. aureus ialah konsentrasi 10% adapun konsentrasi paling efektif ekstrak daun sirih merah (P. crocatum) ialah pada konsentrasi 18%. (5) Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam matakuliah Mikrobiologi dalam bentuk Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Hasil penelitian ini oleh karena dapat diharapkan menjadi sumber bahan bagi penyusunan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi maka disampaikan saran sebagai berikut (1) Bagi guru dan dosen matakuliah Mikrobiologi serta mahasiswa perlu menggunakan petunjuk praktikum dari hasil penelitian ini untuk diterapkan dalam kegiatan praktikum di kelas Mikrobiologi. (2) bagi para peneliti yang lain disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan bagian-bagian tanaman sirih yang lain serta menggunakan spesies bakteri patogen yang lain. (3) perlu dikembangkan penelitian yang secara khusus memanfaatkan spesies tanaman sirih yang lain dan secara lebih luas dapat menggunakan tanaman berkhasiat obat yang lain. (4) bagi masyarakat perlu dijelaskan tentang kemampuan dan khasiat obat tanaman sirih bahwa daun sirih (P. betle) memiliki daya antibakteri lebih baik dibandingkan dengan daun sirih merah (P. crocatum) karena hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa konsentrai yang paling efektif pada ekstrak daun sirih (P. betle) pada 10% rerata zona hambat bakteri uji 2 05 mm sedangkan konsentrasi ektrak daun sirih merah (P. crocatum) pada 18% baru mencapai rerata zona hambat 1 42 mm..

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S2 Pendidikan Biologi
Depositing User: library UM
Date Deposited: 30 Aug 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/60301

Actions (login required)

View Item View Item