Muliadi, Agus (2010) Kualitas mikrobiologi jamu gendong di Kota Malang berdasarkan nilai MPN coliform, nilai MPN coliform fecal, dan jumlah koloni Escherichia coli serta hubungnnya dengan faktor sosial - ekonomi pedagang jamu gendong / Agus Muliadi. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata kunci kualitas mikrobiologi jamu gendong nilai MPN Coliform nilai MPN Coliform fecal jumlah koloni Escherichia coli faktor sosial-ekonomi Jamu gendong merupakan campuran atau ramuan bermacam-macam simplisia dari tanaman berkhasiat obat dan tersedia dalam bentuk cairan yang bisa langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Jamu gendong pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat sebagai minuman kesehatan sehari-hari dan minuman pelepas dahaga. Jamu beras kencur kunir asam dan cabe puyang merupakan jamu gen-dong yang sering dikonsumsi masyarakat setiap harinya. Teknik peracikan jamu gendong tidak dipelajari secara khusus oleh pengrajin namun hanya berdasarkan pengalaman turun-menurun. Proses peracikan sangat mempengaruhi kualitas dan manfaat jamu gendong. Pengrajin umumnya menggunakan air sumur untuk me-racik jamu gendong. Adapun sumur pengrajin di kota Malang umumnya ber-dekatan dengan kamar mandi WC dapur dan septic tank sehingga air sumur yang digunakan meracik jamu gendong kemungkinan telah terkontaminasi oleh materi fekal. Kualitas jamu gendong dapat ditentukan berdasarkan indikator mikrobiologi yaitu nilai MPN Coliform MPN Coliform fecal dan jumlah koloni Escherichia coli. Agar dapat dihasilkan jamu gendong yang memiliki kualitas mikrobiologi yang baik maka pengrajin harus memperhatikan faktor sanitasi dan higiene dalam proses meracik jamu gendong. Pengrajin merupakan unsur yang sangat penting untuk mengkontrol faktor sanitasi dan higiene dalam proses peracikan jamu gen-dong maka diharapkan para pengrajin memiliki tingkat pengetahuan sikap dan perilaku yang lebih baik tentang faktor sanitasi dan higiene. Tingkat pengetahuan sikap dan perilaku pengrajin jamu gendong dapat dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi seperti tingkat pendidikan jumlah macam media massa tingkat ke-aktifan dalam organisasi sosial dan tingkat pendapatan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengungkap kualitas mikrobiologi dari jamu gendong dan hubungannya dengan faktor sosial-ekonomi pedagang/pengrajin. Tujuan dari penelitian ini ialah (1) untuk mengetahui perbedaan kualitas mikrobiologi jamu beras kencur kunir asam dan cabe puyang berdasarkan nilai MPN Coliform MPN Coliform fecal dan jumlah koloni Escherichia coli. (2) untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial-ekonomi pedagang jamu gendong dengan kualitas mikrobiologi jamu gendong. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang dan di pasar tempat pedagang berjualan jamu gendong secara menetap pada bulan Januari sampai April 2010. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah pendekatan ex post facto. Jenis penelitian ialah penelitian survei dengan rancangan deksriptif kuantitatif deskriptif komparatif dan deksriptif korelasional. Data hasil penelitian kualitas mikrobiologi jamu gendong dianalisis menggunakan uji Anava satu jalur dan dilakukan uji lanjut menggunakan uji BNT 5 %. Adapun data faktor sosial-ekonomi pedagang jamu gendong dikorelasikan dengan kualitas mikrobiologi jamu gendong menggunakan uji korelasi bivariat product moment. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling. Uji kualitas mikrobiologi jamu gendong dilakukan melalui (1) uji pendugaan untuk menentukan nilai MPN Coliform (2) uji penegasan untuk menentukan nilai MPN Coliform fecal dan (3) uji kepastian untuk menentukan jumlah koloni Escherichia coli. Teknik pengumpulan data faktor sosial-ekonomi pedagang jamu gendong ialah teknik wawancara terstruktur menggunakan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) Kualitas mikrobiologi jamu beras kencur kunir asam dan cabe puyang berbeda secara signifikan berdasarkan nilai MPN Coliform dan nilai MPN Coliform fecal tetapi tidak berbeda signifikan berdasarkan jumlah koloni Escherihcia coli. Jamu kunir asam dan cabe puyang terkontaminasi oleh bakteri Coliform Coliform fecal dan Escherichia coli dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan jamu beras kencur. Sampel jamu beras kencur memiliki tingkat kelayakan konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan jamu kunir asam dan cabe puyang. (2) Ada hubungan sangat lemah negatif yang tidak signifikan antara tingkat pendidikan pedagang jamu gendong dengan kualitas mikrobiologi jamu gendong. (3) Ada hubungan lemah negatif yang tidak signi-fikan antara jumlah macam media massa yang dimiliki pedagang jamu gendong dengan kualitas mikrobiologi jamu gendong. (4) Ada hubungan kuat negatif yang signifikan antara keaktifan pedagang jamu gendong dalam organisasi sosial dengan kualitas mikrobiologi jamu gendong. (5) Ada hubungan sangat lemah positif yang tidak signifikan antara tingkat pendapatan pedagang jamu gendong dengan kualitas mikrobiologi jamu gendong. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disampaikan beberapa saran (1) Pemerintah perlu menyelenggarakan suatu program pemberdayaan atau penyuluhan kepada para pengrajin jamu gendong mengenai sanitasi dan higiene dalam proses peracikan jamu gendong. (2) Keterampilan meracik jamu gendong yang higienis dapat dikembangkan menjadi salah satu kompetensi kecakapan hidup (life skill) dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan muatan lokal di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). (3) Masyarakat disarankan untuk lebih memperhatikan kualitas jamu gendong yang dikonsumsi sehari-hari agar tidak mudah terserang oleh penyakit sistem pencernaan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S2 Pendidikan Biologi |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 05 Aug 2010 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2010 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/60290 |
Actions (login required)
View Item |