Komparasi penciri biologis dan variasi genotip sapi Madura antara induk, pedet di Kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari dan pengembangan bahan ajar mata kuliah genetika molekuler / Marleny Leasa - Repositori Universitas Negeri Malang

Komparasi penciri biologis dan variasi genotip sapi Madura antara induk, pedet di Kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari dan pengembangan bahan ajar mata kuliah genetika molekuler / Marleny Leasa

Leasa, Marleny (2009) Komparasi penciri biologis dan variasi genotip sapi Madura antara induk, pedet di Kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari dan pengembangan bahan ajar mata kuliah genetika molekuler / Marleny Leasa. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Sapi Madura adalah sapi potong asli Indonesia. Sapi Madura mempunyai keunggulan yang patut dibanggakan dan diberdayakan. Keunggulan itu antara lain memiliki kemampuan daya adaptasi yang baik terhadap stress pada lingkungan tropis mampu hidup dalam keadaan pakan yang kurang baik tumbuh dan berkembang dengan baik serta tahan terhadap investasi serangan caplak dan memiliki kualitas karkasnya yang tinggi dan ketahanannya terhadap parasit tertentu. Hingga kini beberapa sumber menyebutkan bahwa sapi Madura telah mengalami degradasi produktivitas karena seleksi negatif dan inbreeding. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatan produktivitas sapi Madura adalah dengan jalan memperbaiki mutu genetiknya. Selama ini upaya tersebut telah dilaksanakan melalui inseminasi buatan dan crossbreeding atau perkawinan silang antara induk sapi Madura secara tidak langsung dengan semen yang berasal dari pejantan unggul yang ada di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB Singosari). Harapannya dihasilkan pedet atau keturunan yang memiliki karakeristik unggul. Selain itu upaya yang mesti dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas sapi Madura yang unggul adalah melalui identifikasi variasi genetik. Variasi genetik dapat dilakukan melalui kajian penciri biologis secara keseluruhan dan kajian molekuler yang difokuskan pada analisis DNA. Dari kajian ini diharapkan dapat dilakukan komparasi penciri biologis dan variasi genotip dalam bentuk pola fragmen-fragmen DNA antara induk dan pedet sapi Madura di kabupaten Sampang serta pejantan unggul di BBIB Singosari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan penciri biologis sapi Madura antara induk dan pedet di kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari (2) variasi genotip induk dan pedet sapi Madura di kabupaten Sampang berdasarkan RFLP dengan menggunakan enzim EcoRI PstI dan HindIII (3) variasi genotip pejantan unggul sapi Madura di BBIB Singosari berdasarkan RFLP dengan menggunakan enzim EcoRI PstI dan HindIII (4) perbedaan variasi genotip sapi Madura antara induk dan pedet di kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari (5) jarak genetik antara induk dan pedet sapi Madura di kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari (6) variasi genetik antara induk dan pedet sapi Madura di kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari dan 7) untuk mengembangkan bahan ajar mata kuliah genetika molekuler. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif developmental untuk mengungkap komparasi penciri biologis dan variasi genotip induk dan pedet (F1) sapi Madura di kabupaten Sampang dengan pejantan unggul BBIB Singosari. Analisis DNA dilakukan dengan teknik RFLP. Data variasi genotip selanjutnya dianalisis dengan teknik MVSP1 (Multi Variate Statistic Package) metode UPGMA (Unweighted Pair Group Method with Arichmatic Average untuk mengungkap jarak genetik. Variasi genetik didapatkan melalui perhitungan frekuensi alel pada setiap sampel. Hasil penelitian ini digunakan untuk mengembangkan bahan ajar genetika molekuler dengan mengikuti beberapa tahap dalam model Dick Carey. Penelitian ini menemukan bahwa (1) perbedaan penciri biologis sapi Madura antara induk dan pedet di kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari terdapat hanya pada sifat kuantitatif (2) variasi genotip induk dan pedet sapi Madura di Kabupaten Sampang yang menggunakan enzim EcoRI PstI dan HindIII menunjukkan adanya variasi dalam ukuran pasang basa. Enzim EcoRI menghasilkan 27 fragmen DNA dengan ukuran antara 980 bp 10000 bp. Enzim PstI menghasilkan 25 fragmen DNA dengan ukuran antara 1250 bp 10000 bp. Sementara enzim HindIII menghasilkan 34 fragmen DNA dengan ukuran antara 400 bp 10000 bp (3) terdapat juga variasi genotip DNA pejantan unggul sapi Madura di BBIB Singosari dengan menggunakan enzim EcoRI PstI dan HindIII. Enzim EcoRI menghasilkan 16 fragmen DNA dengan ukuran antara 1000 bp 10000 bp. Enzim PstI menghasilkan 6 fragmen DNA dengan ukuran antara 2800 bp 10000 bp. Sementara enzim HindIII menghasilkan 14 fragmen DNA dengan ukuran antara 500 bp 10000 bp (4) terdapat perbedaan variasi genotip sapi Madura antara induk dan pedet di kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari (5) jarak genetik antara induk dan pedet sapi Madura di kabupaten Sampang dengan pejantan unggul di BBIB Singosari tidak seperti yang diharapkan. Jarak genetik induk dan pedet berkisar antara 0-25% dan (6) variasi genetik tertinggi dimiliki oleh pejantan unggul kemudian diikuti oleh pedet dan induk sapi Madura 7) telah dikembangkan bahan ajar genetika molekuler dengan menggunakan model Dick Carey yang juga dilengkapi dengan penuntun praktikum. Dari hasil penelitian ini beberapa usul disampaikan antara lain (1) Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengkaji variasi genotip sapi Madura di BBIB Singosari dan di Kabupaten Sampang dengan menggunakan enzim restriksi yang lain atau primer tertentu melalui teknik PCR-RFLP. (2) Bagi peneliti lain supaya memperhatikan dengan baik kemurnian dan konsentrasi DNA sebelum dilakukan pemotongan DNA. (3) Perlu adanya penelitian serupa untuk mengkaji keefektifan penggunaan teknik RFLP dalam analisis DNA. (4) Bagi peneliti lain yang menggunakan teknik RFLP dalam analisis DNA dapat menggunakan enzim restriksi EcoRI dan HindIII karena menghasilkan sejumlah fragmen polimorfik. (5) Bagi pihak terkait supaya dapat mengupayakan induk sapi yang unggul untuk tujuan inseminasi buatan. (6) Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar genetika molekuler yang sudah dikembangkan di samping perlu melakukan penelitian pengembangan terhadap produk bahan ajar yang sudah ada.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S2 Pendidikan Biologi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 12 Aug 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/60276

Actions (login required)

View Item View Item