Pemetaan variasi genetik kerbau lokal Tana Toraja berbasis restriction fragment lenght polymorphism- DNA (RFLP-DNA) sebagai sumber belajar di Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi / Sitti Saenab - Repositori Universitas Negeri Malang

Pemetaan variasi genetik kerbau lokal Tana Toraja berbasis restriction fragment lenght polymorphism- DNA (RFLP-DNA) sebagai sumber belajar di Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi / Sitti Saenab

Saenab, Sitti (2009) Pemetaan variasi genetik kerbau lokal Tana Toraja berbasis restriction fragment lenght polymorphism- DNA (RFLP-DNA) sebagai sumber belajar di Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi / Sitti Saenab. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

sumber belajar Penelitian mengenai Pemetaan Variasi Genetik Kerbau Lokal Tana Toraja Berbasis Restriction Fragment Lenght Polymorphisms-DNA (RFLP-DNA) sebagai Sumber Belajar Di Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi ini bertujuan untuk mengetahui (1) keragaman/variasi fenotip kerbau lokal Tana Toraja (2) keragaman/variasi genotip kerbau lokal Tana Toraja berbasis RFLP (3) pemetaan variasi genetik kerbau lokal pada berbagai wilayah di Tana Toraja dan (4) implikasi hasil penelitian sebagai usulan sumber belajar biologi pada Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Penelitian ini adalah penelitian eksploratif untuk mengungkap keragaman fenotip kerbau lokal Tana Toraja dengan mengkaji variasi genetiknya melalui analisis DNA dengan teknik RFLP dan mengkaji hubungan Variasi fenotip dan variasi genotipnya pada berbagai wilayah di Tana Toraja. Teknik RFLP yang dilakukan melalui tahapan isolasi DNA pengukuran konsentrasi dan kemurnian dengan menggunakan spectrophotometer pemotongan DNA dengan menggunakan enzim HaeIII dan PstI serta elektroforesis gel agarosa untuk analisis DNA secara kualitatif. Hasil RFLP tersebut dianalisis dengan menggunakan software Multivariate Statistical Package (MVSP) dan untuk jarak genetik kedelapan sampel dari berbagai wilayah ditampilkan dalam bentuk dendogram dengan menggunakan metode Unweighted Pair Group method with arichmatic Avarage (UPGMA). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 1) keanekaragaman/variasi fenotip kerbau lokal Tana Toraja relatif tinggi yang ditunjukkan dengan adanya beberapa variasi kerbau yaitu Belang kerbau Pudu dan kerbau Sambao 2) keanekaragaman/variasi genotip kerbau lokal Tana Toraja relatif tinggi yang ditunjukkan dengan jumlah fragmen yang polimorfik berkisar 5 s/d 21 fragmen frekuensi alel berkisar antara 22% s/d 83% dan rata-rata polimorfisme berkisar 2 5 s/d 10 5 3) Pemetaan variasi genetik kerbau lokal pada berbagai wilayah di Tana Toraja tergambar dengan keragaman genetik dan jarak genetik. Keragaman genetik kerbau lokal Tana Toraja relatif tinggi yang ditunjukkan dengan keragaman pita fragmen DNA sampel dalam satu wilayah. Jarak genetik (genetic distance) menunjukkan bahwa secara umum kedelapan sampel terbagi menjadi 2 cluster baik dengan menggunakan HaeIII maupun dengan menggunakan PstI. Hasil analisis dendogram dengan menggunakan enzim HaeIII dibagi dalam dua cluster. Cluster I terdiri dari sampel 2 yang memiliki nilai similarity dengan vi cluster II sebesar 1 9%. Cluster II yang terdiri dari sampel 1 3 4 5 6 7 dan 8 Begitupun dengan menggunakan enzim PstI dibagi ke dalam 2 cluster besar cluster I terdiri dari sampel 4 dan 6. Cluster II yang terdiri dari sampel 1 2 3 5 7 dan 8. Dengan menggunakan enzim HaeIII terlihat nilai similarity tiap sampel berkisar antara 1 9% s/d 46 2%. Sedangkan dengan menggunakan enzim PstI nilai similarity berkisar antara 8 3% s/d 46 2%. Dengan menggabungkan dua enzim HaeIII dan PstI dendogram dibagi menjadi dua cluster yaitu Cluster I terdiri dari sampel 2 dengan nilai similarity dengan cluster II sebesar 9 1%. Sedangkan cluster II terdiri yang dari sampel 1 3 4 5 6 7 dan 8. Dari hasil analisis dendogram ini didapatkan bahwa pada dasarnya kedelapan sampel dari berbagai wilayah tersebut masih mempunyai jarak genetik yang relatif dekat. Selanjutnya dari jarak genetik tersebut diketahui bahwa kerbau Sambao dengan kerbau Pudu memiliki hubungan kekerabatan yang paling dekat yang ditunjukan dengan nilai similarity sebesar 37% dengan demikian subspesies Sambao dan Pudu dipertimbangkan untuk tidak disilangkan (Breeding) karena meningkatkan gen yang homozigot. Sebaliknya dianjurkan persilangan antara subspesies Belang dengan Pudu atau persilangan antara Belang dengan Sambao karena kemungkinan munculnya gen homozigot lebih kecil sehingga gen heterozigot semakin sering muncul yang nantinya akan berakibat tingginya keanekaragaman genetik dalam populasi. Implikasi dari penelitian ini adalah menghasilkan 2 jenis produk yang yaitu modul pembelajaran biologi dengan judul Keanekaragan Hayati Kabupaten Tana Toraja untuk tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan produk yang kedua adalah penuntun pelaksanaan praktikum biologi molekuler pada Perguruan Tinggi (PT). Diharapkan modul pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat diuji coba di SMA dan PT.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S2 Pendidikan Biologi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 18 Jun 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/60274

Actions (login required)

View Item View Item