Kajian morfologi anatomi dan agronomi antara kedelai Glycine max sehat dengan kedelai yang terserang Cowpea Mild Mottle Virus (CPMMV) serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar pengelolaan hama terpadu di sekolah menengah kejuruan / As'ad Syamsul Arifin - Repositori Universitas Negeri Malang

Kajian morfologi anatomi dan agronomi antara kedelai Glycine max sehat dengan kedelai yang terserang Cowpea Mild Mottle Virus (CPMMV) serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar pengelolaan hama terpadu di sekolah menengah kejuruan / As'ad Syamsul Arifin

Arifin, As'ad Syamsul (2012) Kajian morfologi anatomi dan agronomi antara kedelai Glycine max sehat dengan kedelai yang terserang Cowpea Mild Mottle Virus (CPMMV) serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar pengelolaan hama terpadu di sekolah menengah kejuruan / As'ad Syamsul Arifin. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. A.D.Corebima M.Pd. (II) Prof. Dr. Siti Zubaidah M.Pd. Kata Kunci Tanaman kedelai CPMMV Tanaman terinfeksi Tanaman sehat Tanaman kedelai di Indonesia merupakan tanaman pangan setelah padi dan jagung. Kedelai termasuk komoditas pertanian yang sangat penting dan memiliki multi guna karena dapat dikonsumsi langsung dan dapat juga digunakan sebagai bahan baku agroindustri tahu tempe tauco oncom minyak kedelai kecap susu kedelai dan untuk keperluan industri pakan ternak. Kedelai memiliki kandungan gizi protein sebesar 35% lemak 18% dan karbohidrat 35%. Kebutuhan kedelai setiap tahun bertambah seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein dan kesehatan (Suprapto 2001). Permintaan kedelai dari tahun ke tahun semakin meningkat kurang lebih 7 6% pertahun namun produksi dalam negeri belum mencukupi. Rendahnya produksi kedelai di Indonesia dapat dilihat dari rata-rata produktifitasnya yaitu 0 8 - 1 2 ton/ha. (Puslitbangtan 2005). Produksi tersebut masih sangat jauh dari target. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kedelai di Indonesia adalah serangan virus belang samar kacang tunggak Cowpea mild mottle virus (CPMMV). Di Jawa Timur CPMMV telah menginfeksi hampir semua pertanaman kedelai dengan tingkat infeksi sampai 100%. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bertujuan untuk menggambarkan dan mengumpulkan informasi tentang kajian morfologi anatomi dan agronomi terhadap infeksi CPMMV antara varietas yang terinfeksi dengan yang tidak terinfeksi. Data dianalisi secara deskriptif dan secara Inferensial ANAVA dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 16. Implikasi hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam mengkaji morfologi anatomi dan agronomi antara tanaman kedelai yang terinfeksi dengan yang tidak terinfeksi CPMMV. Sebagai sumber informasi kepada siswa/guru SMK untuk lebih memahami pengelolaan hama terpadu berdasarkan aspek morfologi anatomi dan agronomi. Hasil penelitian menunjukkan Varietas Gumitir sehat Anjosmoro sehat Mahameru sehat MLGG 0021 dan MLGG 0268 memiliki ukuran lebih besar dalam hal panjang daun lebar daun panjang petiol daun nisbah daun (L/W) dan nisbah daun (L/PL) dibandingkan varietas yang sakit. Varietas Argopuro sakit memiliki ukuran lebih besar dalam hal panjang daun lebar daun panjang petiol daun dan nisbah daun (L/W) Nisbah daun (L/PL) dibandingkan varietas yang sehat.Tidak terdapat perbedaan warna hipokotil perbedaan bentuk daun warna daun warna bulu batang permukaan daun antara kedelai sehat dan sakit pada keenam varietas. Terdapat perbedaan warna biji warna polong masak antara kedelai sehat dan sakit pada keenam varietas. Warna bunga pada kelima varietas kedelai sehat dan sakit berwarna ungu kecuali pada varietas Gumitir berwarna putih. Terdapat perbedaan bentuk daun pada varietas Argopuro Anjosmoro Mahameru sehat dan sakit. Tidak terdapat perbedaan bentuk daun antara sehat dan sakit pada varietas Gumitir MLGG 0021 dan MLGG 0268. Ada pengaruh varietas kondisi interaksi varietas dan kondisi terhadap ukuran sel daun. Varietas tertinggi yaitu Anjosmoro sebesar 80 83 m dan yang terkecil Argopuro sebesar 38 70 m. Ada pengaruh varietas terhadap jumlah stomata kondisi serta interaksi varietas dan kondisi tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah stomata. Varietas tertinggi adalah anjosmoro sebesar 31 83 m dan yang terkecil Mahameru sebesar 13 00 mm. Tidak terdapat pengaruh varietas interaksi varietas dan kondisi terhadap jumlah epidermis. Ada pengaruh kondisi terhadap jumlah epidermis. Jumlah trikoma varietas kedelai sehat lebih banyak daripada varietas kedelai sakit. Ada pengaruh varietas kondisi terhadap tinggi tanaman tidak terdapat pengaruh interaksi varietas dan kondisi terhadap tinggi tanaman. Varietas MLGG 0021 tertinggi 63 33 cm dan yang terendah varietas Argopuro sebesar 40 53 cm. Tidak terdapat pengaruh varietas kondisi interaksi varietas dan kondisi terhadap polong hampa. Polong hampa kedelai sehat sebesar 0 55 kali kedelai sakit. Ada pengaruh varietas kondisi interaksi varietas dan kondisi terhadap polong isi. Varietas terbesar adalah MLGG 0268 sebesar 26 47 dan yang sedikit varietas Mahameru sebesar 10 28. Ada pengaruh varietas kondisi interaksi varietas dan kondisi terhadap buku subur. Varietas terbesar adalah varietas MLGG 0268 sejumlah 10 43 dan yang terkecil adalah Mahameru sejumlah 5 60. Ada pengaruh varietas kondisi interaksi varietas dan kondisi terhadap jumlah polong. Varietas terbesar adalah MLGG 0021 sebesar 26 85 dan yang terkecil adalah Mahameru sebesar 10 95. Ada pengaruh varietas kondisi interaksi varietas dan kondisi terhadap jumlah buku. Varietas terbesar adalah MLGG 0268 sejumlah 54 08 dan yang terkecil adalah Mahameru sejumlah 20 93. Ada pengaruh kondisi terhadap berat polong Tidak ada pengaruh varietas interaksi varietas dan kondisi terhadap berat polong. Kondisi sehat sebesar 9 87 gr dan yang sakit sebesar 0 42 gr. Ada pengaruh varietas kondisi interaksi varietas dan kondisi terhadap jumlah Biji. Varietas terbanyak adalah Gumitir sebanyak 5 13 dan yang terkecil adalah Mahameru sebanyak 2 35. Kondisi sehat sebesar 7 63 dan yang sakit sebesar 0 19. Berdasarkan hasil penelitian disarankan lebih membudidayakan varietas MLGG 0021 dan MLGG 0268 karna menghasilkan kualitas agronomi yang terbaik. varietas yang paling tinggi pertama adalah MLGG 0021 kemudian ke dua adalah MLGG 0268.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S2 Biologi
Depositing User: library UM
Date Deposited: 30 Jul 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/60248

Actions (login required)

View Item View Item