Arif, Saiful (2015) Proses berpikir siswa SMP pada level berpikir probabilistik dalam mengonstruksi konsep peluang berdasarkan teori APOS / Saiful Arif. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Arif Saiful. 2014. Proses Berpikir Siswa SMP pada Level Berpikir Probabilistik dalam Mengonstruksi Konsep Peluang Berdasarkan Teori APOS. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Subanji M.Si. (II) Dr. Makbul Muksar M.Si. Kata kunci proses berpikir mengonstruksi konsep level berpikir probabilistik teori APOS. 12288 12288 12288 12288 Dalam menjawab suatu permasalahan probabilitas seorang siswa mempunyai level/tingkatan berpikir yang berjenjang. Jones dkk (1997 1999) dan Sujadi (2008) membagi level berpikir probabilistik (LBP) siswa menjadi lima level yaitu (1) LBP Pra Subjektif (2) LBP Subjektif (3) LBP Transisional (4) LBP Kuantitatif Informal dan (5) LBP Numerik. 12288 12288 12288 12288 Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana proses berpikir siswa SMP pada LBP dalam mengonstruksi konsep peluang berdasarkan teori APOS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian berjumlah 6 orang siswa kelas VII-H SMP Negeri 13 Malang pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang mewakili masing-masing LBP. Dua orang mewakili LBP Numerik dan masing-masing LBP lainnya diwakili oleh satu orang. 12288 12288 12288 12288 Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara berbasis tugas. Adapun instrumen penelitian meliputi (1) Tes LBP untuk mengelompokkan siswa berdasarkan LBP sebagai subjek penelitian (2) Instrumen pedoman pelevelan untuk menganalisis LBP siswa (3) Instrumen konstruksi konsep peluang. Hasil pekerjaan siswa dianalisis menggunakan teori APOS dan (4) Pedoman wawancara berbasis tugas berdasarkan teori APOS sebagai metode triangulasi data hasil pekerjaan siswa. 12288 12288 12288 12288 Setiap siswa yang menjadi subjek penelitian memiliki karakteristik pemikiran yang unik. Siswa pada LBP Pra Subjektif pemikirannya bersifat intuitif dan terfokus pada aspek-aspek yang tidak relevan. Siswa yang berada pada LBP Subjektif pemikirannya terikat pada alasan subjektif. Siswa pada LBP Transisional pemikirannya naif sering berubah-ubah dalam mengkuantifikasi peluang. Siswa pada LBP Kuantitatif Informal dapat menggunakan alasan kuantitatif dalam menanggapi masalah peluang. Siswa pada LBP Numerik dapat menggunakan ukuran numerik dalam mengkuantifikasi peluang. 12288 12288 12288 12288 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengonstruksi konsep peluang berdasarkan teori APOS proses berpikir siswa pada LBP cenderung menggunakan skema awal yaitu (1) rasio (perbandingan) atau (2) pecahan. Terkait cara membandingkan ada dua kecenderungan yang digunakan siswa yaitu (1) membandingkan suatu bagian dengan bagian yang lain dalam suatu ruang sampel dan (2) membandingkan bagian dengan keseluruhan (ruang sampel). Siswa pada LBP pra subjektif subjektif kuantitatif informal dan satu orang siswa pada LBP numerik dapat mengonstruksi konsep dengan baik karena (1) dapat melakukan aksi dan proses untuk membangun objek (2) mampu menginterkoneksikan aksi dan proses untuk membangun objek (3) mampu mengaitkan skema awal yang dimiliki dengan objek yang baru saja dibangun dan (4) mampu mengorganisasikan aksi proses dan objek dalam suatu skema baru tentang konsep peluang. Meskipun demikian ada dua siswa yang gagal dalam mengonstruksi konsep yaitu (1) siswa pada LBP transisional gagal mengonstruksi konsep karena belum bisa memaknai peluang sebagai perbandingan bagian terhadap keseluruhan dan (2) siswa pada LBP numerik gagal mengonstruksi konsep karena mengalami miskonsepsi dalam membandingkan peluang dengan menggunakan proses selisih. Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut (1) penelitian proses berpikir siswa ini masih terbatas untuk itu perlu adanya penelitian yang lebih mendalam dan banyak lagi terhadap objek-objek matematika lain berdasarkan teori APOS (2) dalam pembelajaran peluang guru perlu mempertimbangkan level berpikir probabilistik siswa sebagai dasar untuk memperbaiki miskonsepsi peluang (3) sebelum pembelajaran konsep peluang guru perlu memastikan konsep awal yang terkait yaitu rasio (perbandingan) pecahan proporsi dan penalaran proporsional sudah dikuasai oleh siswa dengan baik dan (4) perlu adanya scaffolding dalam pembelajaran peluang sehingga dapat membantu siswa memahami konsep peluang secara lebih baik.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 21 Jan 2015 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2015 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/59475 |
Actions (login required)
View Item |