Speech acts used in verbal interaction in the speaking class : a case study at Muhammadiyah University of Gresik / Oleh Khulaifiyah - Repositori Universitas Negeri Malang

Speech acts used in verbal interaction in the speaking class : a case study at Muhammadiyah University of Gresik / Oleh Khulaifiyah

Khulaifiyah (2009) Speech acts used in verbal interaction in the speaking class : a case study at Muhammadiyah University of Gresik / Oleh Khulaifiyah. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tindak tutur adalah unit terkecil dari tindak bahasa. Dalam dunia akademik komunikasi selalu terjadi antara orang-orang yang sengaja melakukan komunikasi. Siswa berinteraksi dengan para pengajar dan siswa lainnya untuk membangun komunikasi. Komunikasi juga terjadi antar sesama pengajar. Karena itu penelitian terhadap komunikasi khususnya tindak tutur menjadi sesuatu yang menarik dan berguna untuk mendapatkan gambaran terkini dari kemampuan interaksi bahasa kedua khususnya bahasa Inggris. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tindak tutur yang terjadi dalam interaksi kelas yang dilakukan oleh mahasiswa semester tiga kelas speaking di Universitas Muhammadiyah gresik. Penelitian ini juga mencoba untuk mengidentifikasi jenis-jenis tindak tutur guru and siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan tujuan untuk memperoleh gambaran terkini dari interaksi bahasa Inggris di kelas. Penelitian ini merupakan penelitian kelas. Sebuah studi kasus dengan pendekatan etnografi komunikasi. Etnografi Komunikasi digunakan untuk mengetahui fungsi komunikasi dari tindak tutur yang terjadi. Subjek penelitian adalah siswa semester tiga yang menempuh mata kuliah speaking II yang berjumlah 20 orang beserta guru. Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan bantuan alat rekam dan catatan lapangan. Data penelitian berupa tindak tutur yang terjadi dalam interaksi guru-siswa. Data diperoleh melalui observasi dan interview yang tidak sepenuhnya terstruktur. Peneliti melakukan observasi kelas dan perekaman selama tiga bulan dan menghentikan penelitian pada saat data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan diperoleh. Analisis data dilakukan tidak hanya pada saat pengumpulan satu data selesai tetapi dilakukan selama observasi berlangsung. Analisis data dilakukan dalam tiga tahap yakni reduksi data pengolahan data dan kesimpulan. Analisis data menunjukkan ada 53 tindak bahasa dan 9 fungsi komunikasi di ke lima jenis tindak tutur yang terjadi dalam interaksi verbal yaitu (1) direktif (seperti tindak permintaan instruksi pesanan peringatan saran perintah ancaman memohon dan nasehat yang berfungsi untuk meminta informasi atau layanan seperti memberikan perintah atau menyuruh meminta bantuan dan layanan. (2) Representatif (seperti tindak ketidakpercayaan laporan pengumuman jawaban kesimpulan persetujuan koreksi penolakan mengingatkan menantang konfirmasi pernyataan pertanyaan penerimaan meyakinkan keberatan mengklasifikasikan mendorong imajinasi perulangan diskripsi penjelasan pertolongan tebakan usulan ejekan ilustrasi) yang berfungsi tindak tutur untuk mendapatkan perhatian saat memulai pelajaran atau topik untuk mengekpresikan kebutuhan harian seperti menyatakan persetujuan ketidaksetujuan dan percontohan dan untuk menghindari kebosanan dengan memberikan lelucon. (3) Komisif (seperti tindak perjanjian perawatan bertaruh jaminan perijinan penawaran undangan prediksi pengajukan permohonan dengan sangat dan berfungsi untuk untuk meminta respon baik secara implicit ataupun implisit untuk menyakinkan informasi dan intepretasi. (4) Expresif (seperti ucapan selamat kegembiraan kekecewaan terima kasih sapaan penutupan yang berfungsi meminta respon baik secara implicit ataupun implisit seperti bertepuk tangan tertawa untuk mengekpresikan kegembiraan untuk memberikan penghargaan dengan ujaran bagus bagus sekali dan mengekpresikan kegiatan rutin harian seperti salam pembuka dan salam penutup dan (5) deklarasi seperti tindak pemecatan yang berfungsi mengekpresikan kemarahan. Guru menggunakan tindak bahasa dan jenis tindak tutur dalam berbagai bentuk ujaran bentuk pernyataan kalimat negative dan kalimat perintah. Dari jumlah total tindak tutur guru (528) jenis tindak tutur direktif mencapai 38 % representatif mencapai 28.9 % komisif mencapai 13 % sementara tindak tutur expresif mencapai 19 % dan tindak tutur terendah dicapai oleh tindak tutur deklatif yaitu 0.3 %. Bertitik tolak dari respon siswa terhadap tindak tutur guru menunjukkan bahwa sebagian besar respon siswa adalah representatif (49). Ada 23 tindak bahasa yang terjadi dalam empat tipe tindak tutur yang ditemukan dari 270 tindak tutur siswa yaitu representatif (pernyataan konfirmasi pertanyaan penerimaan persetujuan ketidaksetujuan ejekan penolakan usulan ketidakpercayaan melaporkan menyimpulkan dan menggambarkan) direktif (seperti tindak permintaan dan permohonan) komisif (seperti janji harapan penawaran dan menyakinkan) dan ekpresif (seperti tindak bahasa sapaan gembira terima kasih dan khawatir). Jenis tindak tutur guru yang dominan adalah direktif. Guru percaya bahwa para siswa lebih sulit melakukan tindakan kecuali mereka di minta atau diperintah langsung. Guru tidak menggunakan kalimat yang bermakna implisit atau figuratif di kelas mengingat tingkat kemahiran berbahasa siswa yang masih di tingkat Intermediate . Sementara itu tindak tutur siswa di dominasi oleh tindak representatif karena secara budaya orang yang lebih muda usianya harus bertindak sopan terhadap orang yang lebih tua umurnya dan lebih tinggi status sosialnya Berdasarkan temuan penelitian beberapa saran untuk pengajar diusulkan. Pertama pengajar disarankan dapat memberikan contoh secara ekplisit dan memandu siswa dalam menggunakan bahasa Inggris meningkatkan kehati-hatian dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris dan memberikan umpan balik secara berkala dengan menyediakan beragam situasi dan peristiwa sehingga siswa akan semakin memperoleh berbagai budaya dan sosial yang dapat memberikan banyak pengalaman dan menemukan tema-tema yang membantu kemampuan penggunaan bahasa Inggrisnya. Guru di sini harus lebih berhati-hati dalam memilih bentuk tuturan agar interaksi berjalan secara efektif. Untuk siswa sendiri karena banyak bentuk bentuk direktif yang tidak selalu berbentuk perintah maka mereka harus dapat mengintepretasikan dan mengetahui maksud dari tuturan pembicara secara tepat dengan cara membaca situasi peristiwa chanel apa yang ada (apa yang dibicarakan) (istilah apa yang dipakai) pesan apa yang hendak disampaikan (apa yang dibicarakan) apa yang dimaksudkan dan memahami maksud pembicara dengan memahami isi tujuan dari ekpresi bahasa yang ditampilkan dan mengetahui bentuk-bentuk lain dari tuturan yang mungkin dipakai dalam penyampaian maksud pembicara.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Inggris (ING) > S2 Pendidikan Bahasa Inggris
Depositing User: library UM
Date Deposited: 12 Jan 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/58335

Actions (login required)

View Item View Item