Amroh, Isma Wakhidatul (2018) Taksonomi berpikir dalam buku teks Bahasa Indonesia jenjang SMA / Isma Wakhidatul Amroh. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Amroh Isma Wakhidatul. 2018. Taksonomi Berpikir dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Jenjang SMA. Tesis Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing Prof. Dr. Suyono M.Pd. dan Prof. Dr. Abd. Syukur Ghazali M.Pd. Kata Kunci Taksonomi Berpikir Buku Teks Bahasa Indonesia Jenjang SMA Dalam pembelajaran keberhasilan seluruh bidang studi ditentukan oleh keterampilan berpikir dan bernalar. Berpikir logis dan bernalar merupakan salah satu fokus utama perubahan Kurikulum 2013 yang masuk dalam domain berpikir (pengetahuan). Perubahan ini terjadi dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kemampuan menalar peserta didik Indonesia masih sangat rendah. Dalam usaha mewujudkan pendidikan berpikir tingkat tinggi hal sentral yang dibutuhkan adalah materi dan sumber belajar yang tepat salah satunya adalah buku teks. Fokus umum penelitian ini adalah mendeskripsikan pemeringkatan berpikir dalam tugas-tugas pada buku teks bahasa Indonesia jenjang SMA. Fokus umum tersebut dibagi menjadi tiga fokus khusus yakni (1) mendeskripsikan dan menjelaskan taksonomi berpikir dari segi tingkatan berpikir rendah dan tinggi dalam buku teks bahasa Indonesia jenjang SMA (2) mendeskripsikan dan menjelaskan taksonomi berpikir dari segi keterampilan keterampilan berbahasa pada buku teks bahasa Indonesia jenjang SMA dan (3) mendeskripsikan dan menjelaskan taksonomi berpikir dari segi tingkatan kata kerja operasional pada buku teks bahasa Indonesia jenjang SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis dokumen. Data yang diambil adalah kutipan-kutipan penugasan yang bersumber dari buku teks bahasa Indonesia milik pemerintah jenjang SMA. Terdapat dua jenis instrumen yang akan digunakan yaitu (1) instrumen pengumpul data (tabel pedoman reduksi data) serta (2) instrumen analisis data (tabel analisis data yang dipandu oleh pedoman analisis data). Langkah-langkah analisis data adalah (1) membaca berulang-ulang buku teks bahasa Indonesia jenjang SMA (2) mereduksi serta mengklasifikasikan serta (3) membuat korpus data berdasarkan tiga fokus penelitian. Analisis data didasarkan pada taksonomi berpikir Bloom dari hasil revisi Krathwohl dkk. (2001). Taksonomi berpikir dalam buku teks jenjang SMA dibagi menjadi enam tingkatan. Dalam buku teks kelas X kegiatan berpikir yang ditemukan adalah (1) mengingat/C1 sebanyak 215 (2) memahami/C2 sebanyak 66 (3) mengaplikasikan/C3 sebanyak 26 (4) menganalisis/C4 sebanyak 54 (5) mengevaluasi/C5 sebanyak 38 (6) mencipta/C6 sebanyak 59. Di sisi lain data yang mengandung tingkatan berpikir dalam buku teks kelas XI adalah (1) mengingat/C1 sebanyak 158 (2) memahami/C2 sebanyak 79 (3) mengaplikasikan /C3 sebanyak 55 (4) menganalisis/C4 sebanyak 334 (5) mengevaluasi/C5 sebanyak 50 (6) mencipta /C6 sebanyak 72. Dalam buku teks kelas XII keberadaan tuntutan berpikir tingkat rendah (C1-C3) hingga tuntutan berpikir tingkat tinggi kembali tidak merata. Data yang mengandung tingkatan berpikir rendah adalah (1) mengingat/C1 sebanyak 212 (2) memahami/C2 sebanyak 100 (3) mengaplikasikan/C3 sebanyak 83 (4) menganalisis/C4 sebanyak 51 (5) mengevaluasi/C5 sebanyak 59 (6) mencipta/C6 sebanyak 68. Tingkatan berpikir dalam buku teks bahasa Indonesia juga dapat dilihat dari segi keterampilan berbahasanya. Pada keterampilan membaca ditemukan tingkatan berpikir (1) mengingat sebanyak 478 (2) memahami sebanyak 227 (3) mengaplikasikan sebanyak 138 (4) menganalisis sebanyak 107 (5) mengevaluasi sebanyak 112 dan (6) mencipta sebanyak 46. Pada keterampilan menulis ditemukan tingkatan berpikir (1) mengingat sebanyak 44 (2) memahami sebanyak 22 (3) mengaplikasikan sebanyak 24 (4) menganalisis sebanyak 17 (5) mengevaluasi sebanyak 15 dan (6) mencipta sebanyak 122. Pada keterampilan menyimak ditemukan tingkatan berpikir (1) mengingat sebanyak 40 (2) memahami sebanyak 25 (3) mengaplikasikan sebanyak 3 (4) menganalisis sebanyak 2 (5) mengevaluasi sebanyak 18. Pada keterampilan berbicara ditemukan tingkatan berpikir (1) mengingat sebanyak 32 (2) memahami sebanyak 29 (3) mengaplikasikan sebanyak 14 (4) menganalisis sebanyak 13 (5) mengevaluasi sebanyak 38 dan (6) mencipta sebanyak 78. Pada keterampilan memirsa ditemukan tingkatan berpikir (1) mengingat sebanyak 15 (2) memahami sebanyak 3 (3) mengaplikasikan sebanyak 2 (4) menganalisis sebanyak 1 (5) mengevaluasi sebanyak 1. Kata kerja operasional pada kelas XII umumnya sudah sesuai dengan tingkat berpikirnya. Hanya ada tiga kata kerja yang kurang sesuai yakni kata kerja operasional menulis dalam C1 membandingkan serta memaknai pada C2. Dalam buku teks kelas X dan XI juga ada yang belum sesuai. Pada buku teks kelas X kata kerja operasional yang kurang sesuai adalah kata kerja menjelaskan pada C1 mengubah pada C3 memaknai pada C2 menulis dalam C1 serta membandingkan pada C2. Kata-kata yang tidak cocok tersebut umumnya merupakan bagian dari berpikir lebih tinggi dari pemeringkatan berpikir tersebut. Akan tetapi karena pelaksanaanya condong kepada berpikir tingkat rendah akhirnya terdapat sebagian dari kata kerja tersebut yang masuk dalam berpikir tingkat rendah. Hal itu juga terjadi di buku teks kelas XI yakni pada kata kerja memilih pada C1 menyajikan pada C1 menulis pada C1 melaporkan pada C1 dan menentukan pada C1. Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan hasil penelitian disarankan untuk pemerintah agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa khususnya jenjang SMA. Saran untuk guru adalah dapat memberikan penugasan dan kegiatan lain yang berhubungan dengan tingkat tinggi. Untuk guru bahasa Indonesia sebaiknya dapat menekankan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam setiap keterampilan terutama keterampilan menyimak. Kegiatan bersastra dalam buku teks juga tidak ditekankan untuk berpikir tingkat tinggi. Maka dari itu agar kegiatan bersastra juga dapat digunakan sebagai sarana berpikir tingkat tinggi sebaiknya guru banyak membelajarkan kegiatan apresiasi atau kritik sastra kepada siswa agar pembelajaran sastra tidak sekadar pembelajaran pemahaman materi. Saran berikutnya adalah untuk yang lain sehingga dapat mempertimbangkan tingkat kelas bawah atau tingkat perguruan tinggi. Peneliti lain juga melakukan penelitian pengembangan bahan ajar tingkat tinggi atau instrumen asesmen yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran berpikir tingkat tinggi.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 23 Jul 2018 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2018 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/58229 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |