Pemerolehan fonem bahasa Indonesia anak usia 4 tahun 6 bulan - 6 tahun dengan latar belakang bahasa Jawa / Lidya Devega Slamet - Repositori Universitas Negeri Malang

Pemerolehan fonem bahasa Indonesia anak usia 4 tahun 6 bulan - 6 tahun dengan latar belakang bahasa Jawa / Lidya Devega Slamet

Slamet, Lidya Devega (2017) Pemerolehan fonem bahasa Indonesia anak usia 4 tahun 6 bulan - 6 tahun dengan latar belakang bahasa Jawa / Lidya Devega Slamet. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Slamet Lidya Devega. 2016. Pemerolehan Fonem Bahasa Indonesia Anak Usia 4 Tahun 6 Bulan 6 Tahun dengan Latar Belakang Bahasa Jawa. Tesis S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Abdus Syukur Ghazali M.Pd. (II) Dr. Roekhan M. Pd. Kata kunci pemerolehan fonem anak karateristik fonem anak distribusi fonem deviasi fonologis Pemerolehan bunyi pada anak terjadi secara bertahap dan berkelanjutan menuju bahasa orang dewasa. Pada awalnya kemampuan anak untuk berbicara dan membuat orang lain mengerti masih terbatas. Kemampuan tersebut terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak. Pada proses pemerolehan bahasa termasuk bunyi dikenal adanya hipotesis usia kritis (cricital ages hypothesis) yaitu periode usia anak mampu belajar bahasa secara maksimal. Periode tersebut diperkirakan terjadi pada usia 2 12 tahun sehingga pemerolehan bunyi pada periode ini berkembang pesat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemerolehan fonem bahasa Indonesia anak usia 4 tahun 6 bulan 6 tahun dengan latar belakang bahasa Jawa. Pemerolehan bunyi yang dideskripsikan meliputi karateristik fonem distribusi fonem dan deviasi fonologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian studi kasus model cross sectional. Subjek penelitian anak kelas A (nol kecil) TK Sumberagung 1 di kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar yang berusia 4 tahun 6 bulan 6 tahun dengan bahasa pertama bahasa Jawa dan bahasa kedua bahasa Indonesia. Sumber data adalah ujaran bahasa Indonesia anak. Data penelitian yaitu bunyi dalam ujaran anak distribusi bunyi pada kata-kata bahasa Indonesia yang diujarkan anak dan penyimpangan pengucapan bunyi atau kata pada anak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik rekam catat dan pemancingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama anak usia 4 tahun 6 bulan 6 tahun telah menguasai 6 fonem vokal yang terealisasi menjadi 8 vokoid yaitu [a i I 477 e 603 o O u U]. Akan tetapi anak belum menguasai tiga diftong bahasa Indonesia yaitu [aw ay oy] karena diftong [aw] bervariasi menjadi monoftong [o] dan [O] dan diftong [ay] bervariasi menjadi monoftong [e]. Di sisi lain anak telah menguasai 19 fonem konsonan yang terealisasi menjadi kontoid hambat [p b t d k g 660 ] nasal [m n 951 328 ] frikatif [s h] afrikatif [c j] lateral [l] tril [r] dan semivokoid [w y]. Sementara ada beberapa bunyifrikatif yang belum dikuasai anak yaitu [f] [v] [z] [ ] dan [x]. Bunyi [f] (labiodental frikatif tak bersuara) dan [v] (labiodental frikatif bersuara) bervariasi dengan bunyi [p] (bilabial hambat tak bersuara). Bunyi [z] (laminoalveolar frikatif bersuara) bervariasi dengan bunyi [j] (laminopalatal afrikatif bersuara). Bunyi [ ] (laminopalatal frikatif tak bersuara) bervariasi dengan bunyi [s] ] (laminoalveolar frikatif tak bersuara). Bunyi [x] (dorsovelar frikatif tak bersuara) digantikan bunyi [k] (dorsovelar hambat tak bersuara). Bunyi yang belum dikuasai anak digantikan dengan bunyi lain yang tempat artikulasinya sama atau berdekatan namun dengan cara artikulasi yang berbeda. Kedua anak usia 4 tahun 6 bulan 6 tahun belum menguasai distribusi fonem bahasa Indonesia seperti pada standar pengucapan bahasa Indonesia. Anak usia 4 tahun 6 bulan 6 tahun telah menguasai distribusi fonem vokal sama dengan distribusi bunyi standar pengucapan bahasa Indonesia. Vokoid [a e 477 i o u] berada pada posisi awal tengah dan akhir. Sementara vokoid [ 603 O] diproduksi pada posisi awal dan tengah sedangkan vokoid [I] diproduksi pada posisi tengah saja. Vokoid [U] diproduksi pada posisi tengah dan akhir. Selain itu anak usia 4 tahun 6 bulan 6 tahun belum menguasai distribusi diftong [aw] yang diproduksi pada awal tengah dan akhir serta diftong [ay] dan [oy] diproduksi pada posisi akhir. Di sisi lain anak usia 4 tahun 6 bulan 6 tahun belum menguasai distribusi kontoid bahasa Indonesia sama dengan distribusi bunyi standar pengucapan bahasa Indonesia. Kontoid [p t k m n 951 s h l r] diproduksi pada posisi awal tengah dan akhir. Sementara kontoid [b d g 328 c j v x z] dan semivokoid [w y] diproduksi pada posisi awal dan tengah. Selain itu kontoid [ 660 ] diproduksi pada posisi tengah dan akhir.Akan tetapi anak belum menguasai distribusi fonem frikatif /f v x z/ karena fonem tersebut terealisasi berfluktuasi dengan fonem lain pada distribusi tertentu. Fonem /f/ pada posisi awal tengah dan akhir diucapkan berfluktuasi dengan fonem /p/. Fonem /v/ pada posisi awal dan tengah diucapkan berfluktuasi dengan fonem /p/. Fonem / / pada posisi awal dan tengah diucapkan berfluktuasi dengan fonem /s/. Fonem /x/ pada posisi awal dan tengah diucapkan berfluktuasi dengan fonem/k/. Adapun fonem /z/ pada posisi awal dan tengah diucapkan berfluktuasi dengan fonem /j/ dan /s/. Ketiga ada tiga pola deviasi fonologis bahasa Indonesia anak usia 4 tahun 6 bulan 6 tahun yaitu (1) pola subtitusi (2) pola delisi dan (3) pola adisi. Beberapa jenis pola subtitusi bunyi bahasa Indonesia anak usia 4 tahun 5 bulan 6 tahun yaitu pola penghambatan monoftongisasi pengedepanan dan trillisasi. Jenis pola penghilangan bahasa Indonesia anak usia 4 tahun 5 bulan 6 tahun yang muncul pada data yaitu pereduksian kluster/deret konsonan. Selain itu ada beberapa jenis pola adisi bahasa Indonesia anak usia 4 tahun 5 bulan 6 tahun yaitu penyisipan [ 477 ] di antara konsonan dalam kluster (K1[ 477 ]K2) penambahan [h] [ 660 ] dan [o] pada akhir kata. Berdasarkan adanya deviasi fonologis maka disimpulkan pemerolehan bunyi bahasa Indonesia anak usia 4 tahun 6 bulan 6 tahun masih belum sempurna seperti tuturan standar bahasa Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah fungsi artikulator anak (lidah) belum sempurna.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 17 Jan 2017 04:29
Last Modified: 09 Sep 2017 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/58136

Actions (login required)

View Item View Item