Wacana maskulinitas dalam interaksi sekolah di SMA Negeri 4 Ambon, Maluku / Mouren Wuarlela - Repositori Universitas Negeri Malang

Wacana maskulinitas dalam interaksi sekolah di SMA Negeri 4 Ambon, Maluku / Mouren Wuarlela

Wuarlela, Mouren (2015) Wacana maskulinitas dalam interaksi sekolah di SMA Negeri 4 Ambon, Maluku / Mouren Wuarlela. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Wuarlela Mouren. 2015. Wacana Maskulinitas dalam Interaksi Sekolah di SMA Negeri 4 Ambon Maluku. Tesis. Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Anang Santoso M.Pd. (II) Dr. Sunoto M.Pd. Kata Kunci Wacana wacana maskulinitas interaksi sekolah. Studi wacana sebagai bagian dari perkembangan ilmu linguistik yang berorientasi pada lingustik fungsional membahas tentang bahasa dalam penggunaannya. Wacana sebagai perwujudan komunikasi antarpesonal akan selalu terkait konteks. Melalui wacana seseorang atau sekelompok masyarakat dapat diidentifikasi dan dikenali dari sisi ideologi kepribadian dan perilakunya. Pada kenyataanya wacana sering dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan misalnya wacana maskulinitas yang merepresentasikan kekuasaan dan semua hal yang melakat pada laki-laki sebagai akibat rekonstruksi budaya patriaki.Wacana maskulinitas terkait budaya patriaki juga ditemukan dalam tuturan masyarakat Ambon yang menganut budaya patriaki khususnya dalam interaksi sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) ekspresi metafora pada wacana maskulinitas dalam interaksi sekolah di SMA Negeri 4 Ambon (2) modus kalimat pada wacana maskulinitas dalam interaksi sekolah di SMA Negeri 4 Ambon dan (3) sapaan dan rujukan pribadi pada wacana maskulinitas dalam interaksi sekolah di SMA Negeri 4 Ambon. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Data dalam penelitian ini berupa fragmen-fragmen percakapan yang merepresentasikan maskulinitas yang diperoleh dari tuturan siswa siswi dan guru yang terlibat dalam interaksi sekolah. Dalam mengumpulkan data melalui observasi peneliti menggunakan handphone kamera dan catatan lapangan. Hasil penelitian akan dianalisis menggunakan Analisis Wacana Kritis Fairclough dengan teknik induktif. Dalam penelitian ini triangulasi teori dan metode digunakan untuk mengecek keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sekolah didominasi oleh siswa dan guru laki-laki sebagai akibat rekonstruksi budaya patriaki. Dalam interaksi sekolah di SMA Negeri 4 Ambon ditemukan wacana maskulinitas pada (1) ekspresi metafora sarkasme dan hiperbola (2) modus kalimat deklaratif interogatif dan imperatif dan (3) sapaan dan rujukan pribadi. Pada ranah ekspresi metafora ditemukan penggunaan ekspresi metafora sarkasme sebagai (1) representasi tradisi laki-laki seperti pada frasa mata sopi (2) representasi cara pandang laki-laki terhadap perempuan seperti pada frasa pisang bola-bola (3) representasi sifat laki-laki seperti pada kata labrak (4) alat pertarungan kekuasaan seperti pada frasa anjing aer (5) alat pemertahanan kekuasaan seperti pada klausa jang basumbang kata sbarang-sbarang . Pada ranah ekspresi hiperbola ditemukan penggunaan ekspresi metafora sebagai (1) representasi sifat laki-laki seperti pada kalimat Beta cungkil tana-tana (2) alat pertarungan kekuasaan seperti pada kalimat Beta palungku satu kali dalam muka tapindah ka blakang (3) alat pemertahanan kekuasaan seperti pada kalimat Su pernah lia spatu malayang di dalam muka ka balom . Pada ranah modus kalimat deklaratif ditemukan penggunaan modus kalimat deklaratif sebagai (1) alat pertarungan kekuasaan seperti pada kalimat Halaman ilang ibu. (2) representasi sifat laki-laki seperti pada kalimat Oh jelas ibu namanya juga jagoan. dan (3) representasi cara pandang laki-laki terhadap perempuan seperti pada kalimat Cu cu cu ibu. . Pada ranah modus kalimat interogatif ditemukan penggunaan modus kalimat interogatif sebagai alat pemertahanan kekuasaan seperti pada kalimat Woe se kira jamang k dan alat pertarungan kekuasaan seperti pada Wuangala banci kapa . Pada ranah modus kalimat imperatif ditemukan penggunaan modus kalimat imperatif sebagai representasi cara pandang laki-laki terhadap perempuan seperti pada kalimat Itulah pulang buka dada dan alat pemertahanan kekuasaan seperti pada kalimat kalimat Jang coba-coba hapus ana Se pica . Pada ranah sapaan dan rujukan pribadi ditemukan penggunaan sapaan dan rujukan pribadi sebagai representasi solidaritas laki-laki seperti pada sapaan ceper e alat pertarungan kekuasaan seperti pada sapaan sorang dan alat pemertahanan kekuasaan seperti pada rujukan pribadi kaka-kaka . Selain ketiga temuan di atas juga ditemukan wacana tanding oleh siswi sebagai bentuk pembelaan diri terhadap wacana dominan siswa. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa wacana maskulinitas dalam interaksi sekolah di SMA Negeri 4 Ambon tidak produktif dan memberi nilai yang positif. Maskulinitas yang tampak pada interaksi antarlelaki dengan status yang sama berupa pertarungan kekuasaan sedangkan maskulinitas yang tampak pada interaksi antara laki-laki dengan perempuan dengan status yang sama berupa pemertahanan kekuasaan. Secara budaya wacana tersebut dapat diterima tetapi bertentangan dengan konteks sekolah di mana interaksi tersebut terjadi yang menuntut adanya interaksi yang positif dan mendidik yang terepresentasi pada sikap tutur kata maupun perbuatan. Berdasarkan simpulan di atas maka saran ditujukan kepada (1) siswa agar membangun suatu interaksi yang positif sopan dan mengahargai siapa saja yang terlibat dalam interaksi (2) guru agar membentuk suatu interaksi yang mengedepankan nilai-nilai edukasi terkhusus bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia agar menanamkan nilai sosial budaya edukasi maupun moral melalui pemilihan teks-teks bacaan yang memperkenalkan budaya lain memuat pesan edukasi maupun pesan moral untuk membuka wawasan siswa-siswi yang hidup sebagai mahkluk sosial sehingga memiliki sikap yang terbuka dan menghargai orang lain (3) pemerintah agar menyusun program pertukaran pelajar antardaerah dengan budaya yang berbeda agar pelajar dapat belajar mengenal menghargai dan beradaptasi dengan budaya lain sehingga terbentuk interaksi yang positif dan (5) peneliti lain disarankan agar menjadikan penelitian ini sebagai batu loncatan untuk penelitian berikutnya. Banyak hal terkait wacana maskulinitas yang belum dibahas secara mendalam pada penelitian ini seperti aspek nonverbal dalam wacana maskulinitas wacana maskulinitas perempuan kajian antropologi masyarakat Ambon terkait maskulinitas dalam kaitannya dengan pengembangan menajemen pembelajaran begitupun kekuasaan yang termuat dalam wacana maskulinitas. Oleh sebab itu bagi peneliti lain diharapkan mengungkap dan membahas lebih dalam mengenai hal-hal tersebut.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 04 Aug 2015 04:29
Last Modified: 09 Sep 2015 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/58051

Actions (login required)

View Item View Item