Suaedi, Hasan (2013) Analisis percakapan dokter dengan pasien di RSUD dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo / Hasan Suaedi. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Suaedi Hasan. 2013. Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. Tesis. Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang Pembimbing (I) Prof. Dr. Anang Santoso M.Pd (II) Dr. Widodo HS M.Pd Kata Kunci prinsip kerja sama tuturan dokter tuturan pasien. Penelititan ini dilatar belakangi oleh fakta bahwa percakapan dokter dengan pasien merupakan percakapan yang penting. Pentingnya percakapan dokter dan pasien karena percakapan tersebut merupakan bagian dari proses perawatan pasien yang sedang sakit. Selain itu pentingnya percakapan antara dokter dan pasien menuntut tersampaikannya makna yang terkandung dalam tuturan. Dalam merealisasikan tersampaikannya makna tuturan dokter dengan pasien tersebut. Peneliti tertarik untuk menelaah percakapan dokter dengan pasien menggunakan prinsip kerja sama. Prinsip kerja sama merupakan aturan atau kaidah dalam bertutur sehingga tuturan penutur dapat dipahami oleh mitra tutur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan prinsip kerja sama dalam percakapan dokter dengan pasien. Dalam penelitian ini peneliti menelaah percakapan dokter dengan pasien dari segi maksim kualitas maksim kuantitas maksim relevansi maksim cara dan pelanggaran prinsip kerja sama dalam percakapan dokter dengan pasien. 12288 12288 12288 12288 Penelitian ini merupakan jenis penelitian etnometodologi yang berorientasi kepada analisis percakapan. Percakapan sebagai unsur dasar etnometodologi adalah aktivitas interaksi yang menunjukkan aktivitas yang stabil dan teratur yang merupakan kegiatan yang dapat di analisis. Data dalam penelitian ini berupa tuturan percakapan dokter dengan pasien. Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian digambarkan sebagai berikut. Pertama penerapan maksim kualitas dalam percakapan dokter dengan pasien diterapkan dengan bergagai tuturan. Dalam maksim kualitas penerapan maksim ditinjau dari fungsinya diterapkan melalui enam tuturan yaitu (a) tuturan penolakan (b) tuturan persetujuan (c) tuturan basa-basi (d) tuturan informasi dan (e) tuturan motivasi. Penerapan maksim kualitas ditinjau dari keimplikaturannya diterapkan melalui dua tuturan yaitu (a) tuturan implikatur dan (b) tuturan eksplikatur. Kedua penerapan maksim kuantitas dalam percakapan dokter dengan pasien diterapkan dengan berbagai tuturan. Penerapan maksim kuantitas ditinjau dari respon tuturannya diterapkan melalui dua tuturan yaitu (a) tuturan nonverbal (b) tuturan verbal. Penerapan maksim kuantitas ditinjau dari keliteralan tuturannya diterapkan melalui dua tuturan yaitu (a) tuturan literal dan langsung dan (b) tuturan tidak literal dan langsung. Kemudian penerapan maksim kuantitas ditinjau dari tuturan interogatif yang menyatakan makna pragmatik imperatif perintah. 12288 12288 12288 12288 Ketiga penerapan maksim relevansi dalam percakapan dokter dengan pasien dituturkan melalui lima topik yaitu (a) topik kepulangan pasien (b) topik penyebab penyakit pasien (c) topik pengobatan penyakit pasien (d) topik jenis penyakit pasien dan (e) topik penyembuhan penyakit pasien. 12288 12288 12288 12288 Keempat penerapan maksim cara dalam percakapan dokter dengan pasien diterapkan melalui tuturan yang bervariasi. Pada setiap variasi tuturannya percakapan dokter dengan pasien memiliki karakteristik yang spesifik. Karakteristik yang spesifik dalam maksim cara disampaikan dengan empat tuturan yaitu (a) penerapan maksim cara melalui tuturan satu kata (b) penerapan maksim cara melalui tuturan lebih dari satu kata (c) penerapan maksim cara melalui tuturan yang hemat dan (d) tuturan yang tidak ambigu. 12288 12288 12288 12288 Dalam percakapan dokter dengan pasien terdapat pelanggaran prinsip kerja sama. Pelanggaran prinsip kerja sama dalam percakapan dokter dengan pasien dibagi menjadi dua pelanggaran. Pertama pelanggaran yang memang tidak menerapkan maksim kuantitas dan kualitas. Pelanggaran maksim kualitas dalam percakapan dokter dengan pasien dituturkan dengan dua tuturan yaitu (a) tuturan yang tidak benar dan (b) tuturan yang tidak mengetahui. Pada pelanggaran maksim kuantitas percakapan dokter dengan pasien dituturkan dengan dua tuturan yaitu (a) pelanggaran maksim kuantitas melalui jawaban yang lebih sedikit dari yang dibutuhkan penutur dan (b) pelanggaran maksim kuantitas yang dilanggar melalui jawaban yang tidak sesuai dengan kebutuhan penutur. Kedua pelanggaran maksim yang memang tidak bisa menerapkan maksim kuantitas. Pelanggaran dalam percakapan dokter dan pasien dituturkan dengan empat tuturan yaitu (a) pelanggaran maksim kuantitas untuk mendapatkan penanganan medis (b) pelanggaran maksim kuantitas untuk memberikan penjelasan medis kepada pasien.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 22 Jul 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/57971 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |