Pola penamaan anak dalam keluarga Jawa di wilayah Dusun Sumberagung Desa Banjaranyar Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk / Nurul Kusnah - Repositori Universitas Negeri Malang

Pola penamaan anak dalam keluarga Jawa di wilayah Dusun Sumberagung Desa Banjaranyar Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk / Nurul Kusnah

Kusnah, Nurul (2012) Pola penamaan anak dalam keluarga Jawa di wilayah Dusun Sumberagung Desa Banjaranyar Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk / Nurul Kusnah. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci Pola penamaan anak keluarga Jawa Fenomena perubahan sosial tidak hanya merambah pada tingkat kehidupan masyarakat melainkan juga menyentuh tingkat kehidupan individual manusianya. Salah satu bentuk fenomena perubahan sosial pada tingkat individu tersebut dapat diamati dalam kaitannya dengan aktivitas penamaan bagi seorang anak dalam suatu lingkungan keluarga. Berbagai fenomena perubahan dalam penamaan muncul dalam bentuk berubahnya orientasi rujukan suatu nama berubahnya bangun struktur suatu nama maupun bergesernya persepsi nilai terhadap suatu bentuk nama. Seiring dengan laju perkembangan zaman fenomena perubahan dalam penamaan banyak mewarnai kehidupan seluruh masyarakat tidak terkecuali di wilayah pedesaan. Bergesernya pola pikir berubahnya pola kehidupan dan berubahnya konteks kehidupan masyarakat berdampak pada timbulnya perubahan wujud ide tentang nama yang dimunculkannya. Munculnya variasi-variasi wujud nama anak merefleksikan terjadinya perubahan pola norma yang diberlakukan oleh setiap individu atau keluarga dalam aktivitas penamaan yang dilakukannya. Pemahaman terhadap perubahan nama sebagai suatu bentuk simbol tidak hanya cukup dipahami sebagai suatu perubahan pada aspek wujud melainkan juga harus dipahami dari aspek maknanya. Pemahaman terhadap dunia makna nama hakikatnya memerlukan interpretasi terhadap dunia ide penentu atau pemberi nama (dalam hal ini adalah orang tua dalam suatu keluarga) dalam kaitannya dengan konsepsinya dan konteks yang melatar belakanginya. Bertolak dari permasalahan tersebut penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran objektif tentang (1) konsep makna nama menurut keluarga Jawa (2) harapan yang diamanatkan dalam suatu bentuk nama dan (3) konteks yang mempengaruhi pemilihan suatu bentuk nama. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasikan dan mendiskripsikan konsep makna nama seorang anak menurut keluarga. (2) mengidentifikasikan dan mendiskripsikan harapan yang diamanatkan dalam suatu bentuk nama. (3) mengidentifikasikan dan mendiskripsikan berbagai konteks atau setting yang mempengaruhi pemilihan suatu bentuk nama. Untuk mencapai tujuan di atas penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode kualitatif maka pelaksanaan penelitian baik dalam poses pengumpulan data penentuan sampel dan analisis data dilakukakan secara simultan di lapangan. Dalam upaya memperoleh data peneliti menggunakan teknik wawancara terbuka observasi partisipatif dan nonpartisipatif dan melalui dokumentasi. Berdasarkan pendekatan dan metode yang diterapkan hasil penelitian ini dapat digambarkan berikut ini. Konsep makna nama menurut keluarga dapat i ditemukan menjadi dua hal yaitu (1) pentingnya makna nama bagi masyarakat Sumberagung dan (2) tidak pentingnya makna nama bagi masyarakat Sumberagung. Dalam pentingnya makna nama bagi masyarakat Sumberagung ditemukan empat makna meliputi (a) nama sebagai tenger (b) nama sebagai pembawa makna yang baik (c) nama sebagai doa (d) nama sebagai identitas jati diri. Pada tidak pentingnya makna nama bagi masyarakat Sumberagung ditemukan dua makna meliputi (a) nama sebagai sekadar nama dan (b) nama sebagai panggilan semata. Harapan yang diamanatkan dalam suatu bentuk nama ditemukan dua hal yaitu (1) harapan atau keinginan di balik penamaan dan (2) idealisme sebuah nama. Dalam harapan atau keinginan di balik penamaan dapat ditemukan enam harapan meliputi (a) ingin mendapat ridho dari Tuhan (b) ingin anaknya berhasil dan berguna (c) ingin anaknya menjadi orang baik (d) ingin anaknya menjadi orang pintar dan tidak memalukan (e) ingin anaknya menjadi orang yang mengerti kemerdekaan dan (f ) ingin anaknya menjadi sehat. Idealisme sebuah nama dapat ditemukan empat ciri menurut masyarakat Sumberagung meliputi (a) nama yang memiliki estetika (b) nama yang memiliki ciri pembeda (c) nama yang modern (d) nama yang merujuk pada kesederhanaan. Konteks penamaan anak ditemukan tiga konteks yaitu (1) konteks psikologis anak yang di namai (2) konteks sosial (3) konteks kultural. Dalam konteks psikologis anak yang di namai dapat ditemukan lima ciri meliputi (a) merasa malu (b) biasa-biasa saja (c) bangga dan senang (d) tidak malu (e) karakter baik. Konteks sosiologi dapat ditemukan lima ciri meliputi (a) nama diberi orang lain (b) nama berasal dari media (c) nama berasal dari peristiwa penting (d) nama berasal dari pengalaman pribadi yang menguntungkan (e) nama berasal dari tokoh penting atau berpengaruh (f) nama berasal dari mimpi. Dalam konteks kultural dapat ditemukan empat konteks meliputi (a) hari Jawa dan pasaran (b) bulan Masehi (c) bulan Hijriyah (d) bilangan Sansekerta. Dari ketiga fokus tersebut secara keseluruhan diperoleh gambaran adanya pola penamaan yang menggambarkan bahwa terdapat dua kategori pola penamaan. Pertama nama dipersepsi sebagai simbol karakter atau kualitas fisik dan psikhis pemiliknya. Perumusan nama berproses atau melalui perencanaan dan seleksi sebab dipengaruhi oleh cukup/tingginya kualitas sosial/budaya/ekonomi/pendidikan/ keagamaan sang penentu nama sehingga kriteria perumusan nama yang ditetapkan selain mempertimbangkan aspek bagus tidaknya nama juga mempertimbangkan aspek makna. Kedua nama dipersepsi sebagai panggilan semata karena hanya merupakan hasil imitasi semata yang terjadi karena kurang/rendahnya kualitas sosia budaya/ekonomi/pendidikan/ atau agama sang penentu nama sehingga kriteria yang ditetapkannya hanya menggunakan ukuran bagus dipandang dari wujud simbol semata. Dari hasil penelitian tersebut wilayah Sumberagung dalam hal penamaan anak cenderung didominasi oleh tipe pertama dari gambaran pola penamaan tersebut sehingga dapat digambarkan warna budaya mayarakatnya yang sudah agak modern sudah ada perubahan. Pola pikirnya mengarah ke karakteristik keagamaan. Dari gambaran warna tersebut diharapkan adanya upaya mengubah pola penamaan ke arah yang positif sehingga cerminan budaya positif dapat ditampakkan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 22 Nov 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57953

Actions (login required)

View Item View Item