Penggunaan tindak direktif bahasa Jawa dalam upacara serah-serahan pengantin masyarakat Lamongan / Iib Marzuqi - Repositori Universitas Negeri Malang

Penggunaan tindak direktif bahasa Jawa dalam upacara serah-serahan pengantin masyarakat Lamongan / Iib Marzuqi

Marzuqi, Iib (2012) Penggunaan tindak direktif bahasa Jawa dalam upacara serah-serahan pengantin masyarakat Lamongan / Iib Marzuqi. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci Tindak direktif bahasa Jawa upacara serah-serahan pengantin Abstrak Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara wujud penggunaan tuturan tindak direktif bahasa Jawa dalam upacara serah-serahan pengantin dengan fungsi tuturan tersebut. Misalnya penutur menggunakan tuturan yang berwujud interogatif tetapi tututran tersebut memiliki fungsi suruhan. Perbedaan tersebut disebabkan karena konteks yang melatarbelakanginya. Perbedaan penggunaan antara wujud dan fungsi tersebut akan menimbulkan perbedaan strategi yang digunakan oleh penutur pula. Dari masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk mendekripsikan wujud penggunaan tindak direktif bahasa Jawa fungsi penggunaan tindak direktif bahasa Jawa dan strategi penggunaan tindak direktif bahasa Jawa dalam upacara serah-serahan pengantin masyarakat Lamongan. Untuk mencapai hal tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini termasuk penelitian pragmatik dengan ancangan teori tindak tutur yaitu dengan menempatkan tindak direktif dalam ruang lingkup tindak tutur. Dalam upaya memperoleh data peneliti menggunakan teknik pendokumentasian observasi dan wawancara. Bahasa serah-serahan dalam upacara pengantin Jawa dapat dikaji dalam kajian tindak tutur (speech acts) karena dalam bahasa Jawa terkandung tindakan-tindakan yang mengharapkan mitra tutur melakukan sesuatu. Dalam bahasa Jawa terdapat tindak lokusi ilokusi dan perlokusi. Utamanya pada tindak ilokusi yakni mengacu pada makna tersirat dalam suatu tuturan seperti memberitahu (deklaratif) memerintah (imperatif) dan bertanya (interogatif). Tindak ilokusi tersebut dapat berwujud tindak direktif yaitu pernyataan yang bertujuan agar pendengar melakukan sesuatu. Berdasarkan temuan penelitian tentang wujud penggunaan tindak direktif bahasa serah-serahan pada upacara pengantin Jawa masyarakat Lamongan terdapat tiga wujud tuturan yaitu (1) wujud deklaratif pada berbagai tindak yaitu (a) wujud menyatakan suruhan (b) wujud menyatakan permintaan (c) menyatakan larangan dan (d) wujud menyatakan penerimaan. (2) Melalui tindakan berwujud imperatif meliputi (a) wujud menyatakan suruhan (b) wujud menyatakan permintaan dan (c) wujud menyatakan larangan. (3) Tindak berwujud interogatif meliputi (a) wujud menyatakan suruhan (b) wujud menyatakan permintaan dan (c) wujud menyatakan larangan. Temuan tentang fungsi penggunaan tindak direktif bahasa serah-serahan meliputi (1) fungsi tuturan berwujud deklaratif meliputi (a) fungsi suruhan (b) fungsi permintaan (c) fungsi larangan dan (d) fungsi penerimaan (2) fungsi tuturan berwujud imperatif meliputi (a) fungsi suruhan (b) fungsi permintaan dan (c) fungsi larangan dan (3) fungsi tuturan berwujud interogatif meliputi (a) fungsi suruhan (b) fungsi permintaan dan (c) fungsi larangan. Hasil temuan tentang strategi penggunaan tindak direktif bahasa serah-serahan menunjukan bahwa strategi penggunaan tindak direktif bahasa serah-serahan diekspresikan dengan strategi secara langsung dan secara tidak langsung. Bertutur secara langsung diwujudkan dengan tuturan yang wujud imperatif untuk menyuruh meminta dan melarang. Bertutur secara tidak langsung diwujudkan dengan tuturan yang berwujud deklaratif dan interogatif. Strategi tidak langsung dengan wujud deklaratif digunakan untuk menyatakan suruhan permintaan larangan dan menerima. Sedangkan Strategi tidak langsung dengan wujud interogatif digunakan untuk menyuruh meminta dan melarang. Terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan penelitian ini yaitu (1) bagi pewara penyerah dan penerima diharapkan agar dalam bertutur (memberikan sambutan) membuat rancangan bahasa yang lebih menarik dan menyenangkan. Hal tersebut disebabkan apabila dalam menyampaikan sebuah tuturan menggunakan bahasa yang menarik mitra tutur tidak akan merasa jenuh atau bosan menyimaknnya. Sedangkan apabila menggunakan bahasa yang menarik akan terjalin hubungan yang harmonis antara penutur dengan mitra tutur dan (2) bagi peneliti berikutnya penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melihat aktivitas kebahasaan yang terjadi pada prosesi serah-serahan pengantin yang berhubungan dengan penggunaan tindak direktif. Sebagai saran untuk peneliti berikutnya agar meneliti dengan topik yang sama tetapi lebih mengembangkan pada tuturan prosesi yang lain misalnya pada prosesi siraman panggih atau prosesi ular-ular.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: library UM
Date Deposited: 20 Nov 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57951

Actions (login required)

View Item View Item