Lelapary, Heppy Leunard (2011) Karasteristik tradisi lisan kapata di Maluku Tengah / Heppy Leunard Lelapary. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Tesis Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Prof. Dr. H. Abdul Syukur Ibrahim (2) Dr. Mujianto M.Pd. Kata Kunci karakteristik tradisi lisan kapata bentuk fungsi nilai. Tradisi lisan kapata yaitu bentuk bahasa yang secara khusus digunakan oleh masyarakat dalam upacara adat dengan irama tertentu tersusun dalam larik-larik dan disampaikan dalam bentuk monolog maupun dialog. Bentuk tersebut hanya digunakan pada upacara-upacara adat pada masyarakat pemakai seperti pada upacara panas pela upacara pelantikan raja upacara perkawinan dan upacara-upacara lainnya yang sejenis dan digunakan oleh orang-orang tertentu seperti kepala desa atau tua adat (sesepuh desa) yang menguasai adat. Kapata yang biasa dipakai dalam komunikasi upacara-upacara adat merupakan bentuk tradisi lisan (sastra daerah) yang tergolong juga dalam folklor lisan (verbal folklore). Tradisi lisan merupakan bagian dari hasil cipta dan persediaan sastra yang telah lama hidup dalam tradisi suatu masyarakat baik masyarakat yang telah mengenal tulisan maupun belum. Penelitian ini bertujuan untuk memerikan karakteristik tradisi lisan kapata dalam masyarakat Maluku Tengah. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pemerian terhadap tiga aspek yaitu (1) bentuk tardisi lisan kapata (2) fungsi tardisi lisan kapata dan (3) nilai-nilai tradisi lisan kapata. Ketiga aspek tersebut dianggap secara representatif dapat mencerminkan tradisi lisan kapata sebagai sebuah wacana budaya dan cerminan nilai-nilai budaya masyarkat Maluku Tengah. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan ancangan etnografi untuk melakukan analisis tekstual tradisi lisan kapata dalam merekonstruksi struktur budaya masyarakat pemiliknya. Data penelitian adalah ini adalah teks-teks tradisi lisan kapata catatan tentang tradisi budaya dan ritual upacara adat pelantikan raja dan upacara perkawinan adat mananol dikaji lewat bentuk fungsi dan nilai yang terkandung dalam teks-teks tradisi lisan kapata yakni resepsi ritual upacara pelantikan raja dan upacara perkawianan adat mananol data informan dan data rekaman. Data berupa tuturan lisan merupakan data utama yang menjadi fokus analisis. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen wawancara dan observasi. Dalam pengumpulan data peneliti berfungsi sebagai instrumen kunci. Selain itu juga digunakan juga panduan observasi panduan wawancara panduan studi dokumen alat perekam elektronik dalam pengambilan data. Pada saat oengambilan data peneliti melakukan seleksi data identifikasi data klasifikasi data dan kategorisasi data yang didasarkan pada pandangan emik. Aktifitas ini dilakukan untuk mendapatkan data karakteristik tradisi lisan kapata berupa bentuk tradisi lisan kapata yang mengacu pada bentuk-bentuk folklor lisan fungsi tradisi lisan kapata yang mengacu pada teori fungsi dalam penelitian folklor dan nilai-nilai tradisi lisan kapata yang mencakup nilai religi nilai filosofis dan nilai etik masyarakat Maluku Tengah. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis teks etnografis umum. Ketiga aspek penelitian dipahami secara cermat melalui level semantik level reflektif dan level eksistensial. Unutk memverifikasi temuan penelitian dilakukan triangulasi terhadap sumber pakar bahasa dan pakar budaya. Identifikasi bentuk tradisi lisan kapata mengacu pada bentuk folklor lisan yang meliputi (1) bahasa rakyat (2) gelar atau pangkat tradsisonal (3) julukan (4) puisi tradisional (5) cerita atau prosa rakyat dan (6) nyanyian rakyat Fungsi tradisi lisan mengacu pada teori fungsi dalam penelitian folklor yang meliputi (1) teori fungsionalisme folklor (2) teori sosiofungsi folklor (3) teori psikofungsi folklor (4) teori fungsi etnosentrisme dan (5) teori fungsi fetisisme. Nilai dalam tradisi lisan kapata masyarakat Maluku Tengah adalah sesuatu yang dipegang seseorang secara pribadi dan terinternalisasi dalam perilaku. Nilai juga merupakan uniT kognitif yang digunakan dalam menimbang tingkah laku dengan timbangan baik buruk tepat tidak tepat dan benar salah serta merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan. Nilai religius merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling kuat. Nilai tersebut besumber dari kebenaran tertinggi yaitu Tuhan. Cakupan nilai ini sangat luas struktur mental manusia dan kebanran mistik-transendental merupak dua sisi unggul yang dimiliki nilai religius. Nilai filosofis merupakan nilai yang berada pada matra tema-tema abstrak dan sewaktu-waktu berada dala wilayah empiris atauy berada pada keyakinan mistis. Nilai kebaikan kebenaran dan keindahan selalun berada pada matra nilai yang paling tinggi dan menjadi tujuan akhir kehidupan. Dengan kata lain nilai-nilai tersebut sifatnya universal dan berlaku sebagai nilai akhir dan subjektif sifatnya sedangkan fenomena atau riak kehidupan yang seolah-olah menjauhkan antara nilai dan kenyataan dipahami sebagai ketidaklengkapan atau kesalahan ikhtiar manusia. Dalam upacara adat di Maluku Tengah tradisi lisan kapata telah mengungkap sejumlah nilai etik moral yang menjadi tanggungjawab dan kewajiban bersama untuk dipegang teguh sebagai nilai yang dapat diaktualisasi dan dimanifestasikan sebagai sebuah representasi nilai etis dalam membangun dan menjalani kehidupan bersama disepakati sebagai norma baik secara lahiriah maupun batiniah. Temuan-temuan ini memiliki implikasi baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis temuan penelitian ini memiliki implikasi pada kajian budaya kajian folklor dan sosiolinguistik. Secara praktis temuan ini memberi manfaat untuk menentukan kebijakan dalam pemertahanan budaya etnik serta pengayaan sumber rujukan dalam perencanaan keterampilan lunak dan pembelajran muatan lokal disekolah. Berdasarkan hasil penelitian disarankan hal-hal berikut (1) tradisi lisan kapata dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan damai (2) nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi lisan kapata perlu dilestarikan (3) dapat dijadikan dokumen untuk menentukan kebijakan pemertahanan budaya (4) dapat dijadikan strategi kebijakan untuk mengembangkan perangkat ketrampilan lunak dan (5) dapat dijadikan gagasan dasar untuk menemukan gagasan baru penelitian selanjutnya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 18 Oct 2011 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2011 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/57938 |
Actions (login required)
View Item |