Resepsi penonton terhadap wayang Haji Lalu Nasib Gerung Lombok Barat / Muhammad Hambali - Repositori Universitas Negeri Malang

Resepsi penonton terhadap wayang Haji Lalu Nasib Gerung Lombok Barat / Muhammad Hambali

Hambali, Muhammad (2011) Resepsi penonton terhadap wayang Haji Lalu Nasib Gerung Lombok Barat / Muhammad Hambali. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Djoko Saryono M.Pd. (II) Prof. Dr. Maryaeni M.Pd. Kata kunci resepsi penonton pewayangan nilai-nilai. Sebagian besar wayang kulit Sasak perlahan-lahan mengalami kemunduran dan bahkan sampai mengalami kepunahan karena tidak mampu berkembang dan bersaing dengan hiburan modern. Di antara wayang-wayang tersebut Wayang Haji Lalu Nasib (HLN) merupakan salah satu wayang kulit Sasak yang masih hidup dan bertahan hingga sekarang. Kemampuan wayang HLN bertahan di tengah arus modern tidak terlepas dari kreativitas dalangnya sebagai pemeran utama pertunjukan. Kreativitas dalang wayang HLN dapat dilihat pada bagaimana penggarapan unsur-unsur estetika pewayangan yang menarik bagi penonton. Hal tersebut menjadikan wayang ini disukai digemari dan diapresiasi oleh masyarakat Lombok di manapun pertunjukanya. Tetapi di sisi lain kreativitas tersebut justru dianggap sebagai perusak pakem dan pendangkalan nilai-nilai pewayangan oleh sebagian penontonya terutama kalangan tua yang mengerti pewayangan. Adanya resepsi positif dan negatif tersebut merupakan dinamika penonton wayang HLN. Apabila ditinjau dari perspektif teori resepsi masalah tersebut dapat dipahami karena faktor yang ada pada diri penonton dan adanya ruang kosong pada seni pertunjukan wayang. Faktor yang ada pada diri penonton berupa usia konpetensi sastra agama dan bahasa. Adanya ruang kosong pada pertunjukan wayang HLN mengharuskan penonton mengisi/mengkonkretkan dengan kompetensi yang dimiliki. Kedua hal tersebut dapat membedakan resepsi penonton. Perbedaan resepsi tersebut mengandung makna tertentu sehingga perlu pengkajian mendalam untuk mengetahuinya. Sehubungan dengan hal di atas peneliti merumuskan masalah yang dianalisis terkait dengan resepsi penonton yaitu (1) bagaimana resepsi penonton terhadap unsur-unsur estetika pewayangan Haji Lalu Nasib dan (2) bagaimana resepsi penonton terhadap nilai-nilai dalam pertunjukan wayang Haji Lalu Nasib. Untuk menjawab pertanyaan di atas penelitian ini dirancang dengan rancangan kulitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan resepsi sastra serta dilaksanakan di Lombok Barat dan Mataram. Ada 20 reseptor yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Data ini diambil dengan teknik wawancara dan observasi. Sumber data hasil penelitian adalah hasil resepsi penonton berupa transkrip wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan pertama unsur-unsur khas yang paling menentukan resepsi penonton menggambarkan bahwa pengaruh tokoh punakawan yang berkarakter humor dalam lakon carangan mendapat resepsi paling banyak. Sedangkan terhadap unsur-unsur lainya yakni unsur tokoh utama pada cerita utama beserta alurnya sabet catur (bahasa) gending (musik) durasi pertunjukan dan etika kurang diresepsi oleh penonton. Hal tersebut diakibatkan oleh unsur cerita utama yang tidak digarap dengan maksimal terutama tokoh punakawan versi pakem yang berfungsi menerjemahkan maksud tokoh utama pada penonton bahasa sulit dipahami kurangnya pengetahuan penonton tentang dalangan dan motivasi penonton dalam pertunjukan. Kedua terdapat perbedaan sudut pandang resepsi antara golongan tua dan golongan muda. Golongan tua meresepsi lebih mendalam dengan melibatkan pengetahuanya tentang pewayangan (pakem) dan meresepsi negatif hal yang diangap keluar dari pakem. Penyimpangan dari pakem akan berpengaruh terhadap kualitas dan nilai-nilai dalam pertunjukan wayang Ketiga dalam menangkap dan memaknai simbol-simbol dalam pertunjukan wayang seperti simbol pada bentuk boneka wayang cerita maupun unsur-unsur lainya tidak maksimal dikonkretkan oleh penonton kalangan muda. Sedangkan dari golongan tua memiliki kemampuan lebih dalam memaknai arti di balik simbol-simbol tersebut. Keempat nilai-nilai yan diresepsi penonton berupa nilai etis dan tidak etis. Nilai etis berupa nilai kebajikan kepemimpinan kepahlawanan keberanian religius tolong menolong gotong royong kejujuran. Nilai-nilai diresepsi penonton tersebut terdapat pada unsur-unsur cerita konflik tokoh dan penokohan catur simbol-simbol serta bahasa yang diucapkan dalang.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: library UM
Date Deposited: 06 Apr 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57928

Actions (login required)

View Item View Item