Peningkatan kemampuan apresiasi puisi melalui metode bengkel sastra siswa kelas II SMA Negeri 11 Ambon / Abdul Latief Rengur - Repositori Universitas Negeri Malang

Peningkatan kemampuan apresiasi puisi melalui metode bengkel sastra siswa kelas II SMA Negeri 11 Ambon / Abdul Latief Rengur

Rengur, Abdul Latief (2009) Peningkatan kemampuan apresiasi puisi melalui metode bengkel sastra siswa kelas II SMA Negeri 11 Ambon / Abdul Latief Rengur. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Pembelajaran sastra selama ini diajarkan kepada siswa untuk semua jenjang pendidikan.Namun disinyalir bahwa pembelajaran sastra belum mencapai hasil yang optimal. Pembelajaran sastra perlu dikembangkan dan ditingkatkan karena pembelajaran tersebut didukung oleh aspek pertimbangan psikologis. Siswa memiliki pengetahuan dan keingintahuan yang sangat besar. Penelitian terhadap pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra dengan Metode Bengkel Sastra ini penting dilakukan karena belum ada yang meneliti tentang hal tersebut. Karena itu penelitian ini terfokus pada tiga masalah yakni (1) bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis puisi melalui Metode Bengkel Sastra puisi siswa kelas II SMA Negeri 11 Ambon pada tahap pemilihan tema puisi (2) bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis puisi melalui Metode Bengkel Sastra puisi siswa kelas II SMA Negeri 11 Ambon pada tahap penggunaan bahasa puisi (3) bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi melalui metode bengkel sastra puisi siswa kelas II SMA Negeri 11 Ambon pada tahap penulisan puisi secara totalitas makna. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 28 30 Januari 2007 ditemukan bahwa pembelajaran apresiasi sastra di SMA Negeri 11 Ambon dilaksanakan lebih banyak bertumpu pada teori sastra. Guru sama sekali belum pernah melaksanakan kegiatan pembelajaran apresiasi sastra yang melibatkan siswa untuk kegiatan kreatif sastra seperti mencipta puisi. Sehingga pada awal observasi diperkenalkan kepada guru bahwa di dalam pembelajaran apresiasi sastra terdapat Metode Bengkel Sastra. Melalui metode tersebut siswa diajak turun langsung ke dunia sastra. Di dalamnya mengutamakan aktivitas siswa sebagai experimentation of literature. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Prosedur tindakan dikemas dalam bentuk tahap-tahap penelitian meliputi studi pendahuluan perencanaan pelaksanaan pengamatan dan refleksi. Data penelitian berupa data proses dan hasil catatan lapangan wawancara dan studi dokumentasi selama pelaksanaan tindakan.Untuk mendapatkan data menggunakan dua instrumen instrumen utama adalah peneliti dan instrumen penunjang berupa panduan observasi catatan lapangan wawancara dan dokumentasi. Langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data penyajian data dan penyimpulan dan verifikasi yang dilakukan dengan cara partisipatoris kolaboratif antara peneliti dengan guru sebagai praktisi. Pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi dengan metode bengkel sastra dapat ditempuh melalui lima langkah (1) perkenalan penjajagan dan pengarahan (2) memproduksi (3) publikasi (4) pengenalan figur (5) pertemuan puncak. Proses kerja bengkel sastra ini dikemas dalam tahapan proses menulis yakni tahap pramenulis saat menulis dan pascamenulis dan penilaian. Secara kolaboratif peneliti dan guru menyusun rencana pembelajaran apresiasi puisi. Tema yang ditulis sesuai dengan tema sentral yang telah disepakati dalam forum kerja bengkel sastra. Tema tersebut dikembangkan dalam RPP. Penilaian pembelajaran dilakukan melalui penilaian proses dan hasil. Penilaian proses menunjukkan peningkatan dalam hal kerjasama dan partisipasi dalam kelompok kreativitas dalam tukar pendapat keberanian dalam berunjuk kerja minat dan antusias produktivitas dan toleransi. Penilaian hasil tentang peningkatan apresiasi puisi siswa dalam mencipta atau menulis puisi menunjukkan peningkatan dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Tahap pemilihan tema puisi pada siklus I terdapat peningkatan dalam memilih dan mengembangkan tema yakni 6 orang atau 14% siswa memperoleh nilai 80 dan 10 orang atau 23% memperoleh nilai 75. Dengan demikian siwa yang mencapai KKM 8805 75 mencapai 16 orang atau 27% dari 43 orang siswa. Pada siklus II kemampuan siswa memilih dan mengembangkan tema yaitu 1 orang atau 3% memperoleh nilai 95 terdapat 4 orang atau 11%memperoleh nilai 90 dan 2 orang atau 11% memperoleh nilai 85 terdapat 2 orang juga memperoleh nilai 80 dan 11 mendapatkan nilai 75.Dengan demikian siswa yang mencapai KKM 8805 75 mencapai 20 orang atau 77% dari 35 orang siswa. Dengan perbedaan banyaknya siswa yang meningkat nilainya untuk kemampuan memilih dan mengembangkan tema pada siklus II dapat disimpulkan bahwa Metode Bengkel Sastra dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi. Tahap penggunaan bahasa puisi pada siklus I terdapat 5 orang atau 12% dari siswa memperoleh nilai 80 dan 6 orang atau 14% memperoleh nilai 75. Dengan demikian siswa yang mencapai KKM 8805 75 mencapai 11orang atau 26% dari 43 orang.Pada siklus II terdapat atau 3% dari memperoleh nilai 95 dan 3 orang memperoleh nilai 80 dan 9 siswa mendapatkan nilai 75. Dengan demikian siswa yang mencapai KKM 8805 75 mencapai 20 orang atau 77% dari 35 orang siswa yang mengikuti Bengkel Sastra. Dengan demikian jumlah siswa yang nilainya sama atau lebih tinggi dari KKM 8805 75 pada siklus II berjumlah 20 orang. Jika dibandingkan dengan siklus I yang hanya 16 orang itu berarti bahwa kemampuan memilih dan mengembangkan tema meningkat meskipun peningkatannya tidak terlalu mencolok. Selain dari indikasi nilai dapat juga disimpulkan bahwa bahasa puisi yang digunakan dalam puisi dari siklus I ke siklus II semakin meningkat tajam. Dari data puisi yang telah dibahas juga terlihat bahwa diksi bahasa figuratif citraan dan rima menampakkan adanya peningkatan tajam. Diksi siswa semakin kaya dalam siklus II. Tahap penulisan puisi secara totalitas siklus I dari hasil analisis dapat diketahui bahwa siswa yang nilai rata-ratanya kemampuan mengembangkan totalitas makna mencapai 8805 75 sesuai dengan SKBM yang ditetapkan oleh sekolah hanya mencapai 10 siswa (23%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis puisi belum mencapai tujuan karena siswa yang memperoleh nilai 8805 75 belum mencapai 75% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Pada siklus II nilai siswa yang 8805 75 sama dengan atau di atas KKM berjumlah 17 orang (50%). Selain itu dapat diketahui bahwa nilai tertinggi rata-rata nilai pada siklus II ini 95 sedangkan nilai siklus I 80. Dari nilai yang dicapai dapat disimpulkan bahwa pada siklus II pembelajaran apresiasi puisi dengan Metode Bengkel Sastra ini dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Metode Bengkel Sastra dapat meningkatkan kemampuan apresiasi siswa kelas 2 SMA Negeri 11 Ambon pada umumnya dan khususnya kemampuan menulis puisi. Kesimpulan ini diambil sesuai dengan adanya peningkatan kemampuan dari Siklus I ke Siklus II. Dengan adanya peningkatan kemampuan tersebut disarankan kepada guru bahasa Indonesia agar mencoba menggunakan Metode Bengkel Sastra untuk mengajar apresiasi sastra puisi maupun genre sastra yang lain. Untuk itu suatu hal yang perlu diperhatikan pengajar sastra (guru sastra) adalah puisi itu lahir karena adanya imajinasi intuisi dan secercah kearifan karena itu ciptakanlah suasana mengajar yang menyenangkan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: library UM
Date Deposited: 10 Jul 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57916

Actions (login required)

View Item View Item