Pengaruh metode ACM dan metode inova kreatif 32 hari terhadap kemampuan membaca dan menulis pada program percepatan penuntasan buta aksara tingkat dasar: studi eksperimen di Desa Mas-mas Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat / N - Repositori Universitas Negeri Malang

Pengaruh metode ACM dan metode inova kreatif 32 hari terhadap kemampuan membaca dan menulis pada program percepatan penuntasan buta aksara tingkat dasar: studi eksperimen di Desa Mas-mas Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat / N

Tsuroyah, Nur (2011) Pengaruh metode ACM dan metode inova kreatif 32 hari terhadap kemampuan membaca dan menulis pada program percepatan penuntasan buta aksara tingkat dasar: studi eksperimen di Desa Mas-mas Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat / N. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Nur Tsuroyah 2010. Pengaruh Metode ACM dan Metode Inova Kreatif 32 Hari Terhadap Kemampuan Membaca dan Menulis Pada Program Percepatan Penuntasan Buta Aksara Tingkat Dasar Studi Eksperimen di Desa Mas-mas Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tesis. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah. Program Pasca Sarjana. Universitas Negeri Malang.Pembimbing I Prof. Drs. M.Saleh Marzuki M.Ed Pembimbing II Dr. Supriyono M.Pd. Kata Kunci metode pembelajaran kemampuan membaca kemampuan menulis penuntasan buta aksara. Hasil survei pendahuluan penelitian ini menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi pemerintah provinsi NTB khususnya pada bidang pendidikan dan berdampak pada rendahnya IPM adalah masih tingginya angka buta aksara. Data Badan Pusat Statistik tahun 2009 (www.bps.go.id) terungkap bahwa Provinsi NTB merupakan 1 dari 10 Provinsi kantong buta aksara terbesar di Indonesia. Tingginya angka penyandang buta aksara menjadi faktor utama terpuruknya IPM NTB di level bawah. Data terakhir provinsi NTB berada di ranking 32 dari 33 provinsi di Indonesia untuk jumlah penduduk yang buta aksara atau setingkat diatas Papua Barat (Suara NTB 9 Januari 2010). Atas dasar ini diduga bahwa rendahnya nilai kemampuan hasil belajar WB yang berdampak pada tingginya angka buta aksara tersebut erat kaitannya dengan metode pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu perlu dicarikan metode pembelajarn lain yang mungkin akan lebih efektif. Dalam penelitian ini dicobakan Metode Inova Kreatif 32 Hari dan Metode ACM. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan membaca dan menulis antara WB yang dibelajarkan dengan menggunakan Metode ACM dan WB yang dibelajarkan dengan menggunakan Metode Inova Kreatif 32 Hari. Rancangan penelitian ini menggunakan eksperimen kuasi non equivalent control group design. Dipilih 8 kelompok belajar yang dinilai sama kondisi awal variabel-variabelnya. Dengan teknik Purposive Random Sampel dipilih 8 kelompok belajar (1 kelompok 10 orang WB) buta aksara di Desa Mas-mas Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Loteng. Melalui undian 4 kelompok belajar sebagai kelompok eksperimen dan 4 kelompok belajar sebagai kelompok kontrol. Penelitian dilakukan selama enam bulan dari bulan Mei sampai Oktober 2010. Adapun pengambilan data dilakukan melalui tes (pretes dan postes angket dokumentasi dan wawancara. Selanjutnya data dianalisis dengan uji beda rerata melalui uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Terdapat perbedaan kemampuan belajar membaca antara WB yang dibelajarkan dengan metode ACM dan WB yang dibelajarkan dengan metode Inova Kreatif 32 Hari pada program percepatan penuntasan buta aksara tingkat dasar di Desa Mas-mas Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Loteng. Kemampuan belajar membaca WB yang dibelajarkan dengan metode ACM lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan belajar membaca yang dibelajarkan dengan metode Inova Kreatif 32 Hari 2) Terdapat perbedaan kemampuan belajar menulis antara WB yang dibelajarkan dengan metode ACM dan WB yang dibelajarkan dengan metode Inova Kreatif 32 Hari pada program percepatan penuntasan buta aksara tingkat dasar di Desa Mas-mas Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Loteng. Kemampuan belajar menulis WB yang dibelajarkan dengan metode ACM lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan belajar membaca yang dibelajarkan dengan metode Inova Kreatif 32 Hari. Berdasarkan temuan-temuan penelitian tersebut diatas direkomendasikan 1) Metode ACM dapat menjadi bahan referensi dan menjadi alternatif dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran buta aksara dalam rangka meningkatkan kualitas hasil kemampuan membaca dan menulis WB sehingga dapat membantu mempercepat penurunan jumlah WB yang buta aksara. Metode ACM yang digunakan ini terbukti efektif untuk program penuntasan buta aksara maka perlu diupayakan penyebarluasan penerapan metode ACM pada penyelenggaraan program penuntasan buta aksara tingkat dasar 2) Kepada pihak penyelenggara program pendidikan keaksaraan hendaknya tutor dibekali dengan wawasan dan kemampuan tentang metode ACM. Kepada tutor buta aksara sebaiknya mempelajari dan menerapkan metode ACM ini mulai dari teknik dan langkah-langkah praktisnya sesuai dengan metodologi ACM secara konsisten dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Pembekalan kemampuan tutor dikemas dalam satu program pelatihan tutor yang dirancang selama 3 hari ( 8 jam efektif). Dengan alokasi waktu 2 hari untuk mempelajari metodologi ACM dan 1 hari untuk micro teaching (latihan mengajar) dengan maksimal peserta pelatihan 30 orang 3) Kepada pihak pemerintah desa dan pemerintah daerah agar dalam menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan tingkat dasar dapat melibatkan maupun bekerjasama dengan lembaga-lembaga PLS dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa jurusan PLS yang lainnya untuk menindaklanjuti dan mengembangkan penelitian. Untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat tentang kemanfaatan dan keefektifan penerapan Metode ACM pada pembelajaran buta aksara tingkat dasar disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan pada (a) kelompok pembanding dengan menggunakan metode pembelajaran buta aksara yang lain (b) pokok bahasan yang berbeda dengan pokok bahasan pada penelitian ini dan (c) subyek dengan lokasi penelitian (desa) berbeda secara geografis misalnya antara desa pinggiran hutan dengan desa pinggiran sungai/laut 4) Kepada praktisi dan pengembang kajian PLS supaya bisa lebih banyak dan lebih intensif memberikan kontribusi dalam pengembangan model-model pendidikan keaksaraan yang lebih inovatif bagi WB buta aksara tingkat dasar dan 5) Kepada jurusan PLS sebagai lembaga pendidikan agar lebih intensif dalam memberikan layanan pendidikan bagi warga buta aksara. Setelah Program keaksaraan tingkat dasar ini dinyatakan tuntas maka dapat dilanjutkan dengan program-program pemberdayaan atau kegiatan pelestarian untuk WB. Yaitu serangkaian kegiatan ekonomi dan non ekonomi yang berorientasi pada pemeliharan dan sekaligus peningkatan kemampuan keaksaraan sehingga WB tidak menjadi buta aksara kembali dan bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan hidup WB buta aksara.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) > S2 Pendidikan Luar Sekolah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 11 Mar 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57804

Actions (login required)

View Item View Item