Ahmad, Harun (2009) Pengembangan model pembelajaran tematik keaksaraan fungsional (functional literacy): studi pengembangan pada komunitas pekerja sektor informal perkotaan di wilayah Kelurahan Arjowinangun Kota Malang / Harun Ahmad. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Pendidikan keaksaraan sebagai bagian pendidikan non formal yang dimaksudkan untuk memberikan layanan pendidikan kepada warga masyarakat guna mengembangkan kemampuannya. Disamping itu program pendidikan keaksaraan merupakan salah satu program Direktorat Pendidikan Masyarakat Ditjen PLSP Depdiknas dalam rangka memberantas buta huruf di seluruh Indonesia. Dengan adanya program ini Pemerintah berupaya menyadarkan memotivasi dan membantu masyarakat tertinggal agar terbebas dari buta aksara yang selalu terkait erat dengan masalah kebodohan kemiskinan dan keterbelakangan. Hasil temuan beberapa penelitian pendahulu menunjukkan bahwa tidak semua Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional (Kejar KF) berhasil atau dipaksakan untuk berhasil tetapi secara kenyataan di lapangan banyak juga Kejar KF yang gagal. Namun belum pernah terjawab mengapa ada Kejar KF yang gagal dan berhasil serta apa saja menyebabkan kegagalan dan keberhasilan tersebut. Untuk itu dilaksanakan penelitian di Kecamatan Susun untuk memperoleh jawaban jawaban sekaligus gambaran yang jelas tentang hal hal yang menyebabkan kegagalan dan keberhasilan Kejar KF. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui karakteristik Kelompok Belajar KF yang gagal dan berhasil di Kecamatan Susun dan (2) mengetahui apa yang menyebabkan kegagalan dan keberhasilan Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional di Kecamatan Susun. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilaksanakan dengan tiga tehnik yakni dengan (1) wawancara mendalam (2) observasi peran serta dan (3) studi dokumentasi. Sumber data utama dari penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan subyek penelitian atau informan yakni dari warga belajar tutor penyelenggara dan Penilik Dikmas. Sedangkan sebagai sumber pendukung adalah dokumentasi. Analisis data dilakukan dalam tiga cara agar data menjadi penuh makna yakni reduksi data display data kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan pada hasil penelitian ditemukan bahwa (1) karakteristik kelompok belajar yang gagal yakni (a) penampilan hanya untuk menandakan bahwa di tempat tersebut terdapat kelompok belajar Keaksaraan Fungsional (b) kehadiran warga belajar kurang dari 50 % setiap bulannya dalam kegiatan pembelajaran (c) warga belajar kurang aktif dalam proses pembelajaran (d) kehadiran tutor kurang dari 50 % setiap bulannya dalam kegiatan pembelajaran (e) kelompok belajar jarang melaksanakan kegiatan pembelajaran dan tutor tidak memiliki persiapan mengajar (f) kelompok belajar tidak tertib dan lengkap dalam melaksanakan administrasi kelompok belajar karakteristik kelompok belajar yang berhasil yakni (a) memiliki penampilan yang lebih dari sekedar untuk menandakan bahwa di tempat tersebut terdapat kelompok belajar Keaksaraan Fungsional (b) kehadiran warga belajar lebih dari 80 % dalam kegiatan pembelajaran setiap bulannya (c) warga belajar aktif dalam proses pembelajaran (d) kehadiran tutor lebih dari 80 % dalam kegiatan pembelajaran setiap bulannya (e) kelompok belajar tertib dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan tutor memiliki persiapan mengajar yang baik (f) kelompok belajar tertib dan lengkap dalam melaksanakan administrasi kelompok belajar dan (2) penyebab kegagalan yakni (a) adanya Keaksaraan Fungsional hanya untuk formalitas (b) kurangnya motivasi belajar warga belajar (c) kurangnya motivasi tutor (d) program bukan kebutuhan warga belajar (e) kemampuan mengajar tutor rendah (f) pekerjaan sehari-hari tutor tidak relevan dengan tugasnya (g) kurangnya pengawasan dan pembinaan penyelenggara (h) ketidakpuasan tutor terhadap gaji dan (i) rendahnya kinerja tutor Sedangkan penyebab keberhasilan yakni (a) tidak sekedar memenuhi formalitas saja tetapi lebih pada kualitas pelaksanaan program (b) tingginya motivasi belajar warga belajar (c) tingginya motivasi tutor (d) kemampuan mengajar tutor tinggi (e) pekerjaan sehari-hari relevan dengan tugasnya (f) program bermanfaat bagi warga belajar (g) pembinaan dari penyelenggara (h) kemampuan tutor dalam mengelola pembelajaran dan (i) tingginya kinerja tutor. Berdasarkan temuan diatas maka disarankan yaitu (a) dalam perekrutan tutor diharapkan lebih selektif seperti memperhatikan kemampuan mengajar yang dimiliki dan pekerjaan sehari-hari relevan dengan tugas sebagai tutor seperti guru (b) memperhatikan insentif bagi tutor sesuai tugas yang diembannya dan apabila ada penguapan dalam aliran dana sehingga mempengaruhi gaji tutor maka perlu dicarikan solusi yang baik bagi penyelenggara seperti dana langsung didistribusikan kepada penyelenggara tingkat lapangan bukan tingkat Kabupaten (c) perlunya rewards bagi kelompok belajar yang berhasil rewards dapat berupa program Keaksaraan Fungsional lanjutan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) > S2 Pendidikan Luar Sekolah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 07 Aug 2009 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2009 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/57788 |
Actions (login required)
View Item |