Transisi budaya dan konflik pada sekolah regrouping (studi multi situs di SDN Babatan I dan SDN Airlangga 1 Surabaya) / Lilis Suryani Octavia - Repositori Universitas Negeri Malang

Transisi budaya dan konflik pada sekolah regrouping (studi multi situs di SDN Babatan I dan SDN Airlangga 1 Surabaya) / Lilis Suryani Octavia

Octavia, Lilis Suryani (2018) Transisi budaya dan konflik pada sekolah regrouping (studi multi situs di SDN Babatan I dan SDN Airlangga 1 Surabaya) / Lilis Suryani Octavia. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

RINGKASAN Octavia Lilis Suryani. 2018. Transisi Budaya dan Konflik Pada Sekolah Regrouping. (Studi Multi Situs di SDN Babatan I dan SDN Airlangga I Surabaya). Tesis. Program Studi Manajemen Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Nurul Ulfatin M.Pd. (II) Dr. Imron Arifin M.Pd. Kata kunci transisi budaya konflik sekolah regrouping. Mutu pendidikan menjadi penentu kualitas suatu negara. Peningkatan mutu tersebut seiring dengan kebutuhan dan mobilitas masyarakat yang tinggi yang mengakibatkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap urgensi pendidikan. Perkembangan dalam dunia pendidikan mengedepankan beberapa aspek yang memberikan dampak positif salah satunya adalah efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan. Sehingga pemerintah melakukan sebuah pembaharuan dengan menetapkan sebuah kebijakan untuk melakukan penggabungan sekolah (regrouping school) yang bertujuan untuk mencapai prinsip efektifitas dan efisiensi pengelolaan dana pendidikan. Dengan ketercapaian prinsip tersebut diharapkan alokasi anggaran dari sekolah yang tidak produktif dapat dialokasikan untuk peningkatan kualitas pendidikan pada sekolah lainya. Penggabungan sekolah menjadi solusi dalam pengelolaan sekolah yang efektif dan efisien namun memberikan tantangan baru bagi kepala sekolah untuk mengelola transisi budaya dan konflik yang muncul. Penelitian ini dilakukan dengan fokus pada proses transisi budaya nilai budaya pada masa transisi budaya faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan transisi budaya jenis dan sumber konflik proses konflik dan strategi menangani konflik pada sekolah regrouping. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis rancangan studi multi situs. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam observasi dan dokumentasi. Analisis data terdiri dari analisis data situs individu dan analisis data lintas situs. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik member check Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses transisi terjadi dalam tiga fase dan masing-masing fase memiliki tahapan emosi yang berbeda. Pada fase pengakhiran emosi yang muncul adalah shock penyangkalan kemarahan kegelisahan apatis frustasi. Pada zona netral yang muncul adalah kebingungan dan tingkat stres yang tinggi sementara pada fase permulaan baru yang muncul adalah adanya sebuah harapan kegembiraan penerimaan dan energi baru. Nilai-nilai budaya pada masa transisi merujuk pada nilai-nilai karakter yaitu percaya diri terbuka religius mandiri bertanggung jawab disiplin bekerjasama toleransi patuh aturan sosial sadar hak dan kewajiban kreatif serta semangat kompetisi. Faktor yang menghambat pelaksanaan transisi budaya adalah sumberdaya manusia yaitu guru tidak ingin berubah ego yang tinggi terkait kepemilikan sekolah sulit beradaptasi dengan lingkungan baru dan munculnya gap/kelompok. Untuk mengatasi hal tersebut kepala sekolah melakukan transmisi budaya kepada anggota organisasi melalui cerita ritual simbol material dan bahasa. Faktor yang mendukung pelaksanaan transisi budaya meliputi kepemimpinan regulasi situasi eksternal psikologi perubahan dan waktu. Pemberdayaan dilakukan dengan membangun kesadaran diri kepada seluruh warga sekolah dan menanamkan rasa kepemilikan sekolah. Jenis konflik pada sekolah regrouping terbagi menjadi tiga yaitu konflik hubungan konflik tugas dan konflik proses. Sementara sumber konflik pada sekolah regrouping meliputi identitas diri ego yang tinggi komunikasi yang buruk tujuan yang berbeda kebutuhan rasa aman dan kesetaraan. Proses konflik pada sekolah regrouping terbagi ke dalam lima tahapan yaitu pertentangan yang berpotensial atau ketidaksesuaian kesadaran dan personalisasi niatan perilaku dan hasil. Strategi mengatasi konflik adalah kolaborasi (win-win solution) dan kompromi. Sementara cara menentukan strategi melihat dari jenis konflik yang timbul. Saran bagi kepala sekolah pada sekolah yang diteliti adalah perlu mengembangkan kemampuan dalam mengelola masa transisi dengan memahami fungsi-fungsi manajemen dalam transisi dan didukung dengan membuat cek list pada setiap fase transisi. Kesadaran harus ditingkatkan oleh semua pendidik terkait resolusi konflik selama masa transisi sehingga menjadi efektif di sekolah. Setiap pendidik dapat dilibatkan dalam seluruh proses pembelajaran. Bagi Dinas Pendidikan Kota Surabaya hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam menentukan kebijakan mengenai pengelolaan sekolah regrouping di Kota Surabaya. Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian pada tema penelitian yang sejenis dapat mengembangkan pada cakupan yang lebih luas terkait regrouping sekolah.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S2 Manajemen Pendidikan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 26 Dec 2018 04:29
Last Modified: 09 Sep 2018 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57655

Actions (login required)

View Item View Item