Implementasi kurikulum Kulliyatul Mu'allimien Al-Islamiyah (KMI) di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mu'allimien Al-Islamiyah (TMI) Al-Amien Prenduan dan Ma'hadul Mu'allimien Al-Islamiyah (MMI) Mathlalbul Ulum Jambu Sumenep / Fajriyah - Repositori Universitas Negeri Malang

Implementasi kurikulum Kulliyatul Mu'allimien Al-Islamiyah (KMI) di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mu'allimien Al-Islamiyah (TMI) Al-Amien Prenduan dan Ma'hadul Mu'allimien Al-Islamiyah (MMI) Mathlalbul Ulum Jambu Sumenep / Fajriyah

Fajriyah (2015) Implementasi kurikulum Kulliyatul Mu'allimien Al-Islamiyah (KMI) di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mu'allimien Al-Islamiyah (TMI) Al-Amien Prenduan dan Ma'hadul Mu'allimien Al-Islamiyah (MMI) Mathlalbul Ulum Jambu Sumenep / Fajriyah. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Fajriyah. 2015. Implementasi Kurikulum Kulliyatul Mu allimien Al-Islamiyah (KMI) di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mu allimien Al-Islamiyah (TMI)Al Amien Prenduan dan Ma hadul Mu allimien Al-Islamiyah (MMI) Jambu Sumenep. Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. H. M. Huda A.Y M.Pd (II) Dr. H. Imron Arifin M.Pd Kata kunci implementasi kurikulum kulliyatul mu allimin al-islamiyah pondok pesantren Pesantren telah bertransformasi menjadi bentuk pembaharuan pendidikan yang dianggap penting dalam menyumbangkan sumber daya unggul. Hingga terdapat satu sistem pendidikan yang disebut dengan Kulliyatul Mu allimien Al-Islamiyah (KMI) yang pertama kali digunakan di Indonesia oleh Pondok Modern Darussalam Gontor. KMI merupakan satu sistem pendidikan setingkat dengan jenjang SMP dan SMA namun dapat ditempuh dengan percepatan selama empat tahun bagi kelas intensif dan enam tahun bagi kelas reguler. KMI sendiri telah diterapkan di pondok pesantren di Indonesia sejak tahun 1936. Fokus penelitian ini (1) Kurikulum kulliyatul mu allimin al-islamiyah (2) Implementasi kurikulum kulliyatul mu allimin al-islamiyah (3) Faktor pendukung dan faktor penghambat kurikulum kulliyatul mu allimin al-islamiyah dan (4) Strategi mengatasi faktor penghambat kurikulum kulliyatul mu allimin al-islamiyah. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dan memahami (1) Kurikulum kulliyatul mu allimin al-islamiyah (2) Implementasi kurikulum kulliyatul mu allimin al-islamiyah (3) Faktor pendukung dan faktor penghambat kurikulum kulliyatul mu allimin al-islamiyah dan (4) Strategi mengatasi faktor penghambat kurikulum kulliyatul mu allimin al-islamiyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni pendekatan penelitian yang berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya melalui pengamatan yang mendalam dengan latar alami. Rancangan penelitian ini multi situs yang berupaya menjawab pertanyaan mengapa sistem kulliyatul mu allimien al-islamiyah diterapkan di TMI dan MMI Sumenep dan bagaimana sistem KMI tersebut diimplementasikan di TMI dan MMI. Instrumen kunci adalah peneliti sendiri dengan sumber penelitian adalah pengasuh pondok pesantren direktur ma had kepala marhalah waka bagian kurikulum guru dan santri. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan analisis dokumen. Data yang diperoleh dianalisis selama dan setelah pengumpulan data kemudian diklasifikasikan disaring dan ditarik kesimpulannya. Keabsahan data yang telah dianalisis menggunakan kriteria kredibilitas data dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode ketekunan pengamatan dan teman sejawat. Kesimpulan penelitian meliputi (1) kurikulum KMI di TMI dan MMI Pertama perumusan kurikulum KMI didasarkan filosofi yang tercermin dari visi dan misi yang diturunkan dalam tujuan dan disusun dalam langkah yang opersional. Kedua pembelajaran disusun dengan alokasi waktu 24 jam sebagai waktu belajar santri. Ketiga bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar sehari-hari adalah Bahasa Arab Inggris dan Indonesia. Pembiasaaan tersebut akan melatih santri dalam kecakapan berkomunikasi. Keempat proses implementasi kurikulum dilakukan oleh tim pengembang kurikulum. Tim pengembang kurikulum telah menyusun program kegiatan pembelajaran dalam prota promes mingguan dan harian. Tak hanya itu terdapat program pendidikan yang terdiri dari program pendidikan intrakurikuler ekstrakurikuler ko-kurikuler dan bimbingan penyuluhan. (2) implementasi kurikulum KMI dan MMI Pertama pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan formal dan non formal melaksanakan proses pembelajarannya selama 24 jam penuh. Kedua Program kegiatan antara lain program intrakurikuler ekstrakurikuler ko-kurikuler dan bimbingan penyuluhan. Ketiga bahasa pengantar yang digunakan dalam PBM adalah bahasa Arab Inggris dan Indonesia. Hal ini agar santri tidak hanya menguasai keagamaan saja namun juga selalu terkini dalam memperoleh wawasan dan ilmu pengetahuan saat ini. Keempat proses implementasi kurikulum mengacu pada RPP yang dibuat guru dengan prinsip menyenangkan aktif kreatif dan berpusat pada santri. Keelima evaluasi diadakan bagi santri dan guru. Santri mengikuti evaluasi yang berupa ujian masuk ujian harian UTS UAS dan Ujian Akhir/Niha ie. Keenam guru membuat soal-soal evaluasi yang dapat mengukur aspek afektif psikomotorik dan kognitif. Ketujuh kriteria ketutansan minimal sebesar 75 dan berlaku remidi bagi santri yang tidak memenuhi standar tersebut. Kedelapan evaluasi yang dikenakan pada guru melalui supervisi dan bimbingan serta penyuluhan oleh pemimpin pesantren dan pengawas. (3) faktor pendukung dan faktor penghambat kurikulum KMI di TMI dan MMI Pertama faktor penghambat antara lain (a) kurangnya fasilitas pesantren (b) ketersediaan dana (c) SDM kurang menguasai IT (d) rendahnya partisipasi masyarakat karena pandangan orang tua dan masyarakat yang sepenuhnya pasrah ke pesantren dan (e) sedikitnya input santri. Kedua faktor pendukung (a) terdapat kedisiplinan yang ditanamkan kepada guru dan santri (b) SDM yang berkompeten (c) kepedulian orang tua dan masyarakat (d) adanya guru master (e) dan buku teks dibuat secara mandiri. (4) strategi mengatasi faktor penghambat kurikulum KMI di TMI dan MMI Pertama penyusunan strategi (a) memaksimalkan penggunaan teknologi informasi (IT) dalam proses pembelajaran (b) peningkatan kualitas SDM dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan dan pendidikan di pesantren maupun di luar pesantren. (c) guru berperan aktif. (d) guru mengikuti kursus atau pelatihan untuk meningkatkan penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Arab dan (e) meningkatkan kualifikasinya dengan menempuh pendidikan lanjutan. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi (1) Kementerian Agama untuk mendukung perbaikan dan penyempurnaan kurikulum KMI melalui kegiatan pembinaan melalui kegiatan supervisi pelatihan dan seminar (2) Pengasuh pondok pesantren untuk melaksanakan sosialisasi dan monitoring kurikulum KMI serta melaksanakan supervisi pendidikan secara berkelanjutan (3) guru-guru TMI dan MMI agar mengembangkan sikap kreatif inovatif kolaboratif serta prinsip belajar sepanjang hayat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (4) pondok pesantren muadalah lainnya perlu memperhatikan faktor-faktor situasional dan karakteristik pesantren dalam mengimplementasikan kurikulum KMI (5) peneliti lain dapat melanjutkan penelitian sejenis pada aspek berbeda.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S2 Manajemen Pendidikan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 06 Aug 2015 04:29
Last Modified: 09 Sep 2015 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57580

Actions (login required)

View Item View Item