Upaya penuntasan wajib belajar 9 tahun pada persekolahan YPPK (Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik) Keuskupan Manokwari - Sorong Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat / Lambertus Dayanama Niron - Repositori Universitas Negeri Malang

Upaya penuntasan wajib belajar 9 tahun pada persekolahan YPPK (Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik) Keuskupan Manokwari - Sorong Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat / Lambertus Dayanama Niron

Niron, Lambertus Dayanama (2012) Upaya penuntasan wajib belajar 9 tahun pada persekolahan YPPK (Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik) Keuskupan Manokwari - Sorong Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat / Lambertus Dayanama Niron. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tesis. Jurusan Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Hj. Nurul Ulfatin M.Pd (II) Prof. Dr. Willem Mantja M.Pd Kata Kunci upaya penuntasan wajib belajar 9 tahun Teluk Bintuni merupakan kawasan yang terletak di bagian barat pulau Besar Papua/Irian Jaya tepatnya di bawah wilayah Kepala Burung .Secara administratif pemerintahan daerah ini merupakan hasil pemekaran dari daerah Kabupaten Manokwari (tahun 2002). Dengan demikian Teluk Bintuni merupakan kabupaten ke sembilan dari sebelas kabupaten di Papua Barat. Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik Keuskupan Manokwari Sorong (YPPK KMS) Teluk Bintuni adalah salah satu bagian organisasi sosial keagamaan yang membawahi pendidikan TK SD dan SMP yang tersebar di distrik-distrik. YPPK KMS memiliki tanggungjawab turut serta menyiapkan SDM yang berkualitas. Dengan demikian nantinya diharapkan SDM tersebut dapat membangun daerah sejajar dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Melalui program wajib belajar 9 tahun di bawah pengelolaan YPPK KMS diharapkan penyiapan SDM tersebut dapat terwujud. Permasalahan yang dikaji adalah sebagai berkut (1) Bagaimana profil wajib belajar 9 tahun di kabupaten Teluk Bintuni (2) Bagaimana pelaksanaan penuntasan wajib belajar 9 tahun dibawah pelaksanaan YPPK KMS Teluk Bintuni terutama dilihat dari segi manajemen kesiswaan personalia (guru) kurikulum dan partisipasi masyarakat serta permasalahannya (3) Bagaimana model pendidikan yang tepat untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun yang dikelola YPPK KMS Teluk Bintuni terutama dilihat dari segi manajemen tentang perencanaan kesiswaan kurikulum personalia (guru) dan partisipasi masyarakat Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui gambaran pelaksanaan wajib belajar (Wajar) 9 tahun di kabupaten Teluk Bintuni yang meliputi (a) jumlah riil dan sebaran anak usia 7 tahun 15 tahun (b) jumlah riil dan sebaran anak usia 7 tahun - 15 tahun yang bersekolah di persekolahan YPPK (c) jumlah dan sebaran drop out siswa di persekolahan YPPK (d) jumlah dan sebaran guru yang mengajar di persekolahan YPPK (e) mengetahui gambaran pelaksanaan kurikulum di persekolahan YPPK (f) sebaran penuntasan hasil belajar dan (g) gambaran peran serta masyarakat dalam membantu kesuksesan wajib belajar (2) mengetahui masalah-masalah yang dianalisis dari gambaran pelaksanaan Wajar 9 tahun di atas menentukan kebutuhan yang dirasakan mendesak oleh YPPK Teluk Bintuni dan (3) mengetahui model penuntasan wajib belajar 9 tahun dengan melibatkan masyarakat. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan rancangan survei deskriptif. Populasi penelitian adalah semua sekolah yang ada di bawah koordinasi persekolahan YPPK KMS Teluk Bintuni yang berjumlah 1 TK 15 SD dan 2 SMP. Sampel penelitian ditentukan secara total atau sama dengan populasi karena jumlah sekolah relatif kecil dan bervariasi kondisi sosial dan geografisnya. ii Data dikumpulkan dengan teknik dokumen pengamatan dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif tepatnya dengan teknik persentase dan analisis kualitatif. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari pengamatan empirik dapat dikemukakan beberapa simpulan berikut. Pertama profil wajib belajar (Wajar) 9 tahun di persekolahan YPPK KMS Teluk Bintuni dapat dilihat dari (a) Anak yang bersekolah di SD lebih banyak dari jumlah anak usia 7-12 tahun dan sebaran anak usia 7-12 tahun dan anak yang bersekolah di SD tidak merata setiap distriknya. Sebaran anak usia 7 tahun - 15 tahun ada 9029 orang usia 7 tahun 12 tahun ada 7599 orang dan usia 13 tahun 15 tahun ada 1430 orang. Sebaran anak usia 7-12 tahun dan anak yang bersekolah di SD YPPK KMS Teluk Bintuni tidak merata setiap sekolahnya (b) Anak yang bersekolah di SMP lebih banyak dari jumlah anak usia 13-15 tahun dan sebaran anak usia 13-15 tahun dan anak yang bersekolah di SMP tidak merata setiap distriknya. Anak yang bersekolah di SMP YPPK KMS Teluk Bintuni lebih banyak dari jumlah anak usia 13-15 tahun. Jumlah murid SD SMP 12198 orang 9699 orang SD dan 2499 orang SMP (c) jumlah murid di persekolahan YPPK KMS ada 2518 orang (d) jumlah drop out ada 162 orang (d) jumlah dan sebaran guru yang mengajar di persekolahan YPPK ada 126 orang (e) gambaran pelaksanaan kurikulum di persekolahan YPPK belum sistematis dan (f) terdapat beberapa peran serta masyarakat dalam membantu kesuksesan wajib belajar. Kedua pelaksanaan wajib belajar (wajar) 9 tahun dapat dilihat dari (a) aspek kesiswaan di Persekolahan YPPK Kabupaten Teluk Bintuni anak sekolah usia 7 15 tahun hampir tersebar merata di lima belas sekolah yang ada namun jumlah anak yang bersekolah tidak merata antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain (terbanyak 1 sekolah 338 anak dan terendah 1 sekolah 41 anak) (b) aspek guru rasio guru dan murid rata-rata di Persekolahan YPPK KMS Teluk Bintuni 1 21.33. Artinya 1 orang guru mengajar kepada 21.33 murid namun sebaran guru tidak merata di Persekolahan YPPK ini menyebabkan angka rasio untuk masing-masing sekolah sangat berbeda (c) aspek kurikulum pada semua jenjang Persekolahan (SD SMP) belum diimplementasikan dengan baik (d) partisipasi masyarakat dalam mensukseskan wajib belajar dengan (1) memanfaatkan jasa sekolah (2) merawat dan membangun fisik sekolah (3) berpartisipasi pasif dan (e) masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun adalah (1) persekolahan ada di daerah terpencil (2) banyak penyebab anak putus sekolah antara lain budaya minat rendah kurang perhatian orang tua ketiadaan sarana ekonomi sekolah gratis yang tidak gratis. Ketiga upaya penuntasan wajib belajar 9 tahun di persekolahan YPPK KMS Teluk Bintuni adalah Sekolah Berasrama Kelas Jauh Sekolah Dasar (SD) Kecil dan SMP Satu Atap. Model SMP Satu Atap ini dipilih sebagai alternatif terbaik karena pada sejumlah daerah tersebut tidak terdapat SMP Negeri maupun swasta yang mengakomodasikan secara maksimal lulusan dari SD YPPK yang ada di sekitar daerah tersebut. Sebagai implementasi dari hasil penelitian terhadap upaya penuntasan wajib belajar 9 tahun pada persekolahan YPPK (Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik) Keuskupan Manokwari-Sorong Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat kepada pihak-pihak terkait (a) Sekolah Penyelenggara (b) Pengelola Sekolah Wilayah (PSW) YPPK KMS Teluk Bintuni dan (c) Pemerintah Daerah Kabupaten c.q. Dinas Pendidikan) dapat disarankan melakukan kerjasama menentukan model SMP Satu Atap sebagai alternative terbaik yang cocok diterapkan di daerah terpencil.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S2 Manajemen Pendidikan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 04 Apr 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57452

Actions (login required)

View Item View Item