Pembinaan profesionalisme guru berbasis kerohanian (studi kasus pada sekolah-sekolah di lingkungan Yayasan Mardi Wiyata Malang) / Aljuprianus Susar - Repositori Universitas Negeri Malang

Pembinaan profesionalisme guru berbasis kerohanian (studi kasus pada sekolah-sekolah di lingkungan Yayasan Mardi Wiyata Malang) / Aljuprianus Susar

Susar, Aljuprianus (2012) Pembinaan profesionalisme guru berbasis kerohanian (studi kasus pada sekolah-sekolah di lingkungan Yayasan Mardi Wiyata Malang) / Aljuprianus Susar. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang Pembimbing (I) Prof. Dr. Willem Mantja M. Pd (II) Prof. H. Ahmad Sonhadji K.H. M.A. Ph.D. Kata kunci profesionalisme guru pembinaan guru sekolah berbasis kerohanian. Non scholae sed vitae discimus yang artinya kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup atau kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pengajaran di sekolah tidak boleh berhenti hanya di ruangan kelas atau sekolah tetapi harus memiliki relasi dengan kehidupan nyata terutama kebutuhan dan persoalan konkrit dalam masyarakat. Output pendidikan harus mampu memberikan solusi secara kreatif dan kritis terhadap persoalan-persoalan nyata dalam kehidupan masyarakat. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pembinaan intern maupun extern. Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Tidak hanya pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki baik kompetensi personal professional maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan pendidikan.Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek guru dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional. Salah satu model pembinaan guru yang dilaksanakan di sekolah-sekolah lingkungan yayasan pendidikan Mardi Wiyata Malang adalah model pembinaan guru yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan yang bersifat kerohanian. Kegiatan pembinaan tersebut menarik untuk diteliti sebab melalui penanaman mental kerohanian berusaha dikembangkan potensi dan kreativitas guru untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar secara maksimal. Jadi tumbuhnya kesadaran beragama dijadikan motivator utama dalam menjalankan tugas profesionalisnya sebaik-baiknya. Selain itu upaya peningkatan profesional guru juga dapat dilakukan melalui supervisi pengajaran. Pelaksanaan supervisi pengajaran perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah bertujuan memberikan pembinaan kepada guru-guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Implementasi kemampuan profesional guru mensyaratkan guru agar mampu meningkatkan peran yang dimiliki baik sebagai informator organisator motivator director inisiator transmitter fasilitator mediator dan evaluator sehingga diharapkan mampu mengembangkan kompetensinya. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa (1) guru-guru di sekolah-sekolah lingkungan Yayasan Mardi Wiyata Malang dapat tampil professional dalam hal kedisplinan waktu kehadiran ketidakhadiran mengajar berpakaian (seragam) aktif mengikuti kegiatan sekolah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan dalam hal kinerjanya mampu mencerminkan profesionalismenya menyusun rencana proses belajar mengajar melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar mengerjakan kegiatan sesudah proses belajar mengajar dan aktif mengerjakan kegiatan tugas tambahan yang dibebankan kepadanya (2) pembinaan guru berbasis kerohanian sekolah-sekolah lingkungan yayasan Mardi Wiyata Malang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan kerohanian di setiap sekolah yang ada di yayasan tersebut. Penyelenggaranya meliputi kegiatan rutin bertempat di sekolah seusai kegiatan belajar mengajar dengan sistem evaluasi yang dikolaborasikan dengan penanaman nilai-nilai katolisitas dan secara insidental dilaksanakan di sekolah kapela atau gereja paroki di mana lembaga pendidikan itu berada. Model pembinaan guru oleh kepala sekolah dengan pendekatan kerohanian cenderung ke arah bentuk supervisi kolaboratif sebab dalam menetapkan suatu gagasan (ide) atau keputusan sering memperhatikan masukan dari para guru bawahannya (3) hasil pembinaan profesionalisme guru berbasis kerohanian di lingkungan yayasan pendidikan mardi Wiyata menunjukkan bahwa para guru begitu antusias dan serius untuk terus mendalami nilai-nilai katolisitas sejarah dan aktualisasi spiritualitas pendiri secara kontekstual. Nilai positip yang mulai dirasakan melalui pembinaan guru dengan berbasis kerohanian adalah Identitas / ciri khas kekatolikan pada sekolah-sekolah Mardi Wiyata mulai dirasakan Mutu / kualitas guru sangat diperhitungkan adanya kemandirian tanggung jawab sosial tata kelola yang bagus profesional tidak pro kemapanan adanya jejaring adanya semangat korps/persaudaraan peningkatan jumlah peserta didik dan nilai-nilai katolisitas yang sangat mengkristal. dan (4) faktor pendukung pembinaan guru berbasis kerohanian di yayasan Mardi Wiyata antara lain persamaan idiologi guru kepala sekolah maupun pengurus yayasan tingginya aktifitas dan semangat para guru dalam mengikuti kegiatan kerohanian terciptanya suasana religius adanya dukungan dari pengurus yayasan dan terdapatnya sistem bina iman guru dalam pertemuan. Sedangkan faktor penghambat terdiri dari tempat pelaksanaan yang kurang mobilitas waktu yang kurang cocok biaya pelaksanaan yang terbatas materi yang kurang bervariasi serta kompleknya permasalahan yang menjadi materi pembinaan. Bertitik tolak dari temuan penelitian ini terdapat beberapa saran yang dapat dipertimbangkan dalam meningkatkan pembinaan guru dengan pendekatan kerohanian yaitu (1) Bagi para guru agar diharapkan jangan cepat merasa puas dengan apa yang sudah dicapai tetapi harus tetap terus berjuang teruslah berupaya untuk mengembangkan kemampuannya melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan sekolah terutama kegiatan kerohanian yang dilaksanakan terpadu dengan pembinaan guru (2) Bagi kepala sekolah agar hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi berkaitan dengan manfaat pembinaan dengan berbasis kerohanian kepada para guru di lingkungan lembaga Pendidikan Mardi Wiyata Malang (3) Bagi sekolah dan yayasan agar hasil ini dapat digunakan sebagai bahan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendidikan yang di dalamnya dilaksanakan kegiatan pembinaan dengan berbasis kerohanian oleh kepala lembaga atau pengurus yayasan (4) Bagi peneliti lain agar hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi (acuan) dan sumber informasi peneliti kegiatan pembinaan guru yang menggunakan berbasis kerohanian untuk selanjutnya dapat dipakai sebagai pangkal berpijak dalam meneliti permasalahan yang sejenis atau ada kaitannya dengan fokus penelitian ini.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S2 Manajemen Pendidikan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 17 Jan 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57443

Actions (login required)

View Item View Item