Supriyadi (2011) Strategi kepala sekolah dalam pemberdayaan guru di SMP Negeri 1 Genteng dan SMP Bustanul Makmur Genteng Kabupaten Banyuwangi / Supriyadi. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. A. Sonhadji KH M.A. Ph.D dan (II) Prof. Dr. Willem Mantja M.Pd Kata kunci pemberdayaan guru kemampuan pembuatan keputusan motivasi budaya sekolah Pemberdayaan guru merupakan salah satu bentuk reformasi di bidang pen-didikan yang amanat pelaksanaannya ditegaskan dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan dan atasan langsung dari guru memiliki kewajiban untuk mewujudkan strategi pemberdayaan guru secara efektif. Berkaitan dengan hal ini secara praktis pertanyaan yang mengemuka adalah bagaimana wujud strategi kepala sekolah da-lam pemberdayaan guru yang efektif dan sesuai dengan semangat kehadiran Un-dang-undang di atas. Dalam konteks inilah perlunya dilakukan penelitian yang bertemakan pemberdayaan guru. Penelitian ini bertujuan memerikan strategi kepala sekolah dalam pember-dayaan guru. Sesuai dengan fokus penelitian empat dimensi pemberdayaan guru yang diperikan terdiri atas dimensi membuat mampu (enabling) pelibatan guru dalam pembuatan keputusan pemberian motivasi dan pengembangan budaya se-kolah. Keempat dimensi ini dipandang merepresentasikan kegiatan pemberdayaan guru di organisasi sekolah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuali-tatif dengan rancangan multisitus. Data penelitian yang berupa cara atau kiat yang ditempuh oleh kepala sekolah dalam memberdayakan guru diperoleh dari informan dan dokumen. Informan yang dimaksudkan adalah kepala sekolah dan guru SMP Negeri 1 Genteng dan SMP Unggulan Bustanul Makmur Genteng kabupaten Banyuwangi. Studi multisitus ini menempatkan dua kepala sekolah yang bersang-kutan sebagai informan kunci. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara studi dokumentasi dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara cermat dan berulang dengan tiga tahapan utama yaitu reduksi data sajian data dan veri-fikasi atau penarikan kesimpulan yang dilakukan di dalam situs maupun lintas situs guna merekonstruksikan temuan penelitian. Kredibilitas data dicek dengan tri-angulasi sumber data triangulasi metode dan kecukupan referensi. Adapun de-pendabilitas dan konfirmabilitas dilakukan dengan bantuan audit oleh dosen pem-bimbing. Temuan penelitian menunjukkan bahwa dalam melakukan kegiatan pem-berdayaan guru kepala sekolah menempuh berbagai cara. Cara atau kiat ini mau-jud dalam empat dimensi kegiatan pemberdayaan guru. Cara atau kiat pember-dayaan guru untuk dimensi membuat mampu meliputi kegiatan kolaborasi sejawat dan pengembangan profesional individu. Kolaborasi sejawat dilakukan dalam bi-dang (1) pengembangan kurikulum (2) pembuatan perencanaan pembelajaran (3) proses pembelajaran (4) memeriksa dan mendiskusikan karya siswa (5) kolaborasi sejawat dengan sekolah cluster (6) pementoran kepada guru baru dan (7) berpartisipasi dalam kelompok studi (8) penyusunan soal (9) penguasaan bahasa Inggris (10) kolaborasi antar-Tim Pengembang dalam acara khusus (11) penggu-naan Teknologi Informasi (TI) (12) kolaborasi dengan sukarelawan dari pemerin-tah Australia dan (13) kunjungan edukatif. Adapun pengembangan profesional individu dilakukan dengan (1) meningkatkan kualifikasi pendidikan ke jenjang S2 (2) menghadiri seminar (3) mendatangkan ahli untuk Bimbingan Teknis (4) mendatangkan pemegang otoritas di bidang pendidikan (5) mengikutkan guru dalam Pendidikan dan Pelatihan di luar sekolah (6) mengadakan pelatihan di in-ternal sekolah (7) mengikutkan guru dalam kegiatan workshop (8) membantu guru dalam menemukan solusi masalah yang dialami (9) mendatangkan ahli untuk satu cluster RSBI (10) mendelegasikan tugas (11) memberikan otoritas (12) memperdalam penguasaan Teknologi Informasi (13) peningkatan penguasaan bahasa Inggris (14) penyampaian umpan balik secara terbuka (15) memberikan umpan balik secara pribadi (16) mengidentifikasi berbagai peluang (17) kebeba-san berinovasi (18) melengkapi fasilitas sekolah dan (19) membantu guru dalam menemukan solusi masalah yang dialami. Pelibatan guru dalam pengambilan ke-putusan dilakukan untuk isu 1) penentuan struktur administratif dan organisasi sekolah (2) dalam penentuan personil setiap divisi (3) penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) (4) pengembangan layanan untuk guru di sekolah (5) penilaian kinerja dan supervisi guru (6) evaluasi setiap divisi dan (7) penyusunan dokumen KTSP (8) penentuan kedisiplinan siswa (9) penen-tuan Kriteria Ketuntasan Minimal (10) pemilihan buku teks (11) penentuan skala prioritas program (12) memperkuat jalinan hubungan sekolah dengan orang tua (13) kegiatan studi edukatif (14) tata cara penilaian siswa dan (15) pembagian tugas mengajar. Sementara pemberian motivasi kepada guru dilakukan dengan (1) pemanfaatan acara seremonial (2) penggunaan kata mutiara (3) pemberian dana kesejahteraan atau insentif (4) penyampaian nilai-nilai moral (5) pemerataan dalam pendistribusian tugas tambahan (6) pemberian tindak lanjut pada guru yang berprestasi (7) pemberian hadiah secara bersyarat (8) peningkatan status guru (9) bantuan finansial untuk keperluan pendidikan guru (10) pengusahaan fasilitas hidup (11) pemberian spirit yang positif dan (12) mengapresiasi prestasi guru di depan pengguna (orang tua siswa). Adapun wujud nilai dan norma budaya sekolah yang dikembangkan adalah (1) tujuan bersama (2) kesejawatan dan kolaborasi (3) berani mengambil risiko (4) keterbukaan (5) kepercayaan (trust) (6) saling mendukung (7) demokratis (8) saling menghormati (9) keakraban dan ke-keluargaan dan (10) kompetitif. Temuan tersebut menunjukkan bahwa keempat dimensi kegiatan pember-dayaan guru bersifat saling melengkapi. Oleh karena itu disarankan agar kepala sekolah menjadikan kegiatan tersebut sebagai model untuk meningkatkan profe-sionalitas guru. Bagi guru kegiatan pemberdayaan guru memberi peluang untuk mengaktualisasikan potensinya karena adanya keterlibatan yang intensif dalam proses pengambilan keputusan. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga juga di-harapkan mengisiasi dan memfasilitasi kegiatan pemberdayaan guru karena kapa-sitas yang dimilikinya amat diperlukan. Bagi peneliti disarankan untuk melakukan kajian lebih jauh atas dimensi-dimensi kegiatan pemberdayaan guru seperti di-mensi restrukturisasi organisasi dan self efficacy agar para pemimpin pendidikan memiliki lebih banyak lagi acuan untuk mengaktualisasikan kegiatan pember-dayaan guru.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S2 Manajemen Pendidikan |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 11 Mar 2011 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2011 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/57429 |
Actions (login required)
View Item |