Analisis perbedaan pembiayaan pendidikan siswa sekolah menengah atas negeri berdasarkan geografi ekonomi di Propinsi Jawa Timur / Sunarni - Repositori Universitas Negeri Malang

Analisis perbedaan pembiayaan pendidikan siswa sekolah menengah atas negeri berdasarkan geografi ekonomi di Propinsi Jawa Timur / Sunarni

Sunarni (2009) Analisis perbedaan pembiayaan pendidikan siswa sekolah menengah atas negeri berdasarkan geografi ekonomi di Propinsi Jawa Timur / Sunarni. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Biaya pendidikan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Setiap tahun ajaran baru muncul keresahan pada diri setiap orang tua untuk menyekolahkan anaknya keresahan itu antara lain (1) jika anaknya tidak mendapat tempat di sekolah (2) jika anaknya tidak diterima di sekolah pilihannya (3) jika ada pungutan-pungutan lagi oleh sekolah sehingga menambah beban orang tua (4) jika anaknya tidak dapat meneruskan sekolah/drop out karena biaya mahal. Ada bermacam-macam kebutuhan hidup yang harus dikeluarkan oleh sebuah keluarga antara lain kebutuhan primer sekunder tersier dan quarter. Mahalnya biaya pendidikan dapat diidentifikasi (1) masyarakat kita kurang mampu (perekonomian buruk) (2) pendidikan dianggap sebagai bisnis komersial dan bukan sebagai alat mencerdaskan bangsa (3) pemerintah kurang serius memperhatikan pendidikan (4) dana pendidikan banyak dikorupsi bukan digunakan untuk kelancaran proses belajar mengajar. Ada beberapa sumber biaya pendidikan pada tingkat sekolah antara lain pemerintah baik pusat maupun daerah keluarga siswa dan sumbangan masyarakat. Setiap tahun pemerintah telah meningkatkan anggaran sektor pendidikan tetapi masalahnya angka dan peningkatan anggaran sektor pendidikan secara absolut relatif sangat kecil sehingga masih jauh bila dibanding negara-negara tetangga yang sangat serius dalam pengembangan SDM. Untuk terwujud pendidikan bermutu satuan biaya/siswa/tahun untuk SMA Rp 35.522.690 00. Biaya pendidikan itu sangat besar atau tidak mungkin murah apalagi gratis. Teori cost effectiviness menyatakan ada keterkaitan level biaya dengan mutu lulusan. Sudut geografi ekonomi/aktivitas penduduk pekerjaan bertani (agraris) akan berbeda dengan masyarakat yang sebagian besar hidup di daerah industri perdagangan atau daerah pantai. Dari segi aktivitas penduduk maka nilai uang sangat mempengaruhi cara hidup seseorang atau penduduk. Rumusan masalah (1) apa sajakah komponen pembiayaan pendidikan siswa SMAN berdasarkan geografi ekonomi di Propinsi Jawa Timur (2) berapa besarnya pembiayaan pendidikan siswa SMAN per tahun di propinsi Jawa Timur Dan (3) adakah perbedaan pembiayaan pendidikan siswa SMAN berdasarkan geografi ekonomi di Propinsi Jawa Timur Hipotesis penelitian yaitu ada perbedaan yang signifikan pembiayaan pendidikan siswa SMAN berdasarkan geografi ekonomi di Propinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Jawa Timur. Subjek penelitian adalah siswa SMAN di daerah agronomi (pertanian perkebunan dan kehutanan) diwakili Batu perikanan/pantai (Banyuwangi) industri (Gresik) dan perdagangan (Surabaya). Biaya yang diteliti meliputi biaya langsung (biaya pokok pendidikan) tak langsung (biaya hidup) dan gabungan keduanya yaitu biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh siswa (keluarga). Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah semua siswa SMAN di Propinsi Jawa Timur yang berjumlah 34418 dari 4 kabupaten/kota. Teknik Sampel menggunakan cluster proportional random sampling. Dari 43 sekolah diambil 23 (diwakili pusat tengah dan pinggir) dan sampel sebanyak 379 menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Pertanyaan ada 32 (4 butir pertanyaan identitas sub biaya langsung 23 butir dan variabel biaya tak langsung 10 butir. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif dan komparatif (Anova Satu Jalur/One Way Anova). Komponen biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh keluarga untuk pendidikan/pengeluaran rumah tangga (household expenditure) biaya langsung terdiri dari biaya pendaftaran ketika masuk (SMAN) uang pangkal masuk sekolah/pembangunan gedung daftar ulang pada waktu kenaikan kelas rata-rata SPP biaya rutin biaya praktikum ujian teori ujian praktek biaya buku pelajaran/latihan/LKS langganan majalah sewa buku teks membeli kertas biaya pengetikan biaya penjilidan foto copy tugas/PR biaya pergi ke dan pulang dari sekolah akses internet kegiatan intra/ekstra sekolah biaya kursus/les pelajaran/ privat remidi/mengulang matapelajaran yang nilai tidak baik uang wisuda biaya pengambilan ijazah dan legalisir. Komponen biaya tak langsung terdiri biaya kost biaya makan/minum/jajan telepon/sms surat menyurat chatting/akses internet tamasya kelas/study tour/ refreshing periksa ke dokter/beli obat/olah raga membeli produk kosmetik (bedak/wewangian/hand body/sampo/brish/salon dll) dan membeli baju/tas/sepatu/assesoris. Besarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan siswa SMAN di Jawa Timur rata-rata per tahun biaya langsung Rp 7.726.667 00 dan biaya tak langsung Rp 3.213.333 00 sehingga biaya pendidikan Rp 10.940.000 00. Jika 3 tahun menempuh pendidikan menengah untuk biaya langsung Rp 23.180.000 00 dan biaya tak langsung Rp 9.640.000 00 sehingga biaya pendidikan sebesar Rp 32.820.000 00. Biaya langsung tak langsung dan biaya pendidikan ada perbedaan yang signifikan pembiayaan pendidikan siswa SMAN berdasarkan geografi ekonomi di Propinsi Jawa Timur. Biaya langsung paling tinggi ditanggung siswa di Gresik Batu Surabaya dan Banyuwangi. Biaya tak langsung paling tinggi ditanggung siswa di Surabaya Gresik Batu dan Banyuwangi. Biaya pendidikan paling tinggi ditanggung siswa di Gresik Batu Surabaya dan Banyuwangi. Untuk itu (1) siswa agar lebih bijaksana. (2) orang tua diharapkan mulai sekarang untuk menyisihkan pendapatan (menabung/asuransi pendidikan) untuk mempersiapkan biaya pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (3) sekolah hendaknya menentukan besarnya pungutan yang dikenakan setiap siswa SMAN di Propinsi Jawa Timur. (4) pejabat Departemen Pendidikan Nasional di Jawa Timur memberikan patokan-patokan dalam hal pembiyaan pendidikan dan memberikan subsidi kepada siswa SMAN yang pandai tetapi dalam ekonomi keluarga kurang. Dan (5) peneliti dan akademisi lainnya untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang biaya pendidikan dalam hubungannya dengan geografi ekonomi. Memperluas wilayah geografi ekonomi atau biaya pendidikan antara sekolah negeri dan sekolah swasta baik SD SMP SMA serta Perguruan Tinggi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S2 Manajemen Pendidikan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 28 Jul 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57347

Actions (login required)

View Item View Item