Finayanti, Juwita (2019) Pengembangan panduan konseling kawruh jiwa untuk mengarahkan meaning of life siswa SMA / Juwita Finayanti. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
RINGKASAN Finayanti Juwita. 2018. Pengembangan Panduan Konseling Kawruh Jiwa untuk Mengarahkan Meaning of Life Siswa SMA. Tesis Program S2 Jurusan Bimbingan dan Konseling Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Hj. Nur Hidayah M.Pd dan (II) Dr. H. Adi Atmoko M.Si. Kata Kunci konseling Kawruh Jiwa nilai-nilai kawruh jiwa meaning of life Konseling Kawruh Jiwa merupakan konseling indigenous yang berlatar belakang budaya Jawa. Konseling indigenous adalah konseling yang memiliki unsur sistem pengetahuan dan praktik masyarakat tempat individu menginternalisasi sistem pengetahuan dan praktik perilakunya. Pelaksanaan layanan konseling di Indonesia kebanyakan mengadopsi konseling dari Barat. Terdapat perbedaan antara konseling Barat dan Indonesia hal tersebut menjadi kendala konselor dalam pelaksanaan konseling. Konseling Kawruh Jiwa menjadi alternatif solusi terhadap kebutuhan konseling khas budaya Indonesia khususnya budaya Jawa Mataraman. Perlu adanya kesadaran utamanya pengampu Bimbingan dan Konseling bahwa konseling indigenous adalah sebuah keharusan di sebuah negara dengan kemajemukan budaya yang tinggi seperti Indonesia. Makna hidup melibatkan salah satu komponen yakni komponen objektif yang berasal dari nilai budayanya. Nilai-nilai kawruh jiwa yang merupakan hasil pemikiran Ki Ageng Suryomentaram seorang pangeran Jawa. Jadi meaning of life seseorang merupakan hasil nilai-nilai budaya yang mana nilai-nilai kawruh jiwa menjadi komponennya. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan produk panduan konseling Kawruh Jiwa untuk mengarahkan meaning of life siswa SMA yang memiliki kriteria layak dan berterima secara teoritis maupun praktis sehingga dapat menjadi layanan konseling di sekolah dalam membantu mengarahkan meaning of life siswa. Penelitian ini mengadaptasi model rancangan penelitian dan pengembangan Borg Gall. Subjek yang diteliti adalah siswa SMA dan konselor di SMAN 1 Jetis Ponorogo. Terdapat sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan yakni penelitian dan studi pendahuluan perencanaan pengembangan produk pengembangan produk awal uji coba tahap awal revisi produk awal uji coba pengguna utama revisi produk lanjutan uji coba operasionalisasi produk revisi produk akhir dan diseminasi hasil pengembangan. Uji coba dalam penelitian ini diawali dengan uji ahli media pembelajaran terhadap kelayakan produk sebagai media pembelajaran uji ahli konseling terhadap kelayakan produk sebagai panduan konseling dan uji ahli budaya (kawruh jiwa) terhadap kelayakan nilai-nilai kawruh jiwa dalam panduan konseling. Uji coba dilanjutkan dengan uji calon pengguna produk yakni konselor terhadap isi materi konseling dalam panduan dan diakhiri dengan uji keefektifan produk terhadap sasaran layanan yakni siswa SMAN 1 Jetis Ponorogo. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen penilaian ahli media pembelajaran instrumen penilaian ahli konseling instrumen penilaian ahli budaya inventori meaning of life siswa berbudaya Jawa Mataraman. Data hasil pengembangan melalui analisis validitas rater (ahli) uji wilcoxon uji paired t-test dan interpretasi data. Ahli media ahli konseling dan ahli budaya memberikan penilaian terhadap panduan dengan kategori layak digunakan sebagai media konseling untuk konselor dan layak digunakan untuk melakukan konseling. Ada perbedaan antara siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment. Berdasarkan uji keefektifan panduan ini efektif untuk mengarahkan meaning of life. Penelitian ini mengajukan saran-saran untuk konselor dan peneliti selanjutnya (1) pemanfaatan bagi konselor untuk melatih keterampilan konseling Kawruh Jiwa konselor dapat berlatih dengan sesama kolega konselor (2) peneliti selanjutnya karena penelitian ini terbatas pada subjek disatu sekolah yakni SMAN 1 Jetis Ponorogo maka peneliti yang berminat diharapkan dapat mengembangkan lebih lanjut pada populasi (siswa) yang lebih luas. Misalkan pada SMA se Kabupaten Ponorogo sehingga generalisasi menjadi lebih luas. Akan tetapi perlu dilakukan need assessment terlebih dahulu pada sekolah sampel sebelum dilakukan uji keefektifan produk.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Bimbingan dan Konseling (BK) > S2 Bimbingan dan Konseling |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 03 Jan 2019 04:29 |
Last Modified: | 14 Oct 2019 03:25 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/56963 |
Actions (login required)
View Item |