Pengembangan panduan pelatihan keterampilan manajemen konflik kolaboratif pada siswa SMP / Aprilia Tina Lidyasari - Repositori Universitas Negeri Malang

Pengembangan panduan pelatihan keterampilan manajemen konflik kolaboratif pada siswa SMP / Aprilia Tina Lidyasari

Lidyasari, Aprilia Tina (2011) Pengembangan panduan pelatihan keterampilan manajemen konflik kolaboratif pada siswa SMP / Aprilia Tina Lidyasari. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tesis. Program Studi Bimbingan dan konseling. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dr. Dany. M. Handarini. MA (2) Dr.Triyono M.Pd Kata Kunci pengembangan panduan pelatihan keterampilan manajemen konflik kolaboratif problem based learning (PBL). Konflik ada di setiap kehidupan. Konflik dapat muncul kapan saja dan di mana saja termasuk interaksi dalam kelompok remaja. Konflik muncul ketika dua individu mempunyai persepsi mengenai perbedaan kepantingan (Pruitt Rubin 1986). Konflik dapat membuat seseorang menjadi produktif salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan manajemen konflik kolaboratif. Namun kenyataannya tidak semua orang memiliki keterampilan manajemen konflik secara optimal sehingga konflik seringkali diabaikan atau tidak terselesaikan. Berdasarkan realita tersebut maka dikembangkan panduan pelatihan keterampilan manajemen konflik untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memanajemen konflik kolaboratif (win-win). Pengembangan panduan pelatihan keterampilan manajemen konflik kolaboratif diadaptasi dari prosedur Borg Gall (1983) yang dikemas dalam tiga tahapan yaitu tahap studi pendahuluan tahap pengembangan dan tahap uji coba. Kegiatan yang dilakukan pada tahap studi pendahuluan adalah melakukan asesmen kebutuhan dan studi literatur. Hasil need assesment pada empat SMP di Malang dan Yogyakarta diperoleh data yaitu belum ada panduan yang digunakan konselor sebagai panduan pelatihan keterampilan manajemen konflik kolaboratif. Kemudian dari analisa literatur menunjukkan bahwa keterampilan manajemen konflik kolaboratif sangat dibutuhkan di SMP. Jenis keterampilan yang dikembangkan mengacu pada teori five handling conflict Thomas-Killman yang memiliki dua keterampilan dalam manajemen konflik kolaboratif yaitu keterampilan asertif yang tinggi dan keterampilan kooperatif yang tinggi. Semua siswa SMP bisa diberikan pelatihan keterampilan manajemen konflik kolaboratif dengan asumsi bahwa siswa SMP adalah memiliki keterampilan manajemen konflik walaupun dalam kategori yang berbeda-beda.. Kegiatan pada tahap pengembangan adalah menyusun draf panduan merumuskan tujuan umum tujuan khusus mengembangkan alat evaluasi serta menentukan strategi pelatihan. Tahap ini menghasilkan prototype panduan pelatihan keterampilan manajemen konflik kolaboratif yang berupa buku panduan bagi konselor buku panduan bagi siswa Pada tahap pasca pengembangan yaitu tahap uji coba oleh ahli konselor dan kelompok terbatas (siswa). Hasil penilaian ahli konselor menunjukkan bahwa Panduan Pelatihan Keterampilan Manajemen konflik kolaboratif Bagi Siswa SMP telah memenuhi kriteria akseptabilitas bila ditinjau dari aspek kegunaan kelayakan ketepatan dan kepatutan. Hal ini didasarkan pada penilaian ahli dan konselor bahwa Panduan pelatihan Keterampilan Manajemen konflik kolaboratif Bagi Siswa SMP ini sangat berguna layak tepat dan memiliki kepatutan untuk dijadikan pedoman pelatihan keterampilan manajemen konflik kolaboratif . Hasil analisis dan pengukuran awal dan akhir pelatihan pada 16 siswa yang mendapatkan pelatihan dengan 8 siswa dengan intervensi PBL (kelompok eksperiman) dan 8 siswa intervensi BKp (kelompok kontrol) menunjukkan peningkatan setelah diberi perlakuan untuk PBL bilamana dibandingkan dengan keterampilan manajemen konflik ketika diberi intervensi BKp. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan oleh peneliti (pada kelompok eksperimen) dan konselor (pada kelompok kontrol) dilakukan pada waktu yang bersamaan. Rata-rata skor siswa dengan intervensi PBL semula 93 25(kriteria kurang terampil) menjadi 101 75 (kriteria terampil) sedangkan rata-rata skor siswa dengan intervensi BKp semula 90 125(kriteria kurang terampil) menjadi 97 375(criteria rendah). Beda antara kelompok eksperimen dan control adalah 4 375%. Untuk melihat efektifitas antara PBL dan BKp dilakukan uji Mann-Whitney. Hasil analisis Mann-Whitney adalah 0 003

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Bimbingan dan Konseling (BK) > S2 Bimbingan dan Konseling
Depositing User: library UM
Date Deposited: 27 Oct 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/56423

Actions (login required)

View Item View Item