Pengembangan panduan pelatihan emotional lateracy untuk siswa SMP / Syahril - Repositori Universitas Negeri Malang

Pengembangan panduan pelatihan emotional lateracy untuk siswa SMP / Syahril

Syahril (2011) Pengembangan panduan pelatihan emotional lateracy untuk siswa SMP / Syahril. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tesis Program Studi Bimbingan dan Konseling. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Prof. Dr. Marthen Pali M.Psi Pembimbing (II) Dr. Dany M. Handarini M.A. Kata kunci pengembangan panduan pelatihan emotional literacy. Masa remaja disebut sebagai periode storm and stress atau badai dan tekanan karena pada masa ini remaja mengalami ketegangan emosi sebagai akibat dari perubahan fisik dan pembesaran kelenjar. Meningginya emosi terjadi karena mereka berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu. Persiapan diri yang kurang terhadap perubahan yang cepat dan dramatis sangat memungkinkan memicu terjadinya masalah- masalah yang serius seperti kasus tawuran dan perkelahian antarpelajar kasus bunuh diri dan lain-lain sebagainya Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi problema emosi yang dialami oleh remaja adalah dengan membuat panduan pelatihan emotional literacy. Panduan pelatihan emotional literacy yang dikembangkan sebagai bekal siswa untuk mempersiapkan diri dan pedoman bagi konselor sekolah dalam membantu siswa mengembangkan pengetahuan dan melatih emotional literacy terutama dalam hal mengekspresikan perasaanya kepada orang lain. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yaitu menyusun salah satu media bimbingan dan konseling dalam bentuk panduan pelatihan emotional literacy untuk siswa SMP. Tujuan pengembangan ini adalah (1) menghasilkan panduan pelatihan emotional literacy yang memenuhi kriteria akseptabilitas (kegunaan kelayakan ketepatan dan kepatutan) dan (2) menghasilkan panduan pelatihan emotional literacy yang efektif meningkatkan emotional literacy siswa SMP. Produk pengembangan ini mengggunakan teori emotional literacy dari Steiner. Model pengembangan produk menggunakan model Borg Gall yang kemudian dimodifikasi menjadi tiga tahapan pengembangan yaitu pra pengembangan pengembangan dan pasca pengembangan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan adalah melakukan need assesment dan studi literatur. Kegiatan tahap pengembangan adalah menghasilkan prototipe panduan pelatihan emotional literacy berupa buku panduan konselor dan buku panduan siswa. Tahap pascapengembangan terdiri dari tiga tahap yaitu uji ahli (seorang ahli bimbingan dan konseling) uji kelompok kecil/uji konselor (2 konselor) dan uji kelompok terbatas/ uji siswa (8 siswa). Hasil penilaian ahli dan konselor menunjukkan bahwa panduan pelatihan emotional literacy yang dikembangkan telah memenuhi kriteria akseptabilitas (kegunaan kelayakan ketepatan dan kepatutan). Analisis pretest dan postest pelatihan yang dilakukan pada uji kelompok terbatas (siswa) dengan skala emotional literacy menunjukkan bahwa terjadi peningkatan emotional literacy siswa pada keenam keterampilan yang dilatihkan dari ketegori kurang terampil menjadi terampil. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil uji statistik Wilcoxon diperoleh harga Z -2.530a dengan Asymp. Sig. (2-tailed) 0 011 945 0 05 maka dapat disimpulkan bahwa panduan pelatihan emotional literacy yang dikembangkan dengan teknik role playing efektif meningkatkan emotional literacy siswa SMP. Berdasarkan hasil uji ahli uji kelompok kecil dan uji kelompok terbatas terhadap pengembangan panduan pelatihan emotional literacy yaitu buku panduan konselor dan siswa telah memenuhi kriteria akseptabilitas (kegunaan kelayakan ketepatan dan kepatutan) yang tinggi dan efektif meningkatkan emotional literacy siswa SMP. Oleh karena itu produk pengembangan ini dapat dijadikan sebagai panduan konselor untuk membantu siswa dalam aspek pribadi-sosial khususnya dalam membantu mencapai aspek kematangan emosi siswa SMP. Agar pelaksanaan pelatihan emotional literacy dapat mencapai hasil yang baik maka konselor perlu memiliki kompetensi teknis khususnya dalam memimpin sebuah kelompok dan mempertimbangkan kecenderungan tiap individu mengekspresikan emosi dan meminta maaf yang dibentuk oleh latar belakang budaya tertentu.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Bimbingan dan Konseling (BK) > S2 Bimbingan dan Konseling
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 26 Oct 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/56422

Actions (login required)

View Item View Item