Penerapan model experiential learning sebagai strategi untuk meningkatkan kemampuan coping self-talk bago calon konselor / Irene Maya Simon - Repositori Universitas Negeri Malang

Penerapan model experiential learning sebagai strategi untuk meningkatkan kemampuan coping self-talk bago calon konselor / Irene Maya Simon

Simon, Irene Maya (2011) Penerapan model experiential learning sebagai strategi untuk meningkatkan kemampuan coping self-talk bago calon konselor / Irene Maya Simon. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tesis Jurusan Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Marthen Pali M.Psi. (II) Dr. Triyono M.Pd. Kata kunci model experiential learning coping self-talk. Konseling merupakan psychological process yang dinamis dan mengandung pergerakan di antara dan di dalam pikiran-pikiran baik konselor maupun konseli. Dengan kata lain dalam setiap hubungan konseling paling sedikit terdapat tiga percakapan yang terjadi yaitu percakapan umum wicara-dalam-diri (self-talk) konselor dan wicara-dalam-diri (self-talk) konseli. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa self-talk memberikan pengaruh yang besar terhadap emosi dan perilaku seseorang. Oleh karena itu penting bagi seorang konselor untuk mampu mengendalikan self-talk (coping self-talk) sehingga dia mampu menyelenggarakan konseling terapeutik dengan baik. Melihat tuntutan kompetensi tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran tertentu bagi para calon konselor (dalam hal ini adalah mahasiswa S1 jurusan bimbingan dan konseling) sehingga kemampuan coping self-talk calon konselor tersebut meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research) yang diterapkan pada 43 mahasiswa semester 4 (empat) program studi bimbingan dan konseling. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana pada siklus pertama dilaksanakan dalam 8 (delapan) pertemuan dan pada siklus kedua dilaksanakan dalam 5 (lima) pertemuan. Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara diskusi antara peneliti dosen pembimbing mitra peneliti dan dosen pembina mata kuliah. Pada akhir kegiatan dilakukan focus group discussion (FGD) antara peneliti dan beberapa mahasiswa yang mewakili beberapa kelompok self-talk. Semua kegiatan dicatat dalam Jurnal Pengalaman Belajar (JPB) yang merekam aktivitas pikiran self-talk dan konsekuensi yang diperoleh dan dirasakan para mahasiswa selama proses tersebut. Berdasarkan data yang tercatat di dalam jurnal pengalaman belajar self-talk tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian positif dan negatif kemudian dihitung persentase individu maupun kelompoknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-talk mahasiswa meningkat di akhir perkuliahan. Pada akhir siklus pertama self-talk positif mahasiswa sebesar 72% dan self-talk negatif sebesar 28%. Pada akhir siklus kedua self-talk positif mahasiswa meningkat menjadi 90% dan self-talk negatif mahasiswa menurun menjadi 10%. Hal ini berarti bahwa model experiential learning dapat digunakan sebagai suatu strategi dalam meningkatkan kemampuan coping self-talk para mahasiswa calon konselor. Berikut skenario experiential learning-nya (1) concrete experience dosen mengarahkan mahasiswa untuk mengalami proses pembelajaran dengan memperhatikan self-talk mereka (2) reflective observation dosen meminta mahasiswa untuk menuliskan pengalaman mereka dalam Jurnal Pengalaman Belajar (JPB) dan lalu mengumpulkannya (3) abstract conceptualization dosen memberikan balikan terhadap JPB para mahasiswa dengan memberikan tanda positif dan atau negatif terhadap pandangan mereka self-talk dan kemudian konsekuensi mereka sehingga mahasiswa dapat memiliki gambaran tentang pengalaman self-talk mereka. Dosen kemudian meminta mahasiswa untuk menuliskan dalam JPB tentang rencana-rencana mereka untuk dapat menggunakan self-talk positif (melakukan coping self-talk) pada pertemuan selanjutnya (4) active experimentation dosen mengarahkan mahasiswa untuk mencobakan rencana-rencana yang telah mereka tuliskan dalam JPB untuk menggunakan coping self-talk. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar model ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran para calon konselor terutama pada matakuliah dasar konseling dan matakuliah yang merupakan praktikum. Untuk dapat membantu meningkatkan coping self-talk mahasiswa perlu diberikan pemahaman mengenai makna dan pentingnya coping self-talk bagi mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode classroom meeting yaitu suatu metode dimana para mahasiswa berkesempatan untuk sharing experience mengenai coping self-talk yang telah mereka alami.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Bimbingan dan Konseling (BK) > S2 Bimbingan dan Konseling
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 05 Sep 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/56382

Actions (login required)

View Item View Item