Keefektivan konseling kelompok realitas untuk meningkatkan perilaku disiplin siswa di sekolah / Bernardus Widodo - Repositori Universitas Negeri Malang

Keefektivan konseling kelompok realitas untuk meningkatkan perilaku disiplin siswa di sekolah / Bernardus Widodo

Widodo, Bernardus (2009) Keefektivan konseling kelompok realitas untuk meningkatkan perilaku disiplin siswa di sekolah / Bernardus Widodo. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

A B S T R A K Widodo Bernardus.2009. Keefektivan Konseling Kelompok Realitas Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah. Tesis. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Dany. M. Handarini M.A. Pembimbing (II) Dr. Imanuel Hitipeuw M.A. Kata Kunci hakekat disiplin pengendalian diri konseling kelompok realitas. Kedisiplinan merupakan bagian penting dalam pendidikan baik dalam konteks pendidikan formal non formal maupun dalam pendidikan informal. Kedisiplinan hendaknya dipandang sebagai sebuah kekuatan positif dan konstruktif yang memungkinkan terwujudnya berbagai piranti untuk membentuk konsistensi prediktabilitas kenyamanan dan lingkungan yang benar guna pembelajaran dan pendidikan. Disiplin pada hakikatnya bukan hanya merupakan kepatuhan pada norma yang dipaksakan dari luar melainkan merupakan kemampuan mengendalikan diri yang didasarkan pada keinginan untuk menciptakan keteraturan dan ketertiban di dalam kehidupan. Lemahnya pengendalian diri pada individu/siswa akan berdampak pada terbentuknya perilaku menyimpang yang disebut sebagai masalah disiplin yang menggejala dalam bentuk pelanggaran terhadap tata tertib sekolah seperti perilaku membolos terlambat masuk sekolah ribut di kelas ngobrol di kelas saat guru sedang menjelaskan mata pelajaran tidak mengenakan atribut sekolah secara lengkap menyontek. Bimbingan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan mempunyai tanggungjawab mengatasi masalah disiplin siswa di sekolah melalui pelayanan bimbingan dengan cara-cara dan teknik bimbingan konseling yang bersifat tidak menghukum. Konseling kelompok realitas oleh William Glasser dapat diajukan sebagai model pemberian layanan bagi konselor untuk meningkatkan perilaku disiplin siswa yang bercorak konseling bukan menghukum. Model ini diharapkan memiliki aspek kepraktisan untuk menolong individu/siswa dalam mengontrol hidupnya agar menjadi lebih baik dapat belajar bertingkahlaku secara realistik dan bertanggungjawab. Penelitian kuantitatif dengan rancangan eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling kelompok realitas dalam meningkatkan perilaku disiplin siswa di sekolah yang ditandai dengan meningkatnya aspek pengendalian diri dan menurunnya perilaku indisipliner siswa. Penelitian dilakukan dalam dua kegiatan utama. Kegiatan pertama adalah penyusunan bahan perlakuan dalam bentuk panduan pelaksanaan konseling kelompok realitas berupa naskah tulis. Secara operasional model pengembangannya berisi prosedur pelaksanaan konseling kelompok realitas dengan model WDEP yang meliputi enam tahapan yaitu tahap keterlibatan tahap eksplorasi kebutuhan (wants) tahap arah dan tindakan (direction and doing) tahap evaluation tahap perencanaan (planning) dan tahap terminasi. i Kegiatan kedua merupakan kegiatan inti yaitu pelaksanaan konseling kelompok realitas dengan menggunakan panduan konseling yang telah diuji kelayakannya. Penelitian dilaksanakan di SMK PGRI Wonoasri Caruban Madiun dengan jumlah subyek sebanyak 8 siswa. Ke-8 subyek penelitian ini secara riil memiliki perilaku indisipliner yang menggejala dalam bentuk pelanggaran tata tertib sekolah yaitu membolos terlambat masuk sekolah tidak mengenakan atribut sekolah secara lengkap ribut di kelas dan ngobrol di kelas. Untuk mengetahui efektivitas konseling kelompok terapi realitas dalam meningkatkan perilaku disiplin siswa di sekolah dipergunakan dua model alat ukur. Yang pertama alat ukur dalam bentuk skala pengendalian diri dan yang kedua alat ukur dalam bentuk obeservasi tingkahlaku langsung. Hasil analisis dari pengukuran sebelum dan setelah dilakukan perlakuan dengan pendekatan konseling kelompok realitas kepada 8 subyek penelitian menunjukkan bahwa subyek mengalami peningkatan skor rata-rata untuk ke-3 aspek pengendalian diri sebagai berikut (a) pada post test I kontrol perilaku rata- sebesar 23 70% pada post test II rata rata sebesar 24 74% (b) kontrol kognitif pada post test I sebesar 27 60% pada post test II terjadi peningkatan rata-rata sebesar 27 86% dan (c) kontrol keputusan pada post test I rata-rata sebesar 23 18% pada post test II terjadi peningkatan rata-rata sebesar 23 44%. Secara statistik pengukuran pertama diperoleh signifikan pada taraf 0 011 untuk kontrol perilaku 0 011 untuk kontrol kognitif dan 0 010 untuk kontrol keputusan. Pada pengukuran statistik kedua dari ke-3 aspek pengendalian diri masing-masing diperoleh signifikan pada taraf 0 011. Hasil olah data yang menunjukkan terjadinya peningkatan pada ke-3 aspek pengendalian diri tersebut diduga sebagai pengaruh dari perlakuan konseling kelompok realitas yang diikuti oleh 8 subyek penelitian. Hasil analisa alat ukur observasi tingkah laku langsung terhadap jenis perilaku membolos perilaku terlambat dan perilaku tidak mengenakan atribut sekolah secara lengkap untuk semua subyek juga menunjukkan adanya penurunan rata-rata frekuensi/jumlah perilaku indisipliner sebagai berikut sebelum konseling rata-rata sebesar 9 5 setelah konseling pada pengukuran pertama rata-rata frekuensi/jumlah perilaku melanggar terjadi penurunan hingga mencapai 4 0. Pada pengukuran kedua terjadi penurunan rata-rata mencapai 2 6. Dari kedua pengukuran tersebut menunjukkan adanya perbedaan sebesar 2 4. Untuk jenis perilaku melanggar ngobrol dan ribut dikelas berdasarkan hasil observasi tingkah laku langsung pada semua subyek menunjukkan penurunan durasi sebagai berikut sebelum konseling durasi perilaku sebesar 198 menit setelah konseling pada pengukuran pertama rata-rata durasi menjadi 76 menit (76 ) ada pengurangan durasi sebesar 122 menit (-122). Pada pengukiuran kedua rata-rata menjadi 71 menit lima detik (71.5) terjadi pengurangan durasi perilaku melanggar sebesar 126 menit lima detik (-126.5 ). Hasil pengukuran pertama dan pengukuran kedua menunjukkan adanya perbedaan pengurangan durasi sebesar empat menit lima detik (-4.5).

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Bimbingan dan Konseling (BK) > S2 Bimbingan dan Konseling
Depositing User: library UM
Date Deposited: 22 Dec 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/56260

Actions (login required)

View Item View Item