Perubahan sosial masyarakat pasca penutupan lokalisasi Betiring di Desa Banjarsari Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik / Farisah Nur Rahmi - Repositori Universitas Negeri Malang

Perubahan sosial masyarakat pasca penutupan lokalisasi Betiring di Desa Banjarsari Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik / Farisah Nur Rahmi

Rahmi, Farisah Nur (2018) Perubahan sosial masyarakat pasca penutupan lokalisasi Betiring di Desa Banjarsari Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik / Farisah Nur Rahmi. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

i RINGKASAN Rahmi Farisah Nur. 2018. Perubahan Sosial Masyarakat Pasca Penutupan Lokalisasi Betiring Di Desa Banjarsari Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Malang. Pembimbing 1) Dr. I Nyoman Ruja SU. 2) Agus Purnomo M.Pd. Kata Kunci Perubahan Sosial Penutupan Lokalisasi Lokalisasi Betiring Keberadaan lokalisasi memiliki dampak ekonomi yang mencolok bagi masyarakat Desa Betiring. Bukan hanya dampak positif yang dirasakan masyarakat terdapat pula dampak negatif sehingga Pemerintah Kabupaten Gresik memutuskan untuk menutup Lokalisasi Betiring. Kebijakan penutupan lokalisasi ini menimbulkan perubahan sosial dalam masyarakat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana Proses Penutupan Lokalisasi Di Dusun Betiring Kecamatan Cerme Gresik . 2) Bagaimana kondisi sosial masyarakat pra penutupan Lokalisasi di Dusun Betiring Kecamatan Cerme Gresik . 3) Bagaimana perubahan sosial masyarakat pasca penutupan Lokalisasi di Dusun Betiring Kecamatan Cerme Gresik . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi naratif serta hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif. Penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data yang digunakan adalah model interaktif Miles and Huberman yang terdiri dari pengumpulan data penyajian data reduksi data dan verifikasi data. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan 3 kesimpulan penelitian sebagai berikut Pertama Penutupan Lokalisasi Betiring dilakukan pada tanggal 8 Agustus 1993 melalui operasi gabungan TNI Polisi dan Satpol PP dan berlangsung secara kooperatif. Namun setelah penutupan masih dijumpai praktik prostitusi secara sembunyi-sembunyi. Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Gresik mengeluarkan Peraturan Daerah 07 tahun 2002 yang selanjutnya diperbarui dalam Peraturan daerah nomor 22 tahun 2004 tentang pelarangan pelacuran dan perbuatan cabul. Kedua Lingkungan lokalisasi menyebabkan pola atau gaya hidup masyarakat yang immoral dan melanggar norma dan nilai kesusilaan dinggap biasa. Selain itu keberadaan Lokalisasi Betiring memberikan dampak yang positif terhadap ekonomi masyarakat. Ketiga Penutupan Lokalisasi Betiring berdampak pada kondisi sosial budaya. Begitupula menurunnya penghasilan pelaku bisnis prostitusi. Penutupan Lokalisasi Betiring Dinilai masih belum berhasil hal tersebut dikarenakan masih ditemukan praktik prostitusi secara illegal. Dalam keadaan tersebut terdapat tiga aspek yang mendukung resiliensi dalam keluarga untuk bertahan yaitu 1) kelekatan keluarga 2) sistem kepercayaan 3) strategi copying. Oleh sebab itu diterapkan Perda No 22 Tahun 2004 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan saran bagi peneliti selanjutnya adalah menjelaskan mengenai pemberdayaan yang tepat bagi masyarakat terdampak penutupan Lokalisasi Betiring dampak psikologi dan resiliensi para WTS dan Mucikari di Lokalisasi.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sosiologi > S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 27 Aug 2018 04:29
Last Modified: 09 Sep 2018 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/55958

Actions (login required)

View Item View Item