Strategi adaptasi grup musik dangdut Cansaw Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar tahun 1993-2014 / Agus Ika Prayoga - Repositori Universitas Negeri Malang

Strategi adaptasi grup musik dangdut Cansaw Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar tahun 1993-2014 / Agus Ika Prayoga

Prayoga, Agus Ika (2015) Strategi adaptasi grup musik dangdut Cansaw Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar tahun 1993-2014 / Agus Ika Prayoga. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Prayoga Agus Ika. 2015. Strategi Adaptasi Grup Musik Dangdut Cansaw Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar tahun 1993-2014. Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing Drs. Irawan M.Hum. Kata Kunci Dangdut Cansaw Electone Musik dangdut berasal dari Deli dan merupakan bagian dari musik Melayu yang mendapat pembauran dengan musik Arab dan India. Sejak muncul tahun 1970an musik dangdut di Indonesia mempunyai banyak aliran. Aliran dalam musik dangdut bertambah banyak seiring kebebasan masyarakat mendefinisikan musik dangdut pasca Orde Baru. Dalam perkembangan musik dangdut Rhoma Irama memberikan pembaruan ke dalam unsur dangdut dan menciptakan aliran baru yaitu rock dangdut. Cansaw adalah grup dangdut yang berada di Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar yang dibentuk tahun 1993. Selama perjalanannya grup Cansaw mengalami dinamika atau naik turun dalam hal popularitas dan frekuensi penampilan. Berdasarkan faktor pendorong perubahan dari dalam grup maupun dari masyarakat Cansaw melakukan adaptasi agar tetap bisa mempertahankan eksistensinya di masayarakat terutama pecinta dangdut. Penelitian ini memiliki tiga rumusan masalah yang dikaji yaitu (1) bagaimana perkembangan aliran dangdut di Indonesia (2) bagaimana dinamika grup musik dangdut Cansaw tahun 1993 hingga 2014 dan (3) strategi adaptasi grup dangdut Cansaw tahun 1993 hingga 2014. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk (1) mengidentifikasi perkembangan aliran dangdut di Indonesia (2) menganalisis dinamika grup musik dangdut Cansaw tahun 1993 hingga 2014 dan (3) mengidentifikasi strategi adaptasi grup musik dangdut Cansaw tahun 1993 hingga 2014. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah. Metode sejarah dimulai dengan pemilihan topik yaitu menentukan topik yang akan ditulis heuristik atau pengumpulan sumber kritik sumber yaitu menguji kebenaran informasi baik dari materi mapun substansi meliputi kritik ekstern untuk menilai keautentikan sumber dan kritik intern untuk menilai kebenaran isi sumber dan kesaksian. Langkah selanjutnya adalah interpretasi atau mencari makna dari fakta yang diperoleh dan historiografi. Metode sejarah lisan digunakan karena masih memungkinkan untuk menggali informasi dari pelaku sejarah melalui wawancara serta dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa (1) pada awal muncul tahun 1970an dangdut mendapatkan ejekan dari penggemar pop dan rock. Pembaruan dalam musik dangdut di Indonesia terjadi sekitar tahun 1970an ketika Rhoma Irama dan grupnya Soneta mengadopsi musik rock ke dalam musik dangdut. Lambat laun musik dangdut mulai digemari dan pada akhirnya menjadi musik nasional yang diakomodir pemerintah pada tahun 1990an. Selain aliran rock dangdut terdapat aliran pop dangdut dangdut manis dangdut etnik dan dangdut trendy. Pasca Orde Baru aliran dalam musik dangdut semakin banyak dengan berkembangnya musik dangdut di daerah-daerah karena kebebasan untuk menafsirkan musik dangdut di masing-masing daerah. Hal itu membuat munculnya aliran baru seperti koplo tarling dan saluang Minang. (2) Grup musik dangdut Cansaw Musica berdiri tahun 1993 pada saat musik dangdut diakomodir oleh pemerintah menjadi musik nasional. Aliran dangdut Cansaw ketika awal dibentuk adalah rock dangdut dan pop dangdut. Setelah Orde Baru frekuensi penampilan Cansaw Musica turun karena proses perizinan yang sulit dari pihak keamanan. (3) Terdapat faktor-faktor yang mendorong Cansaw untuk melakukan adaptasi. Bentuk strategi yang dilakukan Cansaw untuk melakukan adaptasi adalah mulai mengupayakan jalur baru musik dangdut melalui Cansaw Electone. Pembentukan Cansaw Electone sebagai upaya untuk mempertahankan bendera Cansaw dan mendapatkan konsumen karena biaya menampilkan Cansaw Electone terjangkau dan tidak membutuhkan perizinan keamanan yang sulit. Cansaw menyesuaikan aliran dangdut sesuai dengan permintaan masyarakat. Strategi lain Cansaw untuk beradaptasi dengan tujuan mempertahankan eksistensi adalah melalui pergantian dan regenerasi personil serta melakukan pembinaan artis dan mendatangkan artis yang terkenal di Jawa Timur. Untuk generasi muda disarankan agar tidak salah memaknai musik dangdut yang seringkali hanya dianggap sebagai media hura-hura. Musik dangdut pada awalnya digunakan Rhoma Irama untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan agama. Dangdut dapat diartikan sebagai media untuk menyalurkan pengetahuan dan kemampuan dalam hal bernyanyi serta bermain musik. Untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti musik dangdut diharapkan agar penelitian terfokus pada musik electone yang banyak berkembang hingga saat ini.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: library UM
Date Deposited: 11 Jun 2015 04:29
Last Modified: 09 Sep 2015 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/55128

Actions (login required)

View Item View Item