Tinjauan gaya arsitektur Gua Selomangleng di Kabupaten Tulungagung sebagai pertapaan masa Mataram Kuno Jawa Bagian Timur dan muatan pendidikannya / Nainunis Aulia Izza - Repositori Universitas Negeri Malang

Tinjauan gaya arsitektur Gua Selomangleng di Kabupaten Tulungagung sebagai pertapaan masa Mataram Kuno Jawa Bagian Timur dan muatan pendidikannya / Nainunis Aulia Izza

Izza, Nainunis Aulia (2015) Tinjauan gaya arsitektur Gua Selomangleng di Kabupaten Tulungagung sebagai pertapaan masa Mataram Kuno Jawa Bagian Timur dan muatan pendidikannya / Nainunis Aulia Izza. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Izza Nainunis Aulia. 2014. Tinjauan Gaya Arsitektur Gua Selomangleng di Kabupaten Tulungagung Sebagai Pertapaan Masa Mataram Kuno Jawa Bagian Timur dan Muatan Pendidikannya. Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing Deny Yudo Wahyudi S.Pd. M.Hum. Kata Kunci gua selomangleng arsitektur pertapaan Gua Selomangleng Tulungagung adalah salah satu gua buatan di antara gua-gua alami di Kabupaten Tulungagung. Situs Gua Selomangleng Tulungagung dibangun dari monolith yang menghasilkan Ceruk I Ceruk II dan Batur. Masing-masing bangunan ini telah diidentifikasikan sebagai bangunan bercorak Hindu. Namun mengenai masa pembuatannya serta pemanfaatannya masih diperdebatkan. Adanya gua buatan yang berbentuk unik diantara gua-gua alami dan perdebatan mengenai masa pembuatan pemanfaatan serta muatan pendidikan yang ada di dalamnya menjadikan Gua Selomangleng Tulungagung menarik untuk dikaji. Berkaitan dengan itu maka diperlukan pembahasan mengenai permasalahan-permasalahan yang ada di Gua Selomangleng Tulungagung. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui (1) latar sejarah Gua Selomangleng Tulungagung (2) gaya arsitektur Gua Selomangleng Tulungagung dan (3) muatan pendidikan yang terdapat di Gua Selomangleng Tulungagung. Penelitian ini termasuk jenis penelitian arkeologi dan sejarah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data artefaktual dan tekstual. Sumber data artefaktual diperoleh dari survei permukaan. Sumber tekstual antara lain adalah data teks yang relevan dengan topik penelitian ini. Semua data yang diperoleh selanjutnya diidentifikasi dan dianalisis dengan cara menghubungkan berbagai sumber data yang diperoleh. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh tiga simpulan sebagai berikut pertama bangunan ini mulai dibangun pada masa Airlangga yang bertahta di Kerajaan Mataram Kuno Jawa bagian timur di abad XI M dan digunakan sampai dengan masa Kerajaan Majapahit. Gua Selomangleng Tulungagung difungsikan sebagai tempat bertapa para penganut Agama Rsi. Kedua Gua Selomangleng Tulungagung memiliki gaya arsitektur yang sederhana dan unik. Gaya arsitektur Gua Selomangleng Tulungagung menggambarkan gaya masa transisi dimana satu sisi mencerminkan gaya Mataram Kuno Jawa bagian tengah dan sisi lain mencerminkan gaya Mataram Kuno Jawa bagian timur. Selain itu terdapat gaya Majapahit yang tercermin pada ceruk I. Kepala kala dan figur di pintu ceruk I menunjukkan gaya Majapahit. Sedangkan relief yang ada di ceruk I menunjukkan gaya transisi dimana unsur-unsur Mataram Kuno Jawa bagian tengah lebih kuat dibuktikan dengan kedalaman pemahatan relief dan gaya pemahatan figur-figur dalam relief. Berdasarkan hasil pembahasan Relief Arjunawiwaha di dinding Gua Selomangleng Tulungagung dapat dilihat dari sisi sejarah seni edukasi dan makna yang terkandung di dalamnya. Muatan pendidikan yang dapat diambil dari latar sejarah dan gaya arsitektur Gua Selomangleng Tulungagung antara lain (1) Pemanfaatan untuk tahapan kehidupan Wanaprasta mengandung muatan pendidikan bahwa setiap orang harus menjalankannya setiap tahap kehidupannya dengan sebaik-baiknya (2) Perdebatan mengenai tahun pembuatan dan pemanfaatan Gua Selomangleng Tulungagung mengandung makna untuk selalu kritis dan saling menghargai perbedaan pendapat (3) Gua Selomangleng Tulungagung yang dibuat pada batu-batu besar yang dimodifikasi mengandung muatan pendidikan mengenai pentingnya kreativitas (4) Pemilihan busana Arjuna yang sederhana memberikan pelajaran bahwa dalam rangka menuntut ilmu seorang pelajar seharusnya bersikap sederhana dan fokus artinya tidak boleh tergoda dengan hal-hal negatif yang berpotensi mengganggu aktivitas menuntut ilmu (5) Relief yang menggambarkan Arjuna bersama lelaki tua mengandung muatan pendidikan untuk menghormati orang yang lebih tua.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 02 Jan 2015 04:29
Last Modified: 09 Sep 2015 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/55097

Actions (login required)

View Item View Item