Persepsi Orang Tua tentang Kelompok Bermain: Studi Kasus Kelompok Bermain Hidayatullah Pakisaji Malang oleh Ika Lestari - Repositori Universitas Negeri Malang

Persepsi Orang Tua tentang Kelompok Bermain: Studi Kasus Kelompok Bermain Hidayatullah Pakisaji Malang oleh Ika Lestari

Ika (2010) Persepsi Orang Tua tentang Kelompok Bermain: Studi Kasus Kelompok Bermain Hidayatullah Pakisaji Malang oleh Ika Lestari. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Setiap anak memiliki karakteristik yang unik. Ada yang hiperaktif ada juga yang pasif. Pada anak-anak yang berperilaku pasif diduga mereka terjangkit gangguan mutisme selektif yaitu gangguan berbicara yang terjadi pada anak karena mereka mengalami ketakutan yang berlebih terhadap interaksi sosial di sekolah atau tempat-tempat umum lainnya. Gangguan ini perlu untuk diminimalkan atau bahkan dihilangkan sebab selain mengganggu aktifitas anak di sekolah juga dapat mengganggu perkembangan anak. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai terapi bagi anak agar terbebas dari gangguan ini adalah permainan yang tepat antara lain dengan permainan konstruktif. Bagaimana perilaku anak yang ditengarai menderita gangguan mutisme selektif dapatkah permainan konstruktif dijadikan sebagai terapi untuk menangani gangguan tersebut dan apa perubahan yang terjadi pada anak mutisme selektif setelah bermain konstruktif . Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan secara mendetail tentang penerapan metode bermain konstruktif sebagai salah satu alternatif bagi penanganan anak mutisme selektif yang meliputi 1. perilaku anak yang ditengarai mengalami gangguan mutisme selektif di TK ABA 01 2. jenis bermain konstruktif seperti apa yang dapat dijadikan terapi bagi anak mutisme selektif di TK ABA 01 3. perubahan apa yang terjadi pada anak yang mutisme selektif di TK ABA 01 setelah bermain konstruktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan format studi kasus dalam hal ini kasus yang diangkat adalah Fauzi salah seorang siswa TK ABA 01 Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Ia merupakan satu-satunya siswa yang menderitan gangguan mutisme selektif di TK ABA 01. Teknik pengumpulan data adalah observasi wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan bulan Juni sampai dengan Agustus 2010. Hasil penelitian menujukkan bahwa (1) Ciri-ciri anak yang ditengarai mengalami gangguan mutisme selektif antara lain mampu berbicara dengan lancer di rumah tetapi berubah membisu ketika berada di sekolah ia juga enggan untuk berkomunikasi secara verbal dan lebih senang menggunakan bahasa tubuhnya seperti menggeleng ataupun mengangguk ciri-ciri tersebut ada pada Fauzi (2) Jenis bermain konstruktif yang dapat dijadikan sebagai terapi bagi anak mutisme selektif adalah permainan puzzle plastisin meronce dan permainan balok. Dari keempat jenis permainan setiap permainan mempunyai fungsi dan manfaat untuk membantu dalam menangani anak yang menderita gangguan mutisme selektif. Sehingga keempat jenis permainan tersebut dapat dijadikan sebagai terapi dalam menangani anak mutisme selektif. (3) Perubahan yang terjadi pada anak mutisme selektif setelah bermain konstruktif diantaranya a) bermain plastisin membantu untuk mengembangkan otot-otot kecil pada pergelangan b) meronce dapat membantu kestabilan motorik halus ketika akan memasukkan potongan-potongan sedotan atau manik-manik ke dalam tali. Kestabilan dalam memegang tali dan bahan-bahan roncean dapat digunakan untuk melatih ketrampilan motorik halusnya c) bermain puzzle memerlukan penggunaan ketrampilan motorik halus d) bermain balok akan membantu untuk mengembangkan gagasan serta imajinasi yang ada dalam fikiran menjadi sebuah karya nyata selain ketrampilan motorik halusnya akan terasah dengan bermain ini juga dapat meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas pada diri anak. Dengan berbagai variasi permainan yang sudah tersedia dan dilakukan dengan model berkelompok anak dengan gangguan mutisme selektif yang semula sukar untuk berbaur dengan teman di kelasnya sedikit demi sedikit bisa bergaul dan bekerjasama dengan temannya. Ia juga sudah mampu menujukkan ekspresinya saat ia senang. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar (1) Adanya penelitian lebih lanjut tentang model-model bermain yang dapat digunakan dalam menangani anak-anak yang mengalami gangguan perilaku (2) Perlu adanya test psikologi atau psikolog di sekolah agar jika ada anak yang memiliki perilaku yang berbeda dengan anak didik yang lain dapat dengan cepat diketahui oleh guru. Sehingga guru dapat sedini mungkin melakukan penanganan dengan cepat dan tepat (3) Jika sudah diketahui apa saja hal-hal yang menyebabkan anak berperilaku berbeda sebisa mungkin guru harus selalu memberikan pengawasan bimbingan dan motivasi agar anak dapat kembali tumbuh dan berkembang seperti anak pada umumnya (4)Bermain adalah metode belajar yang paling tepat untuk anak-anak prasekolah dalam mengembangkan aspek-aspek kecerdasannya. Oleh karena itu diharapkan sekolah taman kanak-kanak atau kelompok bermain memiliki beragam permainan agar anak tidak merasa jenuh berada di sekolah disamping itu agar kecerdasan mereka dapat tumbuh secara optimal. Karena bermain sama halnya dengan belajar itulah sebabnya mengapa anak mudah belajar sesuatu dengan bermain.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) > S1 Pendidikan Luar Sekolah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 14 Jul 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/5497

Actions (login required)

View Item View Item