Perkembangan motif bordir di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan tahun 1975-2013 serta nilai pendidikannya / Zakiyatul Rizki Maulida - Repositori Universitas Negeri Malang

Perkembangan motif bordir di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan tahun 1975-2013 serta nilai pendidikannya / Zakiyatul Rizki Maulida

Maulida, Zakiyatul Rizki (2016) Perkembangan motif bordir di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan tahun 1975-2013 serta nilai pendidikannya / Zakiyatul Rizki Maulida. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Maulida Zakiyatul. Rizki. 2015. Perkembangan Motif Bordir di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan Tahun 1975-2013 serta Nilai Pendidikannya. Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Dewa Agung G.A. M. Hum (II) Drs. Slamet Sujud P. J. M. Hum. Kata Kunci perkembangan motif bordir nilai pendidikan Motif bordir merupakan hasil cipta rasa dan karsa manusia yang diekspresikannya melalui kegiatan membordir. Bordir merupakan suatu bentuk kerajinan dan kesenian bagi masyarakat Bangil dan merupakan salah satu kebudayaan masyarakat Indonesia. Motif bordir di Kecamatan Bangil lebih didominasi dengan lingkungan alam sekitar para pengrajin bordir. Bangil merupakan sebuah kecamatan di wilayah Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur yang sebagian penduduknya berprofesi sebagai pengrajin bordir sehingga Kecamatan Bangil dikenal sebagai Bangil Kota Bordir Bang Kodir . Adapun alasan mengenai pemilihan judul karena Bangil memiliki potensi yang patut diperhitungkan yang selalu memodifikasi dan berinovasi terhadap motif-motif sebelumnya tanpa menghilangkan motif lama yang memiliki ciri tersendiri dari motif bordir Bangil. Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini antara lain 1. Bagaimana sejarah bordir di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan 2. Bagaimana perkembangan motif bordir di Kecamatan Bangil pada tahun 1975-2013 3. Bagaimana nilai pendidikan yang terkandung dalam seni bordir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan deskriptif dan dengan menggunakan metode sejarah. Adapun langkah-langkah dalam penelitian sejarah adalah 1. Pemilihan topik 2. Pengumpulan sumber (heuristik) 3. Kritik sumber (verifikasi) 4. Interpretasi dan 5. Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1. Sejarah bordir di Kecamatan Bangil sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu sekitar tahun 1975 yang dikerjakan oleh kaum wanita dengan sebagian besar dari kegiatannya yaitu sebagai ibu rumah tangga dan menjadi penjahit yang berkembang secara turun-temurun sampai berlanjut kepada anak cucu hingga sekarang. 2. Perkembangan motif bordir di Kecamatan Bangil dibagi menjadi tiga periode yaitu periode pertama pada tahun 1975-1994 periode kedua pada tahun 1995-2004 dan pada periode ketiga pada tahun 2005-2013. Perkembangan motif bordir periode pertama pada tahun 1975-1994 didominasi motif hewan dan tumbuhan antara lain motif merak motif bunga mawar motif bunga melati motif bunga krisan motif keong motif bunga sedap malam dan motif bunga sepatu. Penggunaan bordir pada periode ini masih diaplikasikan pada baju seprei dan kerudung. Pembuatan bordir pada periode ini masih menggunakan mesin bordir manual dan penggunaan benang bordir masih didominasi dengan warna yang sama pada kain. Perkembangan motif bordir periode kedua pada tahun 1995-2004 didominasi motif tumbuhan antara lain motif bunga mawar motif bunga melati motif bunga krisan motif bunga rerumputan dan motif bunga teratai. Penggunaan bordir pada periode ini mengalami perkembangan dari periode sebelumnya. Selain baju seprei dan kerudung di periode ini bordir sudah diaplikasikan pada mukenah. Dan pada pembuatannya sudah menggunakan mesin bordir listrik (dinamo). Penggunaan warna pada benang bordir sudah bervariasi yaitu sudah memadukan dua sampai tiga warna dalam satu kain. Perkembangan motif bordir periode ketiga pada tahun 2005-2013 didominasi motif hewan dan tumbuhan antara lain motif bunga melati motif bunga kamboja motif bunga songgolangit motif bunga krisan motif bunga tulip motif keong dan motif bunga sedap malam. Penggunaan bordir pada periode ini sudah semakin bervariasi contohnya penggunaan bordir dalam penutup galon tempat tisu dan taplak meja. Pembuatan bordir juga sudah menggunakan mesin bordir komputer namun masih banyak pengrajin bordir yang masih menggunakan mesin bordir listrik. Penggunaan warna benang bordir juga lebih banyak menggunakan variasi warna dalam satu kain bahkan bordir dipadukan juga dengan kain batik. 3. Nilai pendidikan yang terkandung dalam perkembangan motif bordir di Kecamatan Bangil adalah pendidikan karakter pendidikan moral dan muatan lokal dalam matapelajaran tata busana.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 06 Jan 2016 04:29
Last Modified: 09 Sep 2016 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/54838

Actions (login required)

View Item View Item