Kepanjen 2004-2014: perkembangan kota pasca dibentuk sebagai ibukota Kabupaten Malang / Winda Tri Astutik - Repositori Universitas Negeri Malang

Kepanjen 2004-2014: perkembangan kota pasca dibentuk sebagai ibukota Kabupaten Malang / Winda Tri Astutik

Astutik, Winda Tri (2015) Kepanjen 2004-2014: perkembangan kota pasca dibentuk sebagai ibukota Kabupaten Malang / Winda Tri Astutik. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Astutik Winda Tri. 2014. Kepanjen 2004-2014 Perkembangan Kota Pasca Ditetapkan Sebagai Ibukota Kabupaten Malang. Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Marsudi M.Hum (II) Dr. R. Reza Hudiyanto M.Hum. Kata Kunci Kepanjen Ibukota Kabupaten Malang Perpindahan Dalam sejarah kota-kota di Indonesia lahir dan berkembangnya suatu kota berawal dari suatu pusat pemerintahan kemudian berkembang menjadi suatu kota yang tidak hanya berfungsi secara politik tetapi juga secara ekonomi sosial dan budaya. Penguasa secara politis sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu kota. Perkembangan tersebut disebabkan karena kota mampu menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi kegiatan warganya. Kota Kepanjen merupakan salah satu kota yang berkembang karena faktor politis. Kebijakan penguasa telah mengubah Kota Kepanjen dari sebuah kota pedalaman menjadi ibukota kabupaten. Kabupaten Malang memiliki wilayah yang luas dan terdiri dari 33 kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut memiliki berbagai keungulan dan karakteristik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang terpilihnya Kepanjen sebagai Ibukota Kabupaten Malang yang baru. Selain itu perubahan status kota dari kota kecamatan menjadi ibukota kabupaten memicu sebuah permasalahan baru yakni kondisi sosial ekonomi Kepanjen yang berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu penelitian ini akan menjelaskan latar dipilihnya Kepanjen sebagai Ibukota Kabupaten Malang yang baru serta perkembangan sosial ekonomi yang dialami Kepanjen setelah ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Malang pada tahun 2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Metode tersebut terdiri dari lima tahap yaitu pemilihan topik heuristik (pengumpulan sumber tertulis peta dan sumber lisan/wawancara) kritik (internal dan eksternal) interpretasi (analisis dan sintesis) dan historiografi. Metode itu digunakan untuk menyusun fakta mendeskripsikan dan menarik kesimpulan tentang apa yang terjadi di masa lampau. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Kepanjen merupakan wilayah yang sering berubah status pemerintahan. Dalam perjalanan sejarahnya Kepanjen pada masa Kolonial Belanda berstatus Onderdistrik lalu menjadi Kawedanan pada masa kemerdekaan beralih menjadi Kecamatan dan pada tahun 2008 berkembang menjadi Ibukota Kabupaten (2) Kepanjen berkembang karena faktor eksternal yakni faktor politis bukan internal karena Kepanjen terletak di wilayah pedalaman. Kota-kota yang berkembang karena faktor internal adalah kota yang berada di pesisir laut (3) terjadi pergeseran jenis pekerjaan penduduk Kepanjen dari sektor agraris ke sektor perdagangan dan jasa. Penulisan karya ilmiah ini diharapkan mampu menginspirasi penulis lain untuk melakukan penelitian dengan topik lain yang lebih menarik karena ada banyak tema yang belum ditulis tentang sejarah Kabupaten Malang. sehingga sejarah lokal Kabupaten Malang akan lebih lengkap.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: library UM
Date Deposited: 02 Jan 2015 04:29
Last Modified: 09 Sep 2015 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/54763

Actions (login required)

View Item View Item