Sejarah paguyuban wayang kulit "Setio Laras" 1978-2012 Dusun Rembu Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto / Ika Wulan Actisya - Repositori Universitas Negeri Malang

Sejarah paguyuban wayang kulit "Setio Laras" 1978-2012 Dusun Rembu Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto / Ika Wulan Actisya

Actisya, Ika Wulan (2014) Sejarah paguyuban wayang kulit "Setio Laras" 1978-2012 Dusun Rembu Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto / Ika Wulan Actisya. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Actisya Ika Wulan. 2014. Sejarah Paguyuban Wayang Kulit Setio Laras 1978-2012 Dusun Rembu Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Drs. I Wayan Legawa M.Si. (II) Drs. Irawan M.Hum. Kata Kunci Wayang Kulit Paguyuban Setio Laras Mojokerto 12288 12288 12288 12288 Kesenian wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisional yang mampu bertahan di dalam era globalisasi. Salah satu paguyuban yang bergerak dalam melestarikan kesenian wayang kulit di Kabupaten Mojokerto adalah paguyuban Setio Laras . Paguyuban Setio Laras didirikan pada tahun 1978 oleh Bapak Hadi Suparto. Penelitian ini ditekankan tentang perkembangan dari paguyuban Setio Laras mulai dari awal berdiri hingga tahun 2012. Perkembangan paguyuban ini menarik untuk dikaji karena mampu bertahan dalam persaingan dengan budaya modernisasi. 12288 12288 12288 12288 Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana latar belakang berdirinya paguyuban Setio Laras di Kabupaten Mojokerto (2) Bagaimana perkembangan paguyuban Setio Laras (1978-2012) di Kabupaten Mojokerto . Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan sejarah berdirinya paguyuban Setio Laras serta perkembangannya dalam dunia seni pertunjukkan tahun 1978-2012. 12288 12288 12288 12288 Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah terdiri dari lima tahapan yaitu (1) pemilihan topik (2) heuristik yaitu tahapan untuk pengumpulan data baik primer maupun sekunder (3) kritik sumber atau verifikasi yaitu tahapan untuk menguji keabsahan sumber yang diperoleh (4) interpretasi yaitu penggambaran data dan informasi yang sudah diolah agar mudah dipahami (5) historiografi tahapan dalam penyajian data penelitian secara sistematis. 12288 12288 12288 12288 Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa berdirinya paguyuban Setio Laras tidak lepas dari peran Bapak Hadi Suparto. Kecintaan beliau terhadap seni pewayangan yang mendorong beliau untuk belajar mendalang dengan cara nyantrik di dalang senior. Faktor ekonomi juga mempengaruhi pilihan beliau untuk menjadi cantrik dari Dalang Suleman. Perkembangan paguyuban Setio Laras pada tahun 1984 hingga tahun 1990an berada pada masa kejayaannya. Perkembangan paguyuban ini sempat mengalami kemunduran akibat dari adanya masuknya video layar tancap pada tahun 1994 dan krisis moneter 1997. Pengakuan UNESCO pada tahun 2003 tidak membawa perubahan dalam perkembangan paguyuban ini. Paguyuban ini mulai mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2012 berkat upaya yang dilakukan oleh Bapak Hadi Suparto dengan mengikuti sarasehan yang diadakan oleh pemerintah. 12288 12288 12288 12288 Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat membahas keberadaan paguyuban sebagai organisasi yang bergerak untuk komersialisasi kesenian wayang kulit. Selain itu keberadaan paguyuban yang mulai terpinggirkan dalam era globalisasi menarik untuk dikaji. Perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat telah mempengaruhi makna dari keberadaan paguyuban.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 01 Oct 2014 04:29
Last Modified: 09 Sep 2014 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/54747

Actions (login required)

View Item View Item